Berawal dari sebuah tugas akhir, Nina bersama kedua saudarinya berhasil menciptakan GoGirl! yang mampu bersaing dengan majalah sejenis berlisensi luar negeri. Memulai bisnis di usia 20-an, bukan hal yang mudah untuk ketiganya. Beragam penolakan dan penyesuaian dihadapi ketika bertemu sejumlah calon vendor ataupun klien.
Bahkan dalam wawancara dengan satu media, mereka menuturkan memperoleh iklan dari agensi di tahun keempat. Di tahun-tahun pertama perintisan, tiga bersaudara tersebut rela mengurangi waktu tidur untuk menetapkan konsep acuan majalah ke depannya. Tak menutup kenyataan juga, mereka bertiga bekerja sendiri demi memangkas biaya karyawan.
Perjuangan dan jerih payah ketiganya berbuah manis. GoGirl! eksis di tengah serbuan media digital saat ini. Walaupun begitu, GoGirl! tak menutup mata dengan perubahan zaman, salah satu peningkatannya lewat portal gogirlmagz.com. Konten-konten inspiratif, tips, dan trik yang membahas hal-hal jarang terpikirkan menjadi nilai tambah bisnisnya.
Kesuksesan yang berhasil diraih pun tidak lepas dari gaya kepemimpinan Nina yang tidak senang mendikte anggota timnya. Dia masih kerap turun tangan untuk menyunting konten yang akan ditampilkan.
Tidak hanya itu, dia juga memilih berunding dalam mengambil keputusan. Baginya, kesepakatan bersama merupakan hal yang memang harus dicapai. Selain aktif menjaga ‘ruh’ GoGirl!, dia termasuk publisher muda yang inovatif.
Salah satunya berhasil menyelenggarakan Resonation pada April 2017. “Saya seringkali bermimpi untuk menciptakan suatu acara yang dapat mendorong generasi muda dan wanita di Indonesia. Namun, saya tidak pernah memiliki keberanian untuk mewujudkannya. Melalui Resonation, saya berharap dapat mendorong para perempuan untuk bermimpi besar.
