Saatnya Evaluasi Alberts
Percayakah Anda Persib akan mencapai target meraih gelar juara Liga 1 musim ini? Kami tidak terlalu yakin. Betapapun Maung Bandung kini berada di papan atas, dari sisi permainan, Persib merisaukan.
Persib trengginas ketika menghadapi lawanlawan yang setingkat di bawahnya secara kemampuan teknis. Tapi, saat menghadapi lawan setara, pasukan Robert Alberts selalu keteteran. Dan ujung-ujungnya kalah.
Kenapa? Dari sisi psikologis, Persib mungkin tak selalu dalam keberuntungan. Setiap tampil, mereka punya beban berat: harus menang.
Sebab, Persib selalu jadi klub favorit. Tetapi, Persib sebenarnya juga tak layak selalu jadi klub unggulan. Sebab, kemampuan mereka pun tak lebih istimewa dari klub-klub lainnya. Biasa-biasa saja. Pakem sama, nyaris tanpa irama.
Saat Persib “mengkambinghitamkan” kegagalan pada seri ketiga putaran pertama Liga 1 kepada dua penyerang, Wander Luiz dan Geoffrey Castillion, seorang mantan bintang Persib menilai seharusnya bukan hanya pemain yang dievaluasi Pelatih mestinya juga.
Kita sependapat. Manajemen Persib harus melakukan evaluasi yang presisi terhadap pelatih asal Belanda itu. Sebab, kegagalan sebuah tim tidaklah bisa dilandaskan kepada pemain, tetapi terlebih jadi tanggung jawab pelatih.
Sudah dua tahun dia menangani Persib, tapi performa tim juga tak istimewa-istimewa sekali. Dia mungkin punya keunggulan menyiapkan pemain, tapi lemah dalam strategi di lapangan.
Tengok gaya permainan Persib. Selalu monoton. Gaya dan iramanya selalu sama. Gampang ditebak lawan. Dia tak mampu menutup titik-titik lemah Persib. Kita paham, dia membawa filosofi sepak bola Belanda. Tetapi, dia mestinya paham tak bisa memiliki skuad dengan kemampuan yang pas untuk itu.
Melihat Persib saat ini terasa sangat berbeda dengan pasukan 2014 lalu, Terus terang, saat itu, meski ditangani pelatih lokal sekelas Djadjang Nurdjaman, Persib lebih cerdas. Tahu kapan frontal menyerang, paham kapan harus menahan bola, dan punya pengatur permainan yang cerdas.
Sekarang tidak. Begitu menguasai bola, langsung melancarkan serangan. Tak peduli pemain lawan menumpuk di pertahanan, tak bisa memancing lawan keluar dari pertahanannya.
Sejauh ini, kita tidak melihat adanya evaluasi yang tajam dari manajemen Persib terhadap performa pelatihnya. Apakah karena manajemen Persib dominan diisi orang-orang yang paham bisnis sepak bola, tapi awam teknik sepak bola? Bisa jadi seperti itu.