Pariwisata dan surplus perdagangan. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Darmin Nasution, menebar optimistis perekonomian Indonesia di hadapan puluhan para penerima “WE 100 Enterprises Award” di Jakarta, Jumat (29/6). Berbagai faktor eksternal, ekonomi global yang memberikan dampak pada perekonomian nasional. Defisit neraca perdagangan Indonesia menunjukkan tren kenaikan sampai dengan Mei 2018.
Di hadapan para penerima apresiasi tersebut, sektor pariwisata dinilai pemerintah dapat menjadi penjinak defisit tersebut dalam waktu yang cepat dan dalam jangka pendek. Wajar saja pemerintah sangat gencar mempromosikan pariwisata dalam negeri dan memanfaatkan momentum Asian Games 2018 di Indonesia untuk mempromosikan pariwisata Indonesia.
Berdasarkan data statistik Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia pada Mei 2018 naik 4,55% bila dibandingkan dengan jumlah pada periode yang sama tahun lalu. Jumlah wisatawan tersebut naik dari 1,15 juta menjadi 1,20 juta. Sementara bila dibandingkan dengan April 2018, jumlah kunjungan wisatawan tersebut turun 7,65%.
Apabila kumulatif jumlah kunjungan sampai dengan Mei 2018 mengalami kenaikan sebesar 11,89% dibandingan dengan periode yang sama tahun 2017. Bulan Juni kabar baiknya, neraca perdagangan menunjukkan surplus. Sepanjang semester pertama tahun 2018, surplus terjadi hanya dua kali. Pertama, bulan Maret dan kedua, bulan Juni. Bulan Maret menunjukkan surplus US$1,12 miliar dan surplus Juni sebesar US$1,17 miliar. Adapun pada bulan Juni menunjukkan nilai ekspor sebesar US$13 miliar, sedangkan impor sebesar US$11,26 miliar.
Bulan depan dan beberapa bulan selanjutnya, harusnya pariwisata dapat memperoleh banyak kejutan dari para pelancong. Perhelatan akbar Asian Games yang digelar di Jakarta dan Palembang dapat meningkatkan jumlah pelancong untuk menyaksikan kompetisi ini dan tentunya berharap akan merembet ke kunjungan mereka ke lokasi-lokasi wisata dan wisata belanja yang ada di Indonesia.