Sudah 71 tahun Indonesia merdeka. Namun, masih banyak masalah yang dihadapi negeri yang kita cintai ini. Seperti yang dapat kita lihat melalui media visual ataupun audio visual. Bahkan tak jarang, potret ketidakadilan itu dapat kita lihat secara gamblang di kehidupan nyata. Ada di tengah – tengah kita. Semua kisah dan peristiwa itu mungkin atau pasti membekas di hati. Karena kita adalah makhluk sosial, yang dapat berpikir dengan jernih, mana yang baik dan mana yang buruk. Karenanya seluruh anak negeri ini pasti memiliki keluh kesah untuk bangsa Indonesia, terkait korupsi, ketidakadilan, kesenjangan sosial, kemiskinan, penyalahgunaan obat terlarang, perang saudara, dll. Apakah begitu juga dengan kalian? Apa suara hati kalian untuk negeri ini? Sampaikanlah!!!

Menjulang tinggi nun hijau gunung dan bukit Berpelangi jingga indah memancar cahaya Ranting yang retak tergeletak menembus embun Menyisir diantara rerunTuhan kerikil dan tanah merah

Semai demi semai terjadi rajutan lembut oleh tangan manja Merakit setiap jengkal kayu umbi agar tumbuh berbuah Tersenyum manja mereka kala nikmat terasa Indonesia, makmur Negeri ini tak berkesudahan

Namun kodrat pola manusia menyiram racun berkalang noda Rakyat tertipu oleh rayu akan durjana penista Menghardik anak bangsa dengan bumbu-bumbu mariyuana Terkapar disudut-sudut lembah kehancuran

Pundi-pundi kilau emas menjulang cahaya Berada di tangan mereka yang tamak akan harta Hanya debu pasir tersisa pengobat luka Buat jelata sebagai penutup aib durjana

Tiada tara untuk membantah berteriak keadilan Jelata adalahkumpulan segumpal ilalang tak bertuan Hanya memandang dengan serIbu kata pertanyaan Sampai kapan?!

Kulit ari terluka muncratkan cairan merah membahana Menyisakan kesedihan seantero Nusantara buat jelata Mainan kecilmu telah engkau lemparkan diantara manusia tiada berdusta Dengan sombong membuktikan bahwa kamu berada Kami disini....

Diantara senyum sinis buliran air dibibir rinai cempedak Menengadah berharap ijabah dariNya Duka kami akan Indonesia Hilangkan luka dan duka sentiasa bahagia ....

Aceh Jaya, 20 Januari 2016

Sampul
Daftar Isi
L’Enfant Sauvage
Indonesia Dari Hati
Doaku Tuk Pertiwi
Potret Merah Putihku
Orang-Orang Sarinah
“Pray For Indonesia”
Tumpah Darahku
Hangat Yang Tak Pernah Mengkhianat
"Jadilah Indonesiaku" Untuk Senyuman Ibu Pertiwi
Fragmen Dislalia II
Porak Poranda
Jangan Biarkan Ibu Pertiwi Terus Berduka
Meninjau Kembali Problematika Kemiskinan Di Indonesia
Dalam Kesunyian Malam
Satukan Hati-Hati Yang Kecewa
B A N G U N
Pengalihan Isu
Berperang Globalisasi Dengan Menjelma Facebook
Ayo Kerja
Tabir Sandiwara Belukar
Darah Jiwa Abadi
Hanya Beku
Kembalilah
Upaya Meruntuhkan Indonesia Dengan Menyerang Pancasila
Abdi Kami Pada Pertiwi
Negeri 1000 Cobaan
Do’aku Untuk Jakarta
Indonesiaku, Move On !!!
Negeri Kaya Yang Merana
Negeri Bertongkah Akhir Cahaya
Merasa Asing di Negeri Sendiri
Dimana Sang Garuda
Tangisan Anak Papua
Izinkan Kami Melindungi Negeri Ini
Bangkit Indonesiaku
Hentikan!
Harapan Kita
Do’a untuk Negeri
Inikah Singgasanamu?
Indonesia Dalam Doa
Masih Adakah
Kami Tidak Takut
Bangkitlah Indonesiaku
Aku Dan Indonesia
Untukmu, Indonesia
Dedau Derita
Suara Hati Untuk Pemimpin Negeri
Indonesia Kami
Begitu Pongahkah Kau, Tuan (Serdadu)?
“Sajak Untuk Ibu Pertiwi”
Kelana Rindu Jiwa
Aku
“Kami Orang Indonesia”
Pantaskah Mendapat Penghormatan?
Tanah Kita
Hai, Bung! Mana Merah Mu?
Sayatan Negeri
Genggamlah Indonesiaku
Utuh
Semoga Indonesiaku Kembali Berjaya!
Lagi – Lagi
Kami Anak Negeri
Rangkai kusuma
Bait Duka Untuk Negeri
Negeriku Menangis
Kita siapa
Ayo Indonesia Bangkit
Mozaik Puitis Untuk Larik Birokratis
Sepucuk Kertas Putih untuk Indonesia
Masihkah Ada Hati?
Tanda-Tanda Keingkaran
Elegi Di Jakarta
Asa
Kebangkitan Indonesia
Sudah Waktunya Kita Bangkit
Menanti Sang Rajawali
Alamku Yang Malang
Sebijih Puisi Bagi Negeri
Kontribusi Anak Kerinci
Amnesia Dalam Tahta
Sampai Kapan
Berbeda
Damailah Tanahku
Negeriku Nanti
Maafkan Aku Ibu Pertiwi
Nestapa Seorang Raja
Untuk Negeri
Siapa kita
Apakah mereka lupa?
Pray For Indonesia
Indonesia Untai Cerita
Menantang Kebatilan
Sekuntum Doa Untukmu Merah Puti
Tentang Penulis