Data survei memprediksi ada 193,6 juta orang melakukan pergerakan mudik balik Lebaran 2024. Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan Kementerian Perhubungan, pihaknya akan mengantisipasi potensi terjadinya kemacetan dan kepadatan lalu lintas.
Mudik tahun ini diprediksi ‘meriah’ lantaran minat masyarakat untuk pulang kampung tak terbendung lagi dengan tidak adanya Covid-19, ekonomi keluarga yang tumbuh, cuti bersama, liburan anak sekolah, peningkatan kualitas dan kuantitas sarana prasarana transportasi, serta kondisi cuaca.
Sejumlah persiapan dan koordinasi dilakukan Kementerian Perhubungan dengan melibatkan semua pemangku kepentingan. “Melihat gambaran kondisi tersebut, kami melakukan langkah persiapan baik secara operasional maupun kebijakan dalam pengendalian,” terang Menhub Budi, dalam pernyataan resminya (12/3).
Ia melanjutkan, langkah antisipasi mencakup pengaturan transportasi, dan penanganan secara komprehensif bersama Instansi kementerian. “Serta lembaga pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN, serta pihak swasta,” lanjutnya.
Wujud konkret manajemen lalu lintas mudikbalik Lebaran 2024 dijelaskan Menhub Budi, meliputi pengaturan waktu mudik, penyelenggaraan diskon tarif transportasi massal untuk mudik lebih dini, mudik gratis, rekayasa lalu lintas, diskon tarif jalan tol.
“Hingga pengaturan lalu lintas terutama pada daerah yang beresiko terjadi kepadatan luar biasa akan kami lakukan,” urai Menhub Budi, seraya memperkirakan puncak arus mudik Lebaran 2024 akan terjadi pada H-2 atau Senin (8/4).
Prediksi puncak arus mudik tersebut dibuat berdasarkan hasil survei Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kementerian Perhubungan seiring dimulainya cuti bersama. Menhub Budi mengatakan pada puncak arus mudik tersebut setidaknya ada 26,6 juta orang akan mudik.
