Bergandengan Tangan untuk Keluar dari Tekanan
Ibaratnya sebuah roda yang berputar, perjalanan itu tidak selalu ada di atas. Ada naik turunnya, namun bisnis harus terus berjalan. Yang terpenting adalah bagaimana mampu bertahan dengan melakukan strategi yang tepat pada saat kondisi yang baik maupun tidak baik. Di sini peran seorang pemimpin sangat menentukan.Pemimpin yang top adalah yang mampu bertahan di kondisi apapun.
Menurut pengamatan Warta Ekonomi, dalam beberapa tahun terakhir, industri keuangan boleh dibilang yang sedang mengalami kondisi tidak baik itu. Endingnya di tahun 2017 lalu, sebagai momentum perbaikan, tahun berikutnya industri keuangan secara umum mulai mencatatkan kinerja positif. Sektor perbankan tumbuh 14,40%, pembiayaan tumbuh 13,61%, dan asuransi tumbuh 4,59%. Demikian pula sekuritas, pembiayaan ekspor, pegadaian, lembaga penjamin, dan pembiayaan lainnya, semua dapat menjalankan perannya dengan cukup baik.
Di balik kinerja positif itu, Warta Ekonomi meyakini ada peran pemimpin yang menentukan. Namun apapun yang dilakukan adalah hal yang tidak mudah, ada berbagai tantangan yang dihadapi, seperti kondisi lingkungan bisnis yang terus berubah. Mengapresiasi keberhasilan pemimpin perusahaan keuangan yang telah berhasil melewati tantangan itu, Warta Ekonomi menggelar Warta Ekonomi Financial Top Leader 2019, merupakan penghargaan kepada pemimpin perusahaan terbaik di sektor keuangan.
Suwandi Wiratno, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) dalam kesempatan malam penghargaan, membenarkan bahwa pertumbuhan sektor pembiayaan dalam 5 tahun terakhir kurang menggembirakan. Ada beberapa tantangan yang dihadapi, tekanan likuiditas menjadi yang paling krusial. Hal itu membuat pemain industri pembiayaan berguguran, dari sebelumnya berjumlah 203 saat ini hanya tinggal 181 perusahaan.
Bagi perusahaan yang bertahan, menurut Suwandi, mereka selalu berpikir kondisi tersebut akan segera berakhir dan pasti ada jalan keluar dari tekanan. Ada beberapa hal yang dilakukan perusahaan yang bertahan, antara lain membangun dan share aset registry, sebab menurutnya para pemain harus saling bergandengan tangan.
Yang tidak kalah penting adalah digitalisation, sebab teknologi akan membuat kegiatan bisnis menjadi lebih efisien. Ke depan, perusahaan pembiayaan juga akan mengadopsi teknologi blockchain, karena bisa memotongg third party.Dengan demikian terjadi post effectiveness karena tidak perlu membayar ke penyedia barang.
Terakhir, mewaspadai financial technologi ( fintech). Memang saat ini belum terjadi pesaing perusahaan pembiayaan dengan fintech. Namun perusahaan tidak boleh lengah, suatu saat kalau infrastruktur sudah siap, bisa jadi fintech akan masuk, sebab secara hukum adalah hal legal. Sebelum itu terjadi, perusahaan pembiayaan harus mengambil langkah, memaksimalkan teknologi digital.