Tampilkan di aplikasi

Setelah Wahyu Jadi Tersangka

Inilah Koran - Edisi 10 Januari 2020

TAK ada makan siang gratis. Apalagi jika menunya istimewa: kekuasaan. Dia punya tarif. Tarif tak kira-kira. Tarif itulah yang menggelincirkan Wahyu Setiawan, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Apa yang terjadi ini tentu saja memalukan dan membuka ruang bagi masyarakat menumpahkan kemarahannya. Wahyu melupakan janji dan pakta integritas yang pernah dia tanda tangani.Yang lebih menyedihkan dan memalukan adalah dari konstruksi perkara yang dilakukan KPK, Wahyu tidak bisa disebut sebagai penerima hadiah.

Dia adalah ‘penginjak kaki’, penagih...
Baca artikel selengkapnya di edisi 10 Januari 2020

Inilah Koran dapat dibaca gratis dalam masa terbatas di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya koran edisi ini

INTERAKTIF
Jumat, 10 Januari 2020
Demokrasi

Artikel Demokrasi lainnya