Tampilkan di aplikasi

Buku Cipta Pustaka Utama hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Hati Sebening Embun

Kumpulan Cerpen Piliah

1 Pembaca
Rp 35.000 9%
Rp 32.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 96.000 13%
Rp 27.733 /orang
Rp 83.200

5 Pembaca
Rp 160.000 20%
Rp 25.600 /orang
Rp 128.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Hati Sebening Embun merupakan kumpulan cerpen pilihan yang berusaha menyelami berbagai masalah kehidupan sehari-hari. Seluruh bangun cerita yang ditampilkan benar-benar ada di sekitar kita; entah di sekitar kita tinggal, tempat kerja, atau bahkan di dalam kehidupan bangsa ini. Melalui pesan-pesan yang tersirat dalam setiap cerita, penulis mencoba menyuguhkan respon sejernih embun terhadap berbagai masalah kehidupan sehari-hari seperti masalah perselingkuhan anak manusia, penyakit misterius, tangisan bayi sepanjang malam sampai masalah keteladanan dalam mendidik anak.

Kalau ada bayi yang menangis sepanjang malam, orang cenderung menduga bahwa bayi tersebut menangis karena kehausan, ngompol, digigit nyamuk ataupun kepanasan. Namun jarang yang "membaca" tangisan bayi tersebut dari sebab-sebab "di luar itu senua" namun sangat mempengaruhi terhadap si bayi. Seperti perilaku ibunya yang kasar dan suka menyakiti hati orang lain. Fenomena tersebut diungkap penulis pada cerpen "Tangisan Bayi". Pada cerpen lainnya "Penyakit Misterius", penulis juga menyuguhkan perspektif lain dalam membaca berbagai fenomena kehidupan.

Sedangkan pada cerpen "Hati Sebening Embun", penulis menampilkan cerita seorang istri yang memiliki kearifan yang luar biasa dalam menyikapi suaminya yang selingkuh dengan wanita lain. Beberapa tahun ia memendam kesabaran karena tak ingin terjadi keretakan dalam rumah tangganya. Ternyata kearifan dan kesabaran si istri itulah yang membuat hati suaminya luruh. Akhirnya dengan penuh kesadaran, sang suami meninggalkan selingkuhannya dan kembali kepada istrinya yang sejatinya memiliki cinta yang begitu tulus, kesetiaan yang begitu mendalam dan ketabahan yang begitu besar dalam menjaga keutuhan rumah tangga.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Mokh. Syaiful Bakhri

Penerbit: Cipta Pustaka Utama
ISBN: 9789799933795
Terbit: Mei 2008 , 102 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Hati Sebening Embun merupakan kumpulan cerpen pilihan yang berusaha menyelami berbagai masalah kehidupan sehari-hari. Seluruh bangun cerita yang ditampilkan benar-benar ada di sekitar kita; entah di sekitar kita tinggal, tempat kerja, atau bahkan di dalam kehidupan bangsa ini. Melalui pesan-pesan yang tersirat dalam setiap cerita, penulis mencoba menyuguhkan respon sejernih embun terhadap berbagai masalah kehidupan sehari-hari seperti masalah perselingkuhan anak manusia, penyakit misterius, tangisan bayi sepanjang malam sampai masalah keteladanan dalam mendidik anak.

Kalau ada bayi yang menangis sepanjang malam, orang cenderung menduga bahwa bayi tersebut menangis karena kehausan, ngompol, digigit nyamuk ataupun kepanasan. Namun jarang yang "membaca" tangisan bayi tersebut dari sebab-sebab "di luar itu senua" namun sangat mempengaruhi terhadap si bayi. Seperti perilaku ibunya yang kasar dan suka menyakiti hati orang lain. Fenomena tersebut diungkap penulis pada cerpen "Tangisan Bayi". Pada cerpen lainnya "Penyakit Misterius", penulis juga menyuguhkan perspektif lain dalam membaca berbagai fenomena kehidupan.

Sedangkan pada cerpen "Hati Sebening Embun", penulis menampilkan cerita seorang istri yang memiliki kearifan yang luar biasa dalam menyikapi suaminya yang selingkuh dengan wanita lain. Beberapa tahun ia memendam kesabaran karena tak ingin terjadi keretakan dalam rumah tangganya. Ternyata kearifan dan kesabaran si istri itulah yang membuat hati suaminya luruh. Akhirnya dengan penuh kesadaran, sang suami meninggalkan selingkuhannya dan kembali kepada istrinya yang sejatinya memiliki cinta yang begitu tulus, kesetiaan yang begitu mendalam dan ketabahan yang begitu besar dalam menjaga keutuhan rumah tangga.

Pendahuluan / Prolog

Prakata Penulis
Hati Sebening Embun merupakan kumpulan cerpen pilihan yang mencoba memahami realitas lain di balik realitas yang tampak dalam berbagai fenomena kehidupan sehari-hari. Seremeh apa pun fenomena yang ada dalam kehidupan ini, pastilah ada “sesuatu” di baliknya yang patut untuk direnungkan dan “dipetik” pelajarannya.

Misalnya, fenomena tangisan bayi. Kalau ada bayi yang menangis, lazimnya orang memandang bahwa bayi tersebut menangis oleh sebab-sebab seperti kehausan, ngompol, digigit nyamuk, kepanasan, ketakutan ataupun masalah bayi lainnya. Jarang yang membaca tangisan tersebut dari sebab-sebab “di luar itu semua”, namun sangat mempengaruhi kehidupan si bayi. Contohnya, prilaku ibunya yang kasar dan suka menyakiti hati orang lain.

Tangisan bayinya merupakan protes atas sikap ibunya yang mencederai dan melukai hati orang lain. Hawa kasar dan amarah yang menyelimuti sang ibu, membuat si bayi merasa tidak nyaman berada dalam dekapan ibunya. Fenomena tersebut diungkap penulis dalam cerpen “Tangisan Bayi”. Penulis menuturkan bahwa pada saat bayi menyusu, selain terjadi proses transfer sari pati makanan dari sang ibu kepada si bayi, juga terjadi proses psikologis. Apa yang dialami oleh sang ibu, akan turut dirasakan oleh si bayi. Bila perasaan ibunya sedang senang ataupun sedih, perasaan bayi yang sedang menyusu juga demikian; bila sang ibu jiwanya tengah diliputi oleh amarah dan kedengkian, si bayi akan merasakan imbasnya.

Pada cerpen “Pesan dari Bung Karno”, penulis juga berusaha membaca fenomena dalam kehidupan sosial-politik yang keruh dalam perspektif yang lebih jernih. Pada cerpen tersebut, penulis mengisahkan tentang seorang bernama Kosim yang mimpi bertemu dengan Bung Karno, Presiden Pertama Republik Indonesia. Dalam mimpinya, Bung Karno berpesan kepadanya: “Teteskan air yang jernih kepada muridmuridmu!” Setelah bangun dari tidurnya, pesan tersebut masih terngiang-ngiang di benak Kosim. Namun ia kesulitan menafsirkan arti pesan tersebut.

Akhirnya, setelah ia membaca realitas sosial dan politik yang sedang terjadi yaitu aksi kekerasan politik yang terjadi di berbagai tempat di Jawa Timur-- menyusul manuver para elit politik di Jakarta yang mengeluarkan berbagai penyataan politik yang sangat panas dan bermaksud menjatuhkan Presiden yang sangat dihormati oleh para konstituen di Jawa Timur- -sayup-sayup ia mulai bisa menafsirkan apa yang terkandung di balik pesan mimpi tersebut. Bahwa rakyat akar rumput itu tak ubahnya seperti ikan di dalam air: mabuk bila tiba-tiba air yang semua jernih diobok-obok. Maka ketika para elit politik mengobok obok percaturan politik nasional, imbasnya akan meluas kepada rakyat yang membela figur yang tengah diobokobok tersebut.

Untuk melampiaskan kekesalan terhadap para elit politik, rakyat kecil yang tak memiliki cara sehat untuk meluapkan ekspresi politik selain menebang pohonpohon di sepanjang jalan dan membakar kantor partai politik yang turut dan memprakarsai kekisruhan politik tersebut. Dengan demikian, “Teteskan air yang jernih…” merupakan pesan untuk para elit politik agar lebih arif dan lebih sehat dalam melakukan manuver politik. Para elit politik diharapkan mampu “meneteskan air yang jernih” di tengah-tengah carut-marutnya realitas kehidupan sosial dan politik di negeri ini.

Sementara cerpen lainnya menyinggung tema keluarga, agama dan kesehatan. Tentu saja, dengan pendekatan yang mencoba membaca realitas lain di balik realitas yang tampak. Tema yang bersentuhan dengan masalah agama diwakili oleh cerpen “Mata Batin Sang Kiai”, “Kepak Sayap Pipit” dan “Haji Mabrur”; cerpen yang mengetengahkan cerita keluarga yaitu “Hati Sebening Embun”, “Tangisan Bayi” dan “Terlahir Tanpa Tangisan”; cerpen yang menuturkan kisah yang berkaitan dengan masalah kesehatan dan agama adalah cerpen “Penyakit Misterius” . Selamat membaca, semoga dapat merasakan kesejukan sebening embun pagi dengan membaca kumpulan cerpen pilihan ini. Amin.

Sidogiri, April 2008

Penulis

Mokh. Syaiful Bakhri - Lahir di Pasuruan, 29 Januari 1971, Pekerjaan Guru Sosiologi SMAN 1 Gondangwetan. Pendidikan: SDN Sidogiri Kraton Pasuruan (Lulus 1985), SMPN Pohjentrek Pasuruan (Lulus 1988), SMA Nurul Jadid Paiton Probolinggo (Lulus 1991), Ilmu Hubungan Masyarakat Universitas Hasanuddin Sulawesi Selatan (Lulus 1996).

Daftar Isi

Sampul
Daftar Isi
Prakata Penulis
Kata Pengantar
Bagian Pertama: Pesan Dari Bung Karno
Bagian Kedua: Hati Sebening Embun
Bagian Ketiga: Mata Batin Sang Kiai
Bagian Keempat: Penyakit Misterius
Bagian Kelima: Kepak Sayap Pipit
Bagian Keenam: Tangisan Bayi
Bagian Ketujuh: Terlahir Tanpa Tangisan
Bagian Kedelapan: Haji Mabrur
Tentang Penulis