Tampilkan di aplikasi

Guru, (bukan lagi) pahlawan tanpa tanda jasa

Majalah Womens Obsession - Edisi 11/2018
26 November 2018

Majalah Womens Obsession - Edisi 11/2018

Tidak ada orang hebat tanpa didikan seorang guru.

Womens Obsession
Lagu hymne guru selalu sakral setiap tanggal 25 November. Gubahan Sartono, guru musik SMP swasta di Madiun, itu akan dinyanyikan para murid yang umumnya tergabung dalam sebuah koor. Hymne guru menjadi suguhan wajib sejak 1980, ketika pemerintah menetapkannya sebagai lagu wajib nasional. Namun, tak banyak orang tahu jika sejak 2007 ada sebaris liriknya yang diubah.

Lirik terakhir, yakni ‘tanpa tanda jasa’ yang kerap dijadikan padanan kata untuk sebutan guru yang mengajar tanpa pamrih, sudah tidak ada lagi. Bait ‘tanpa tanda jasa’ diubah menjadi ‘pembangun insan cendikia’. Tepatnya, pada 27 November 2007 perubahan pada kalimat terakhir disepakati dan ditandatangani oleh Dirjen PMPTK Depdiknas dan ketua pengurus besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Hal itu juga diperkuat dengan surat edaran Persatuan Guru Republik Indonesia Nomor 447/Um/PB/XIX/2007 tanggal 27 November 2007. Selidik punya selidik, perubahan dilakukan seiring munculnya sejuta harapan. Kalimat ‘tanpa tanda jasa’ terkesan mengurangi pentingnya profesi guru, sehingga lirik tersebut diganti dengan ‘pembangun insan cendekia’ yang membuat profesi guru terasa membumbung tinggi, terangkat, dan mulia.

Sejatinya harkat dan derajat guru memang harus ditinggikan. Apa pasal? Tidak ada orang hebat tanpa didikan seorang guru. Laksana penuntun masa depan, guru akan berjalan paling depan sebagai penunjuk jalan, berdiri di samping sebagai teman bertukar pikiran, dan mendorong dari belakang saat semangat menurun.

Bagi sebuah bangsa, guru menjadi pahlawan terdepan dalam fase-fase kehidupan. Indonesia memiliki RA Kartini yang merindukan majunya pendidikan. Iwan Fals menyuarakan Oemar Bakri sebagai pesan perjuangan bagi para guru yang dinihilkan. Lalu, ingat film Laskar Pelangi? Mata para pemirsa dimanjakan dengan perjuangan guru dan murid-murid untuk mengubah kehidupan.
Majalah Womens Obsession di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI