Pandemi membawa hikmah yang luar biasa. Berkatnya, aku berkesempatan membagikan kisah hidupku yang tidak biasa tentang perjalanan hidupku. Suamiku yang kukenal dari seorang teman sekampus. Kisah unik dibalik kelahiran anak-anakku. Perjalanan karirku hingga kisah anak-anakku dalam menjalani kedewasaan mereka yang tidak biasa. Terkadang, perlunya kawan bukan karena takut dan gentar, melainkan pengumpul semangat yang berceceran. Namaku Enny, dan ini kisah hidupku yang sederhana, penuh liku serta cinta dalam keluargaku.

Kepada siapa mempersempahkan segala pujian, jika bukan kepada Sang Pemilik Keagungan. Kepada siapa menghaturkan semua kesyukuran, jika bukan kepada Sang Pemilik Kesempurnaan.

Kepada siapa lagi melantunkan salawat beriringkan salam, jika bukan kepada Rasulullah SAW, seutama-utamanya insan. Semoga merambah pula kepada keluarga, sahabat, dan umatnya yang setia meniti jalan kebenaran.

Perjalanan kerumahtanggaan kami sudah memasuki angka dua puluh tujuh tahun pada 2021 ini. Selama itu pula, banyak kisah yang tertorehkan. Tawa-canda, mengharu-biru, kecewa, dan amarah, bercampur menjadi satu. Semuanya bermuarakan kebahagiaan: sesuatu yang kami coba genggam erat bersama selamanya. Berupaya membalut aneka kisah dengan sudut pandang bahagia: bahagia karena menemukan, merenungkan, dan melampaui kesulitan.

Sumber kebahagiaan itu ada pada Arif Hadi, pria yang telah memilihku dengan caranya. Membersamai keempat anak lelaki: Ammar Fathin Sabili, Ammar Farras Sabila, Ghazy Fadhil Muhammad, dan Dzaky Abdur Raafi. Tak lupa, bonus pelengkap keceriaan, si lincah Azkiya Nuha Ilma.

Semakin lengkap kala hadir menantu cantik, Miftah Wiryani beserta cucu yang lucu, Arkan Nur Danadyaksa.

Kebahagiaan makin terasa karena dikelilingi orang tua hebat, Ibu Suprapti dan Bapak Eko Widhi Nugoho. Kakakkakak yang sabar: Mbak Atun, Mbak Indri, Kang Parman, Kang Miftahudin. Adik- adik yang mendukung: Lik Wikanti, Lik Agung, Lik Padang, Lik Wiji, Lik Nur, Ami Udin, Ami Nur, Ammah Erna, Ammah Tias. Lengkap pula bersama keponakan semua.

Buku ini hadir, sebagai album koleksi dari remahremah tulisan yang tersebar di media sosial dan catatan lainnya. Sebuah upaya untuk meninggalkan jejak bagi generasi mendatang. Juga, bagi mereka yang tengah mencari kebahagiaan.

Untuk para perindu dan penggenggamnya, saya sapa Anda. Jika boleh berkata, bahagia itu ada, dekat, dan tidak ke mana-mana. Dia ada di hati kita!

Sampul Depan
Halaman Sampul
Hak Cipta
Perpustakaan Nasional RI. Data Katalog dalam Terbitan (KDT)
Penerbit Pustaka Rumah C1nta
Kata Pengantar
Daftar Isi
Mata-Mata Cinta
Antara Dua Dunia
Ada Bonbin di Rumahku
Kala Bendera Putih (Nyaris) Dikibarkan
Gurih Itu  Perih
Untung, Aku Tak Tahu!
Kembar Beda Hari?
Kereta Penuh Cerita
Kaki Pengejar Mimpi
Kembar Tak (Harus) Sama
Di Mana Ruas Jari Itu?
Susullah ke Surga!
Anakku Salat Isya 34 Rakaat
Bungsu Tak Jadi
Nama Dadakan
Cinta dalam Sepatu Boot
Mengapa Tak Menikah Lagi?
Bonus Rapat
Ada Cinta dalam Corona
Perlopan
Dua Keping Piring
Sanjo
Kisah dari Buku Kuning
Rumah Ungu
Wak Ani Satpam Kami
Siti Rahma Kecil
Perjalanan Kepasrahan
Tangisan Nama
Milenial Rasa Kolonial
Hati-Hati,  Yang Ti
Lemas Tambah Lemas
Rindu Itu Berat
Lelaki yang Memberi Lebih
Dari Nyali Pandemi
Profil Penulis
Sampul Belakang