Komedian Indro Warkop seringkali menegaskan bahwa kegiatan atau profesi melawak adalah sebuah kegiatan yang serius. Lawak secara harafiah memang berarti lucu atau jenaka. Namun soal membuat materi lawakan yang benar-benar lucu sehingga bisa membuat orang tertawa, itu adalah sebuah pekerjaan yang tidak mudah dan tentunya sangat serius. Logika berpikir yang sama juga berlaku pada dunia game.
Dalam Bahasa Indonesia artinya tentu adalah permainan. Namun ketika berbicara tentang produk game dalam konteks sebuah industri, dengan nilai perputaran uang yang ada di dalamnya, percayalah… kita sudah tidak bisa main-main! Sepertinya tanggal 13 April 2019 akan tercatat dalam sejarah Indonesia, atau mungkin juga dunia, betapa pada sebuah acara resmi debat Calon Presiden Indonesia, terselip satu bahasan tentang ‘permainan’.
Dua tokoh nasional yang tentunya sangat serius, saat itu berdiskusi tentang Mobile Legend (ML), sebuah game yang sedang booming dan sangat digandrungi oleh kalangan muda di seluruh dunia. Tak terkecuali di Indonesia. “Data yang Saya punya, pada tahun 2017 lalu saja perputaran uang industri game di Indonesia mencapai Rp11 triliun hingga Rp12 triliun, dengan porsi pertumbuhan sampai 25 hingga 30 persen per tahun.
Sangat besar,” ujar Presiden Jokowi Widodo, dalam acara debat tersebut Data yang dipaparkan Presiden tersebut dikonfirmasi oleh Presiden Asosiasi Game Indonesia (AGI), Cipto Adiguno, dalam perbincangannya dengan Warta Ekonomi, di Bilangan Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Menurut Cipto, pada dasarnya tidak ada data resmi yang bisa secara persis menunjukkan seberapa besar pasar industri game di Indonesia. Hal itu lantaran dalam prosesnya transaksi game terjadi langsung (peer to peer) antara si gamers dengan sang pemilik konten atau distributor game itu sendiri.
