Tampilkan di aplikasi

Upacara Nguras Enceh, budaya membersihkan diri dan hati dari perbuatan kotor

Majalah MYMAGZ - Edisi 10/2018
5 November 2018

Majalah MYMAGZ - Edisi 10/2018

Nguras Enceh merupakan upacara adat yang dilakukan di Makam raja-raja Pajimatan.

MYMAGZ
Upacara dimulai dengan pembacaan doa dan salawat. Setelah itu ada prosesi bakar kemenyan oleh para juru kunci semerbak sepanjang berlangsungnya ritual. Setelah pembacaan doa, kerabat Kraton dan para abdi dalem mengalungkan untaian bunga serta peletakan sesajen pada gentong yang berada di Kompleks Makam Raja-Raja Mataram Imogiri.

Ritual tersebut,diikuti dengan pengisian gentong dengan air menggunakan gayung dari batok kelapa dan tangkai bambu yang disebut siwur. Sepasang siwur dibawa melambangkan dua kerajaan yang menjadi bagian dari kerajaan Mataram Islam yaitu Keraton Kasunanan Surakarta dan Keraton Kasultanan Yogyakarta.

Rombongan pembawa siwur kemudian berjalan menuju gentong yang pada malam sebelumnya sudah melalui ritual pembersihan yang merupakan pengurasan air gentong yang disebut Ngarak Siwur. Para abdi dalem,berpangkat Tumenggung atau Ngabehi mengisi air gentong yang kemudian dibantu oleh warga. Warga kemudian diperbolehkan meminta air yang dianggap membawa berkah tersebut setelah air pada keempat gentong terisi penuh. Acara Nguras Enceh rutin dilakukan semenjak peninggalan Sultan Agung Hanyakrakusuma.

Sultan Agung Hanyakrakusuma adalah raja yang sangat disegani. Pada masa kepemimpinannya, hubungan diplomatik dengan kerajaankerajaan di luar pulau Jawa terjalin dengan baik. Gentong-gentong tersebut merupakan penghormatan pada kerajaan-kerajaan yang memiliki hubungan diplomatik dengan Kerajaan Mataram Islam pada masa itu. Tradisi ini dimaknai pula sebagai upaya membersihkan diri dari dari berbagai hal kotor.
Majalah MYMAGZ di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI