Tampilkan di aplikasi

Sedotan plastik

Majalah Womens Obsession - Edisi 02/2019
22 Februari 2019

Majalah Womens Obsession - Edisi 02/2019

Bahaya penggunaan plastik bagi lingkungan memang tidak main-main. / Foto : Istimewa

Womens Obsession
Dewasa ini, kampanye diet plastik sudah marak dicanangkan. Tidak hanya oleh organisasi, pemerintah daerah di Indonesia juga sudah mengeluarkan larangan penggunaan plastik di pusat perbelanjaan. Bogor salah satunya. Pemerintah kota setempat resmi memberlakukan peraturan pelarangan penyediaan kantong plastik di ritel modern dan pusat perbelanjaan sejak 1 Desember 2018.

Bahaya penggunaan plastik bagi lingkungan memang tidak main-main. Sayangnya selain kantong plastik, sedotan plastik juga masih banyak digunakan hampir di seluruh dunia. Baru-baru ini kampanye untuk tidak menggunakan sedotan plastik juga tengah gencar dilakukan. Penjualan sedotan dengan bahan lain kini mulai dilirik. Sebab, tidak bisa dipungkiri jika penggunaan sedotan sangat membantu. Berikut fakta dan sejarah sedotan.

1. Sedotan tertua ditemukan di makam bangsa Sumeria dari masa 3.000 SM. Artefak sedotan tersebut terbuat dari emas berlapis batu mulia lazuli.

2. Pada tahun 1800-an sedotan berbahan jerami mulai banyak digunakan orang.

3. Pada tahun 1937, Joseph B. Friedman mengembangkan inovasi sedotan dengan menciptakan bisa ditekuk bagian atas.

4. Sebesar 500 juta sedotan Pastik per harinya dibuang oleh masyarakat dunia, setelah sekali digunakan

5. Indonesia sendiri diperkirakan menyumbang 93 juta batang sedotan per hari. Jika sedotan tersebut direntangkan bisa mencapai 16.784 km atau sama dengan jarak tempuh dari Jakarta ke Meksiko.
Majalah Womens Obsession di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI