Tampilkan di aplikasi

Pakai produk replika, amankah?

Tabloid OTOMOTIF - Edisi 13-XXXI
6 Agustus 2021

Tabloid OTOMOTIF - Edisi 13-XXXI

Seputar Pelek Aftermarket

OTOMOTIF
Kalau dengar kata replika, pasti yang terbayang adalah produk tiruan, atau sering orang bilang barang KW. Yang namanya barang tiruan, umunya punya image kualitas yang berada di bawah produk orisinal. Benar kah? Nah, jika Anda suka modifikasi mobil, pasti kerap mendengar istilah pelek orisinal dan pelek replika atau pelek TW (Taiwan) kan? Oke, sejauh ini pasti menurut Anda pelek orisinal itu lebih safety, lebih kuat, lebih keren, dan lainnya. Bagaimana dengan pelek replika? “Sebuah pelek bisa dikatakan replika ketika pelek itu dibuat meniru pelek yang sudah ada sebelumnya.

Baik dari desain dan ukuran sampai ke motifnya,” ujar Kevin Sulaeman, Direktur Ottoban Indonesia, yang menjual beragam pelek orisinal dan replika. Bila soal desain, finishing, dan motifnya bisa ditiru, bagaimana dengan kualitasnya? “Di Indonesia, sekarang produk seperti pelek saja harus ada sertifikasi dari SNI. Artinya, produk itu sudah melalui serangkaian tes tertentu sampai lulus dan bisa dapat SNI,” jelas Kevin lagi.

Lebih lanjut ia menambahkan, “Jadi bukan berarti pelek replika itu tidak sebagus pelek ori, kalau pelek replika itu sudah bisa mendapatkan SNI artinya pelek itu kualitasnya bagus,” ulasnya.

Tes atau pengujian yang tadi disebutkan untuk mendapat sertifikasi tersebut antara lain impact test, dynamic radial test, torsion test, hingga bending test. Tapi tentu ada yang tidak bisa ditiru pelek replika dari pelek orisinal. Misalnya pelek forged yang biasanya punya bobot ringan, pada model replikanya yang dibuat dengan cara casting yang tentu saja bobotnya akan lebih berat, meskipun secara fisik sangat mirip.
Tabloid OTOMOTIF di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI