Tidur salah satu kebutuhan utama anak yang sama pentingnya dengan kebutuhan primer lainnya, seperti makan, minum, sandang, rasa aman, kasih sayang, rohani, dan lainnya. Kebutuhan tidur yang cukup tidak bisa dianggap remeh mengingat besarnya manfaat untuk perkembangan jiwa maupun raga anak.
Sayangnya, sengaja atau tidak sengaja, kita kerap mengabaikan kebutuhan anak yang satu ini. Karena terdesak oleh kesibukan orangtua, jadwal aktivitas anak yang padat, dan berbagai alasan. Khususnya untuk anak-anak di kota besar, mungkin sudah lumrah jam tidur malamnya mundur dan waktu bangun paginya dimajukan supaya terhindar dari macet untuk berangkat ke sekolah.
Selama berpraktik sebagai psikolog anak, saya sempat menerima beberapa kasus yang berlatar belakang anak mengalami kekurangan tidur. Ada anak yang dicurigai mengalami gangguan konsentrasi dalam belajar oleh gurunya di sekolah atau mengalami gangguan emosional, karena sering ‘uring-uringan’ di sekolah.
Ketika ditelusuri, ternyata si anak tidak memiliki gangguan perkembangan. Penyebabnya sederhana, mereka hanya kurang tidur. Kondisi tubuh yang lelah dan mengantuk memunculkan berbagai perilaku seolah-olah anak mengalami gangguan konsentrasi dan emosi.
