F1 Azerbaijan di sirkuit Baku (6/6) dihentikan karena insiden melibatkan Max Verstappen (Red Bull Racing Honda). Hal ini menyisakan sedikit kejanggalan. Karena kala itu balapan sudah masuk 48 dari 51 lap yang berarti sudah 75% balapan berjalan.
Seharusnya balapan bisa saja langsung dihentikan dan podium berdasarkan hasil lomba pada lap sebelumnya saat bendera merah belum dikibarkan. Namun keputusan race director adalah tetap melanjutkan balapan dengan kembali melakukan standing start atau dari starting grid.
Beredar kabar kalau ini hanya ingin menguntungkan Mercedes AMG Petronas guna mempertahankan kemenangan mereka di Baku tahun 2019 (2020 tidak ada F1 Azerbaijan karena pandemi Covid-19, red).
Karena sebelum balapan dihentikan pembalap andalan tim pabrikan asal Jerman itu, Lewis Hamilton sedang berada di posisi kedua dan jika melakukan start yang bagus Hamilton bisa saja curi kemenangan saat balapan hanya menyisakan dua lap. Nahas, baru start juara dunia F1 2020 itu sudah mengalami masalah rem dan membuatnya kebablasan.
Alhasil Hamilton pun keluar lintasan dan finish paling buncit. Padahal kalau balapan dihentikan selayaknya tanpa ambisi untuk menang, Hamilton otomatis podium kedua. Apalagi Verstappen yang menjadi rival utamanya dalam perebutan gelar juara dunia pun DNF alias tidak finish, sehingga dipastikan puncak klasemen akan kembali jadi milik pembalap asal Inggris itu.
“Balapan dilanjutkan dengan standing start, kami perkirakan akan ada kesempatan bagi kami meraih kemenangan. Tak diduga komponen rem mobil Hamilton masih bermasalah dan tidak bekerja dengan optimal. Kami harus rela tanpa point dan podium lagi,” ujar Toto Wolff, Pimpinan Mercedes AMG Petronas.
Dari kubu tim berjuluk ‘The Silver Arrow’ ini mereka tidak pernah dua seri beruntun tanpa podium sama sekali. Uniknya, tiga pembalap yang paling sering menghuni tiga besar, Hamilton, Bottas, dan Verstappen sama-sama tidak mencetak angka di Azerbaijan.
