Tampilkan di aplikasi

ARRC supersport 600 seri 4, Indonesia, perebutan juara Asia tambah seru

Tabloid OTOMOTIF - Edisi 12/XXVI
11 Agustus 2016

Tabloid OTOMOTIF - Edisi 12/XXVI

Menjadi juara di negara sendiri tentu menjadi impian bagi tiap pembalap. Bisa membuktikan ketangguhan di hadapan teman dan keluarga memang menjadi kebanggan tersendiri. / Foto : Rian

OTOMOTIF
Menjadi juara di negara sendiri tentu menjadi impian bagi tiap pembalap. Bisa membuktikan ketangguhan di hadapan teman dan keluarga memang menjadi kebanggan tersendiri. Itulah yang terjadi ketika di Asia Road Racing Championship (ARRC) seri 4 di sirkuit Sentul, Jawa Barat (6-7/8). Kontestan di kelas tertinggi, Supersport 600 memang menyuguhkan persaingan ketat. Gerry Salim menjadi yang paling mencuri perhatian. Bagaimana tidak, pembalap debutan ini berhasil menggondol dua kemenangan sekaligus di Sentul. Hingga seri empat, Gerry memang menjadi pembalap termuda yang meraih kemenangan ganda dalam satu seri.

Tak kepalang tanggung, Gerry mengukuhkan diri menjadi pole sitter. Sinyalemen Gerry mendominasi sudah mulai terendus sejak sesi kualifikasi. Plus tak cepat puas diri dan terus melakukan evaluasi motor yang dilakukan pemuda asal Surabaya jadi kunci sukses meminang double winner di ARRC Sentul lalu. “Motor sudah nyaman sejak race 1, namun terus dievaluasi agar tetap nyaman. Perihal pemilihan ban tetap sama untuk race. Kompon hard untuk ban depan dan soft untuk belakang,” papar Gerry yang kini merangsek ke peringkat lima klasemen pembalap.

Ban Jadi Kunci Memang, kasarnya aspal sirkuit Sentul memang mewajibkan pembalap memilih ban yang tepat. Berniat untuk memperbaiki, justru malah bisa membuat performa makin menurun. Seperti yang dirasakan Ahmad Yudhistira di race kedua. “Di race pertama kondisi motor sudah bagus, namun ban terasa drop daya cengkeramnya. Diperparah salah mengambil titik pengereman yang bikin saya tergelincir dan tidak melanjutkan balapan,” tutur pembalap yang akrab disapa Yudhis ini.

Lain race pertama, lain lagi race kedua. “Evaluasi race pertama membuat kami memutuskan race kedua memilih kompon medium. Tenyata agak sulit dan mesti sedikit mengubah riding style yang membuat ritme balap tidak konsisten. Saat disalip Gerry pun performa motor tak bisa dipaksakan mengejar Gerry,” imbuh Yudhis.
Tabloid OTOMOTIF di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI