Maka tak heran pada Computex 2016, banyak vendor yang mencoba menggali lebih dalam potensi ini dengan mengimingimingi gamers dengan pengalaman bermain yang lebih seru: VR (virtual reality). VR menawarkan pengalaman bermain yang lebih nyata. Visualisasi 360 derajat, membawa kita masuk dalam permainan. Sehingga tak heran ketika banyak vendor yang memamerkan VR dan perangkat pendukungnya di acara ini. Sebut saja Asus yang memperkenalkan prototipe VR headsetnya yang disebut-sebut akan meluncur pada 2017.
Penyedia perangkat mobile juga tak ketinggalan untuk memamerkan kemampuan VR mereka. Samsung membawa Galaxy S7 yang disandingkan dengan GearVR untuk memberikan pengalaman VR kepada pengunjung. Agar lebih terasa, disiapkan juga kursi Anda yang bisa berputar 360 derajat agar Anda lebih terbawa pada simulator peperangan antar galaksi dan roller coaster yang tengah disajikan.
Sayangnya, realitas ini masih harus dibayar mahal. Untuk bisa menciptakan realitas 360 derajat yang realtime itu dibutuhkan performa komputasi dan grafis yang hebat. Dan itu harus ditebus dengan harga tak murah. Untuk perangkat VR HTC Vive atau Oculus Rift misalnya, spesifikasi minimal yang bisa disebut VR-ready setidaknya menghabiskan Rp 12juta. Untuk mendapatkan pengalaman yang mulus, mesin tak bising, siap-siap saja merogoh kocek hingga puluhan juta.
AMD juga melihat VR sebagai potensi masa depan untuk dunia PC. Kendala mahalnya perangkat VR-ready dipecahkan AMD dengan memperkenalkan kartu grafis VRready, Radeon RX 480. Perangkat ini punya arsitektur teranyar Radeon, Polaris. Dengan Polaris, AMD bercitacita untuk membawa pengalaman bermain di perangkat konsol ke PC. Arsitektur Polaris berhasil membuat RX 480 berperforma 62,5 fps (frame perdetik). Sedikit diatas grafis seharga Rp9jutaan yang menghasilkan 58,7fps. Padahal RX 480 hanya dipatok diharga Rp 3jutaan saja.
