Mochtar Pabottingi (1945)

Mochtar Pabottingi dikenal luas di Tanah Air sebagai intelektual terkemuka dan di kalangan lebih terbatas juga sebagai sastrawan. Sejak usia 18 tahun, Mochtar sudah menulis puisi, esei, dan cerita pendek di koran dan majalah daerah (Makassar). Di panggung sastra nasional, dia mulai tampil kala menjadi mahasiswa di Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada (1968–1973). Puisi, esei, atau cerita pendeknya pertama kali terbit di Suara Muhammadiyah (1967), Pelopor Yogya (1969), Horison (1969), Basis (1971), dan Budaja Djaja (1971). “Sejumlah puisinya dipilih Linus Suryadi AG dalam antologi Tonggak 3 (1987) dan [satu di antaranya] diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dalam antologi On Foreign Shores: American Images in Indonesian Poetry (1990).”1 Kumpulan puisinya yang pertama, Dalam Rimba Bayangbayang, terbit tahun 2003. Penyair Joko Pinurbo memuji setidaknya delapan dari 29 puisi pada kumpulan ini dan menyebutnya sebagai “jernih dan dalam.” Adapun pujian tertinggi diberikannya atas puisi “Bertutur Ketika Salju”: “Sajak di atas menggali pengalaman cinta dan erotisme, salah satu tema klasik yang paling digemari para penyair. Di tangan Mochtar Pabottingi tema klasik tersebut dapat terasa segar kembali dapat menciptakan ‘orgasme estetik’.

Profil penulis/editor dikelola oleh penerbit. Apabila menemukan ketidaksesuaian, silakan menghubungi langsung pihak penerbit.