Di tengah menurunnya pasar PC, Lenovo tetap mampu berkibar. Pabrikan asal Tiongkok ini sanggup bertahan sebagai pemuncak pasar
Menghadapi bisnis di tahun 2016, Lenovo menyadari bahwa bisnis PC bukan lagi menjadi satu-satunya harga mati. Pertumbuhan yang diperlihatkan di bisnis mobile maupun enterprise diproyeksikan akan menyumbang porsi yang lebih signifi kan bagi arus kas Lenovo. Begitu pula dengan tren internet of things (IoT) yang makin gencar dikembangkan perusahaan TI. Perangkat virtual reality, drone, otomotif, dan aneka perangkat cerdas lainnya memperoleh porsi kian besar di lantai pameran CES 2016 yang lalu.
Sebagai salah satu merek yang selalu menanamkan inovasi dalam setiap langkahnya, Lenovo tentu saja tidak mengabaikan menyeruaknya pasar baru di industri TI. “Di masa lalu, perangkat cerdas hanya berupa PC dan smartphone. Di masa depan, semua benda akan memiliki kecerdasan. Lemari es, AC, hingga kompor,” ujar Yang Yuanqing (CEO, Lenovo) dalam wawancara dengan media Asia Pasifi k di sela-sela CES 2016 Las Vegas. “Semua perangkat cerdas itu tentu membutuhkan komponen computing dan storage yang terpasang di dalamnya. Di situlah bisnis Lenovo bisa berperan,” imbuh pria yang akrab dipanggil YY (baca: “wayway”) itu.
Ya, Lenovo tampaknya ingin mengambil pendekatan berbeda dibandingkan Samsung atau LG di bidang smart things dan IoT ini. Sadar bahwa membuat peranti elektronik bukanlah bidang keahliannya, Lenovo memilih untuk menjadi sumber tenaga di balik aneka perangkat cerdas itu. Bisa dengan membuat perangkat mobile yang dapat mengendalikan perangkat cerdas, bisa juga dengan memperkuat infrastruktur sistem di balik layar IoT yang pasti memerlukan server, storage, dan solusi enterprise berkekuatan tinggi.
“Kita ambil contoh konsep smart home. Setiap perangkat cerdas di rumah kita tidak perlu lagi memiliki menu masingmasing. Kita bisa mengendalikan setiap perangkat, cukup berbicara dengan sebuah peranti mobile. Lenovo bisa membuatnya,” kata YY.
