Tampilkan di aplikasi

Enakan mana kerja di luar negeri atau di Indonesia

Majalah Warta Ekonomi - Edisi 05/XXIX/2019
21 Mei 2019

Majalah Warta Ekonomi - Edisi 05/XXIX/2019

Fasilitas dan budaya kerja / Foto : Agus Aryanto

Warta Ekonomi
Pepatah bilang dari pada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri. Artinya bagaimanapun enaknya hidup di negeri orang, masih lebih enak hidup di negeri sendiri. Keinginan untuk lebih dekat dengan keluarga, dan berbagai alasan lain membuat diaspora memutuskan pulang ke Indonesia.

Sepintas besarnya gaji yang ditawarkan bekerja di luar negeri membuat orang tertarik. Menurut minimum-wage.org (2019), gaji per tahun Indonesia tergolong rendah, hanya US$1.027 per tahun, sekitar Rp14 juta (kurs Rp14.000).Sementara jika melihat beberapa negara tetangga dan negara yang menjadi tujuan diaspora, menawarkan gaji minimal 4-20 kali lebih besar.Namun menurut Tiffany Adriana, diaspora yang pernah bekerja di Belanda selama 8 tahun, gaji atau finansial yang kelihatannya jauh lebih tinggi itu sebetulnya semu dan relatif. Sebab gaji besar berbanding lurus dengan gaya hidup dan kebutuhan yang juga besar.

Seperti di Singapura, biaya sekali makan bisa mencapai Rp60-80 ribu, dan biaya sewa apartemen satu bulan bisa sama dengan biaya sewa apartemen 4 bulan di Indonesia. Begitu juga di Hongkong, yang tercatat memiliki biaya hidup termahal di Asia setelah Jepang.Untuk pekerjaan, tiap negara memiliki budaya kerja yang berbeda-beda. Di Eropa, saat bekerja orangtidak melakukan hal lain, sehingga sangat produktif meski hanya bekerja dalam waktu singkat.

Karena itu jumlah hari libur bisa sangat banyak, mencapai 6 minggu, ditambah cuti bekerja yang bisa sampai 25-30 hari. Banyaknya waktu libur untuk menjaga kesehatan fisik dan mental para karyawan, yang berpengaruh pada produktivitas karyawan.
Majalah Warta Ekonomi di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI