Ketika perubahan demi perubahan terus digelontorkan melalui kekuatan teknologi informasi, ada satu hal yang tak pernah berubah: ancaman dan keamanan. Dunia yang sangat terhubung (hyperconnected) dan berbagai tren teknologi, seperti digitalisasi, mobility, cloud, dan yang terbaru, Internet of Things (IoT) justru menjadi lahan permainan sekaligus ladang uang baru bagi para penjahat maya. Salah satu lapora utama InfoKomputer edisi kali ini memuat prediksi dan tren keamanan 2016. Menurut prediksi beberapa ahli information security, Indonesia memang masih tergolong aman dari ancaman atau sabotase bermotif geopolitik. Namun motif ekonomi yang ada di balik sebagian besar ancaman keamanan di negeri ini bukan tak mungkin bisa menjungkir-balikkan kondisi perekonomian. Para ahli melihat serangan-serangan secara halus maupun terangterangan tengah diarahkan kepada institusi keuangan kita.
Di sisi lain, kami teringat pernyataan seorang pakar keamanan, bahwa keamanan tidak pernah linier dengan kenyamanan. Mau aman atau nyaman? Atau sebaliknya? Di Amerika, saat ini masih berlangsung tarik-menarik antara FBI dan Apple tentang iOS khusus yang akan digunakan FBI untuk meniadakan pengamanan passcode pada perangkat iPhone yang dipakai pelaku terorisme. FBI bersikukuh bahwa langkah yang mereka ambil adalah tindakan preventif atas nama keamanan warga. Namun di sisi lain, perusahaan teknologi seperti Apple menganggap pemerintah terlalu dalam memasuki ranah privasi.
Dalam konteks organisasi bisnis, ancaman keamanan yang makin canggih hanyalah satu sisi yang harus mereka hadapi. Pasalnya, perusahaan juga harus menghadapi sengitnya kompetisi bisnis dan maraknya tren teknologi yang datang silih berganti. Kalau sudah begini, mungkin para pemimpin TI berharap memiliki tim TI impian. Nah, seperti apa kira-kira komposisi tim impian para IT leader Indonesia?