Ikhtisar
Penyusunan buku pedoman ini merupakan suatu langkah maju untuk menjawab tantangan di bidang pelayanan, pendidikan, penelitian, dan pengembangan. Dalam bidang pelayanan, pedoman ini dapat dimanfaatkan di setiap institusi yang berhubungan dengan kegawatdaruratan dalam bidang bedah saraf, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan menurunkan angka kecacatan dan kematian.
Buku ini disusun sedemikian rupa berdasarkan evidence base medicine, sehingga memberi peluang besar untuk pengembangan dan penelitan lebih lanjut ke depannya. Namun demikian, kami tetap mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk pengembangan pada masa mendatang. Akhir kata, semoga buku ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu dalam bidang bedah saraf.
Pendahuluan / Prolog
Prakata
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. karena hanya berkat rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kami berhasil menyelesaikan buku dengan judul “Kegawatdaruratan di Bidang Bedah Saraf”. Penyusunan buku pedoman ini merupakan suatu langkah maju untuk menjawab tantangan di bidang pelayanan, pendidikan, penelitian, dan pengembangan.
Di bidang pelayanan, pedoman ini dapat dimanfaatkan di setiap institusi yang berhubungan dengan kegawatdaruratan di bidang bedah saraf, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan menurunkan angka kecacatan dan kematian.
Buku ini disusun berdasarkan evidence base medicine dan disusun sedemikian rupa sehingga memberi peluang besar untuk pengembangan dan penelitan lebih lanjut ke depannya. Mudah-mudahan hasil kerja keras ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi para dokter spesialis, dokter umum, paramedik, dan mahasiswa kedokteran. Semoga apa yang telah kami buat saat ini bisa memberikan perkembangan dan kemajuan di masa mendatang.
Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk pengembangan di masa mendatang. Akhir kata, semoga buku ini bisa memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang ilmu bedah saraf.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Mataram, Maret 2022
Penulis
Penulis
dr. Rohadi - Dilahirkan di Bagek Gaet, Desa Pohgading Timur, Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur, NTB pada tanggal 20 Agustus tahun 1981. Beliau menyelesaikan pendidikan S-1 kedokterannya di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Udayana pada tahun 2005 dan melanjutkan pendidikan dokter spesialis pada tahun 2010 di Universitas Airlangga dan mendapatkan gelar spesialis bedah saraf pada tahun 2015. Pada tahun 2020, beliau mendapatkan gelar Doktor dari FK Universitas Hasanuddin. Pada tahun 2021 mendapatkan Subspesialis Bedah Saraf Onkologi dari Kolegium Ilmu Bedah Saraf Indonesia.
dr. Bambang Priyanto - Lahir di Mataram pada tanggal 18 April 1979. Beliau lulus S-1 pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga pada tahun 2003.
Di Universitas yang sama, pada tahun 2010 beliau mendapatkan gelar Spesialis Bedah Saraf. Selain bergabung sebagai anggota Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Indonesia (Perspebsi) beliau juga anggota dari AO Spine sejak tahun 2010 dan Indonesian Spine Society pada tahun 2011. Pada tahun 2021 mendapatkan Subspesialis Bedah Saraf Neurospine dari Kolegium Ilmu Bedah Saraf Indonesia. Saat ini sedang menempuh S-3 Ilmu Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Daftar Isi
Sampul Depan
Tentang Penulis
Sambutan Rektor Universitas Mataram
Sambutan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
Prakata
Daftar Isi
Bab 1. Anatomi Bedah Saraf
Anatomi Kranium
Anatomi Serebelum
Meningens Pelindung Otak
Cerebrum
Lobus pada Hemisfer Cerebral
Ganglia Basalis
Diensefalon
Anatomi Serebelum
Korteks Serebeli
Nuklei Intraserebeli
Substansia Alba
Anatomi Brainstem
Medula
Pons
Mesensefalon
Anatomi Vertebra
Anatomi Spinal Cord
Anatomi Vaskularisasi Serebrum
Arteri Serebrum
Vena Serebrum
Anatomi Vaskularisasi Spinal
Arteri
Vena
Catatan Akhir
Bab 2. Fisiologi Sistem Saraf Pusat
Struktur dan Fungsi Seluler
Neuron
Transmisi Saraf
Neurotransmiter
Glia
Struktur Otak
Gray Matter dan White Matter
Sistem Fungsional
Sistem Visual
Sistem Auditori
Sistem Kemosensori: Sistem Olfaktori dan Gustatori
Sistem Somatosensori: Proprioception dan Sentuhan
Sistem Limbik
Sistem Motorik
Sistem Autonomik
Catatan Akhir
Bab 3. Anamnesis
Sikap terhadap Pasien
Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
Riwayat Penyakit Dahulu, Riwayat Keluarga, dan Riwayat Sosial
Catatan Akhir
Bab 4. Pemeriksaan Fisik Neurologis
Pemeriksaan Rangsang Meningeal
Pemeriksaan Motorik
Pemeriksaan Sensorik
Pemeriksaan Nervus Kranialis
Pemeriksaan Refleks
Pemeriksaan Keseimbangan dan Fungsi Serebellum
Catatan Akhir
Bab 5. Pemeriksaan Diagnostik Bedah Saraf
Foto Polos Tengkorak
Foto Polos Vertebra
Computerized Tomography (CT) SCAN
CT-Angiografi (CTA)
CT Perfusi (CT-Perfusi)
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Angiografi
Mielografi
Elektroensefalografi (EEG)
Elektromiografi (EMG).
Catatan Akhir
Bab 6. Penurunan Kesadaran
Definisi
Fisiologi Kesadaran
Etiologi Kesadaran Menurun
Penilaian Neurologis pada Kondisi Kesadaran Menurun
Diagnosis Banding Penurunan Kesadaran
Penatalaksanaan
Prognosis
Catatan Akhir
Bab 7. Kejang
Definisi
Epidemiologi
Klasifikasi Kejang Onset Pertama
Etiologi
Patofisiologi
Ketidakstabilan Elektrofisiologis
Ketidakseimbangan Neurotransmiter
Manifestasi Klinis
Diagnosis
Anamnesis
Brain Imaging
Electroencephalography
Pungsi Lumbal
Tata Laksana
Prinsip Umum
Tata Laksana Awal
Protokol Tata Laksana Status Epileptikus di Ruang Emergensi
Pemilihan Antikejang
Catatan Akhir
Bab 8. Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial (TIK)
Dasar-Dasar Monitoring Tekanan Intrakranial (TIK).
Indikasi Dilakukan Monitoring Tekanan Intrakranial
Kontraindikasi Monitoring Tekanan Intrakranial
Gejala dan Pemeriksaan Klinis Peningkatan Tekanan Intrakranial
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial
Tata Laksana Umum
Terapi Spesifik untuk Peningkatan Tekanan Intrakranial
Posisi Kepala
Sedasi dan Paralitik
Osmotik
Hiperventilasi
Hipotermia
Barbiturat
Steroid
Tindakan Pembedahan
Catatan Akhir
Bab 9. Hematoma Epidural
Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Patofisiologi
Tanda dan Gejala
Diagnosis
Tata Laksana
Komplikasi dan Prognosis
Catatan Akhir
Bab 10. Hematoma Subdural
Hematoma Subdural Akut
Definisi
Etiopatogenesis
Faktor Risiko
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Penunjang
Tata Laksana
Tata Laksana Operatif
Tata Laksana Non-Operatif
Mortalitas dan Morbiditas
Hematoma Subdural Kronik
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Penunjang
Tata Laksana
Mortalitas dan Morbiditas
Hematoma Subdural Spontan
Faktor Risiko
Etiologi
Tata Laksana
Catatan Akhir
Bab 11. Hematoma Intraserebral
Definisi
Etiologi
Hematoma Intraserebral Traumatik Lambat (Delayed Traumatic
Intracerebral Hematoma)
Hematoma Intracerebral Spontan
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Penunjang
Penilaian Klinik
Tes Darah
Neuroimaging
Tata Laksana
Tata Laksana Medis pada Hematoma Intraserebral
Tata Laksana Pembedahan
Metode Pembedahan
Catatan Akhir
Bab 12. Fraktur Basis Kranii
Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Patofisiologi
Tanda dan Gejala
Pemeriksaan Penunjang
Kegawatdaruratan Fraktur Basis Kranii
Tata Laksana
Prognosis
Catatan Akhir
Bab 13. Fraktur Kalvaria
Definisi.
Epidemiologi
Tipe Fraktur
Fraktur Linear
Fraktur Depresi (Fraktur Impresi)
Fraktur Kominutif
Patogenesis
Penegakan Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
Penatalaksanaan
Komplikasi
Prognosis
Catatan Akhir
Bab 14. Trauma Tembus dan Luka Tembak
Definisi
Epidemiologi
Etiologi dan Patogenesis.
Penegakan Diagnosis
Penatalaksanaan
Komplikasi dan Prognosis
Catatan Akhir
Bab 15. Perdarahan Intraventrikular
Definisi dan Klasifikasi
Epidemiologi
Etiologi dan Faktor Risiko
Patofisiologi
Penegakan Diagnosis
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis Klinis
Diagnosis Banding
Penatalaksanaan
Perawatan Darurat
Eksternal Ventricular Drain (EVD)
Intraventricular Fibrinolysis (IVF)
Agen Fibrinolitik
Endoskopi
Lumbar Drainase
Komplikasi
Prognosis
Catatan Akhir
Bab 16. Perdarahan Subarachnoid
Etiologi.
Ruptur Aneurisma Serebral
Epidemiologi
Patofisiologi.
Tanda dan Gejala
Diagnosis
Tata Laksana
Komplikasi dan Prognosis
Catatan Akhir
Bab 17. Herniasi Serebri
Definisi
Etiologi
Klasifikasi Herniasi Serebri
Manifestasi Klinis Herniasi Ser
Pemeriksaan Penunjang
Penatalaksanaan Herniasi Serebri
Prognosis
Catatan Akhir
Bab 18. Meningitis
Definisi.
Epidemiologi
Etiologi
Faktor Risiko
Patogenesis.
Manifestasi Klinis
Diagnosis
Riwayat Pasien, Gejala, dan Tanda
Pemeriksaan Fisik Khusus untuk Meningitis
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan CT-Scan
Pemeriksaan Lumbal Pungsi (LP) atau Aspirasi Cairan Serebrospinal
Analisis Cairan Serebrospinal
Tata Laksana
Terapi Antimikroba Sprektrum Luas
Terapi Adjuvant
Terapi Empiris
Catatan Akhir
Bab 19. Ensefalitis
Definisi
Etiologi
Klasifikasi
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Diagnosis
Tata Laksana
Komplikasi dan Prognosis
Catatan Akhir
Bab 20. Meningoensefalitis
Definisi
Etiologi
Meningitis
Ensefalitis
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Diagnosis
Tata Laksana
Catatan Akhir
Bab 21. Abses Otak
Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Faktor Risiko
Patogenesis.
Pecahnya Abses Menuju Ventrikel
Manifestasi Klinik
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
Pungsi Lumbal
Radiografi CT-Scan
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Tata Laksana
Medikamentosa
Terapi Adjuvan
Pembedahan
Catatan Akhir
Bab 22. Tuberkuloma
Definisi
Etiologi
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Penunjang
Tata Laksana
Komplikasi dan Prognosis
Catatan Akhir
Bab 23. Intratumoral Bleeding
Definisi
Etiologi
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Diagnosis
Pengobatan
Prognosis
Catatan Akhir
Bab 24. Pituitaria Apopleksi
Definisi
Epidemiologi
Etiologi dan Faktor Risiko
Patogenesis
Penegakan Diagnosis
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis Klinis
Diagnosis Banding
Penatalaksanaan.
Intervensi Bedah
Manajemen Konservatif
Komplikasi
Prognosis dan Rekurensi
Catatan Akhir
Bab 25. Cedera Medula Spinalis
Definisi
Etiologi
Klasifikasi
Cedera Medula Spinalis Komplet
Cedera Medula Spinalis Inkomplet
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Penunjang
Tata Laksana
Prognosis
Catatan Akhir
Bab 26. Spina Bifida
Definisi
Epidemiologi.
Etiologi
Patogenesis
Patogenesis Embrionik Myelomeningocele
Patogenesis Spina Bifida Occulta (Tertutup)
Patogenesis Post-Natal
Penegakan Diagnosis
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis Klinis
Diagnosis Banding
Penatalaksanaan
Tata Laksana Farmakologi
Tata Laksana Nonfarmakologi
Komplikasi
Prognosis
Catatan Akhir
Bab 27. Hidrosefalus pada Anak
Fisiologi Cairan Serebrospinal (CSS)
Definisi
Epidemiologi.
Etiologi
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Diagnosis
Pengukuran Lingkar Kepala
Ultrasound
Magnetic
Resonance Imaging (MRI) dan Computed Tomography (CT)
Tata Laksana
Pirau (Shunt) Cairan Serebrospinal
Endoscopic Third Ventriculostomy (ETV)
Komplikasi Tindakan Pembedehan
Komplikasi Shunt
Komplikasi ETV
Catatan Akhir
Bab 28. Tumor Otak pada Anak
Definisi
Epidemiologi.
Klasifikasi
Tanda dan Gejala
Diagnosis
Kegawatdaruratan Tumor Otak
Penatalaksanaan
Steroid
Manitol
Antikejang
Penatalaksanaan Nyeri
Catatan Akhir
Indeks
Sampul Belakang