Masruhan Choteb (1969)

KH. Masruhan Choteb, MA lahir di Nganjuk, 5 September 1969, dari keluarga yang taat beragama pasangan KH. Choteb Affandi dan Nyai Hajjah Umi Hanik.

Silsilah beliau bersambung sampai kepada Syekh Jumadil Kubro Troloyo Mojokerto—keturunan ke-18. Secara lengkapnya adalah Masruhan (1) bin Kyai Choteb (2) bin Nyai Masrihani (3) binti Nyai Aisah Gondanglegi (4) binti Nyai Asriah Pondok Langitan (Istri Kyai Haji Soleh Langitan) (5) binti Kyai Imam Mochtar Cepoko Nganjuk (6) bin Kyai Ali Imron Pendiri Pondok Mojosari Nganjuk (7) bin Nyai Salimin Bendungrejo Nganjuk (8) binti Kyai Arfiah Pondok Mojoduwur Nganjuk (9) bin Kyai Jamali (10) bin Kyai Abdul Alim (Tuyuhan) (11) bin Pangeran Kyai Sambudigdo (Sayyid Abdurrahman Lasem) (12) bin Pangeran Kyai Benowo (13) bin Raden Hadi Wijoyo alias Joko Tingkir (Sultan Kerajaan Pajang) (14) bin Nyai Ageng Pungging (15) binti Sunan Maulana Ainul Yaqin alias Sunan Giri alias Raden Paku alias Jaka Samudera (16) bin Sunan Maulana Ishaq (17) bin Syekh Jamaluddin Jumadil Kubro (18).

Dari arah Joko Tingkir, beliau masih keturunan Prabu Brawijaya, lengkapnya adalah Joko Tingkir bin Kyai Ageng Kebo 178 Kitab Pedoman Santri: Doa dan Amalan Harian Kenongo alias Kyai Ageng Pungging bin Prabu Srimakurung Handayaningrat (dengan istri Putri Hadi Ratna Pembuyun) bin Prabu Brawijaya V (Kertawijaya), pamungkas kerajaan Majapahit dengan istri Gusti Kanjeng Ratu Handarawati putri Champa.

Profil penulis/editor dikelola oleh penerbit. Apabila menemukan ketidaksesuaian, silakan menghubungi langsung pihak penerbit.