Tampilkan di aplikasi

Misteri pendongeng saat gempa

Majalah Mombi SD - Edisi 213
23 Desember 2022

Majalah Mombi SD - Edisi 213

Gempa

Mombi SD
Danar menggenggam tiang rambu lalu lintas dengan erat. Ia merasakan sekitarnya bergoyang, makin lama makin keras. Pandangannya terasa kabur.

“Danar!” teriak ayahnya mengejutkan. “Ayo cepat lari! Jangan berdiri di dekat tiang!” tegur ayahnya sambil menarik tangan Danar.

Sekali lagi Danar merasakan tanah yang dipijaknya bergoyang. Suasana hiruk-pikuk segera terjadi saat orang-orang berlarian sambil berteriak.

“Ada gempa besar! Kita harus lari ke tanah lapang. Kamu jangan sampai terpisah dengan Ayah, ya!” teriak ayah Danar.

Danar hanya bisa menganggukkan kepalanya. Mulutnya ternganga melihat gedung-gedung di sekitarnya runtuh. Danar terkesima. Ia baru menyadari kalau ayahnya tidak lagi di sampingnya setelah ada petugas keamanan yang mendorongnya dengan paksa ke arah lapangan.

“Mana Ayah?” tanya Danar panik. Tanpa sengaja, Danar menjatuhkan telepon genggamnya. Telepon genggam itu terinjak sampai retak oleh orang-orang yang berlari panik.

Danar mendadak sedih dan menyesal. Baru beberapa menit yang lalu ayahnya mengingatkannya supaya jangan sampai terpisah. Sekarang mereka malah terpisah. Apalagi, telepon genggamnya sekarang rusak. Ingin rasanya Danar menangis.

“Kamu tunggu di sini, ya! Nanti orang tuamu akan mencari di sini, di tempat khusus anak-anak,” kata petugas keamanan itu.
Majalah Mombi SD di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI