Menjadi dai pedalaman tak ada gajinya, apalagi atas kemauan sendiri. Tapi, hal itu justru menarik bagi putra daerah Tana Toraja ini.
Nafasnya mulai tersengal-sengal saat melewati jalan menanjak yang cukup terjal. Satusatunya akses jalan yang dapat dilewati itu, memang belum beraspal. Masih berupa tanah bebatuan.
Pria itu sedang menuju rumah warga di pedalaman Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Waktu itu, ia belum memiliki sepeda motor. Sehingga, rela berjalan kaki membantu tetapi tetap saja ia harus berpacu dengan waktu.
Ketika musim panas, jalan berdebu. Dan ketika musim hujan, jalan amat becek. Sampaisampai, sudah tak terhitung lagi berapa kali ia terperosok ke kubangan lumpur.
Satu hal yang membuatnya bersyukur, ketika sampai di lokasi dakwah ia disambut gembira oleh jamaahnya. Hilang sudah penat dan lelahnya.
Semangat dakwahnya pun kembali bergelora. Ia paham betul, jika jamaahnya haus akan keislaman yang telah lama mereka nanti-nantikan.
Beberapa materi dasar yang selalu disampaikan Ustadz Syam, panggilan akrabnya, seperti akidah, fikih ibadah mulai dari tatacara wudhu, shalat sampai mandi besar (junub), termasuk juga kewajiban hijab bagi wanita.
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.