Tampilkan di aplikasi

Buku Salemba Empat hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Kegawatdaruratan di Bidang Bedah Saraf

1 Pembaca
Rp 214.900 12%
Rp 190.000
Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Penyusunan buku pedoman ini merupakan suatu langkah maju untuk menjawab tantangan di bidang pelayanan, pendidikan, penelitian, dan pengembangan. Dalam bidang pelayanan, pedoman ini dapat dimanfaatkan di setiap institusi yang berhubungan dengan kegawatdaruratan dalam bidang bedah saraf, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan menurunkan angka kecacatan dan kematian.

Buku ini disusun sedemikian rupa berdasarkan evidence base medicine, sehingga memberi peluang besar untuk pengembangan dan penelitan lebih lanjut ke depannya. Namun demikian, kami tetap mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk pengembangan pada masa mendatang. Akhir kata, semoga buku ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu dalam bidang bedah saraf.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: dr. Rohadi / dr. Bambang Priyanto

Penerbit: Salemba Empat
ISBN: 9786026450906
Terbit: Agustus 2022 , 428 Halaman










Ikhtisar

Penyusunan buku pedoman ini merupakan suatu langkah maju untuk menjawab tantangan di bidang pelayanan, pendidikan, penelitian, dan pengembangan. Dalam bidang pelayanan, pedoman ini dapat dimanfaatkan di setiap institusi yang berhubungan dengan kegawatdaruratan dalam bidang bedah saraf, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan menurunkan angka kecacatan dan kematian.

Buku ini disusun sedemikian rupa berdasarkan evidence base medicine, sehingga memberi peluang besar untuk pengembangan dan penelitan lebih lanjut ke depannya. Namun demikian, kami tetap mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk pengembangan pada masa mendatang. Akhir kata, semoga buku ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu dalam bidang bedah saraf.

Pendahuluan / Prolog

Prakata
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. karena hanya berkat rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kami berhasil menyelesaikan buku dengan judul “Kegawatdaruratan di Bidang Bedah Saraf”. Penyusunan buku pedoman ini merupakan suatu langkah maju untuk menjawab tantangan di bidang pelayanan, pendidikan, penelitian, dan pengembangan.

Di bidang pelayanan, pedoman ini dapat dimanfaatkan di setiap institusi yang berhubungan dengan kegawatdaruratan di bidang bedah saraf, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan menurunkan angka kecacatan dan kematian.

Buku ini disusun berdasarkan evidence base medicine dan disusun sedemikian rupa sehingga memberi peluang besar untuk pengembangan dan penelitan lebih lanjut ke depannya. Mudah-mudahan hasil kerja keras ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi para dokter spesialis, dokter umum, paramedik, dan mahasiswa kedokteran. Semoga apa yang telah kami buat saat ini bisa memberikan perkembangan dan kemajuan di masa mendatang.

Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk pengembangan di masa mendatang. Akhir kata, semoga buku ini bisa memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang ilmu bedah saraf.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Mataram, Maret 2022

Penulis

Penulis

dr. Rohadi - Dilahirkan di Bagek Gaet, Desa Pohgading Timur, Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur, NTB pada tanggal 20 Agustus tahun 1981. Beliau menyelesaikan pendidikan S-1 kedokterannya di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Udayana pada tahun 2005 dan melanjutkan pendidikan dokter spesialis pada tahun 2010 di Universitas Airlangga dan mendapatkan gelar spesialis bedah saraf pada tahun 2015. Pada tahun 2020, beliau mendapatkan gelar Doktor dari FK Universitas Hasanuddin. Pada tahun 2021 mendapatkan Subspesialis Bedah Saraf Onkologi dari Kolegium Ilmu Bedah Saraf Indonesia.
dr. Bambang Priyanto - Lahir di Mataram pada tanggal 18 April 1979. Beliau lulus S-1 pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga pada tahun 2003.

Di Universitas yang sama, pada tahun 2010 beliau mendapatkan gelar Spesialis Bedah Saraf. Selain bergabung sebagai anggota Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Indonesia (Perspebsi) beliau juga anggota dari AO Spine sejak tahun 2010 dan Indonesian Spine Society pada tahun 2011. Pada tahun 2021 mendapatkan Subspesialis Bedah Saraf Neurospine dari Kolegium Ilmu Bedah Saraf Indonesia. Saat ini sedang menempuh S-3 Ilmu Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Daftar Isi

Sampul Depan
Tentang Penulis
Sambutan Rektor Universitas Mataram
Sambutan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
Prakata
Daftar Isi
Bab 1. Anatomi Bedah Saraf
     Anatomi Kranium
     Anatomi Serebelum
          Meningens Pelindung Otak
          Cerebrum
          Lobus pada Hemisfer Cerebral
          Ganglia Basalis
          Diensefalon
     Anatomi Serebelum
          Korteks Serebeli
          Nuklei Intraserebeli
          Substansia Alba
     Anatomi Brainstem
          Medula
          Pons
          Mesensefalon
     Anatomi Vertebra
     Anatomi Spinal Cord
     Anatomi Vaskularisasi Serebrum
          Arteri Serebrum
          Vena Serebrum
     Anatomi Vaskularisasi Spinal
          Arteri
          Vena
     Catatan Akhir
Bab 2. Fisiologi Sistem Saraf Pusat
     Struktur dan Fungsi Seluler
     Neuron
     Transmisi Saraf
     Neurotransmiter
     Glia
     Struktur Otak
          Gray Matter dan White Matter
     Sistem Fungsional
     Sistem Visual
     Sistem Auditori
     Sistem Kemosensori: Sistem Olfaktori dan Gustatori
     Sistem Somatosensori: Proprioception dan Sentuhan
     Sistem Limbik
     Sistem Motorik
     Sistem Autonomik
     Catatan Akhir
Bab 3. Anamnesis
     Sikap terhadap Pasien
     Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
     Riwayat Penyakit Dahulu, Riwayat Keluarga, dan Riwayat Sosial
     Catatan Akhir
Bab 4. Pemeriksaan Fisik Neurologis
     Pemeriksaan Rangsang Meningeal
     Pemeriksaan Motorik
     Pemeriksaan Sensorik
     Pemeriksaan Nervus Kranialis
     Pemeriksaan Refleks
     Pemeriksaan Keseimbangan dan Fungsi Serebellum
     Catatan Akhir
Bab 5. Pemeriksaan Diagnostik Bedah Saraf
     Foto Polos Tengkorak
     Foto Polos Vertebra
     Computerized Tomography (CT) SCAN
          CT-Angiografi (CTA)
          CT Perfusi (CT-Perfusi)
     Magnetic Resonance Imaging (MRI)
     Angiografi
     Mielografi
     Elektroensefalografi (EEG)
     Elektromiografi (EMG).
     Catatan Akhir
Bab 6. Penurunan Kesadaran
     Definisi
     Fisiologi Kesadaran
     Etiologi Kesadaran Menurun
     Penilaian Neurologis pada Kondisi Kesadaran Menurun
     Diagnosis Banding Penurunan Kesadaran
     Penatalaksanaan
     Prognosis
     Catatan Akhir
Bab 7. Kejang
     Definisi
     Epidemiologi
     Klasifikasi Kejang Onset Pertama
     Etiologi
     Patofisiologi
          Ketidakstabilan Elektrofisiologis
          Ketidakseimbangan Neurotransmiter
     Manifestasi Klinis
     Diagnosis
          Anamnesis
          Brain Imaging
          Electroencephalography
          Pungsi Lumbal
     Tata Laksana
          Prinsip Umum
          Tata Laksana Awal
          Protokol Tata Laksana Status Epileptikus di Ruang Emergensi
          Pemilihan Antikejang
     Catatan Akhir
Bab 8. Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial (TIK)
     Dasar-Dasar Monitoring Tekanan Intrakranial (TIK).
     Indikasi Dilakukan Monitoring Tekanan Intrakranial
     Kontraindikasi Monitoring Tekanan Intrakranial
     Gejala dan Pemeriksaan Klinis Peningkatan Tekanan Intrakranial
     Pemeriksaan Fisik
     Pemeriksaan Penunjang
     Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial
          Tata Laksana Umum
     Terapi Spesifik untuk Peningkatan Tekanan Intrakranial
          Posisi Kepala
          Sedasi dan Paralitik
          Osmotik
          Hiperventilasi
          Hipotermia
          Barbiturat
          Steroid
          Tindakan Pembedahan
     Catatan Akhir
Bab 9. Hematoma Epidural
     Definisi
     Epidemiologi
     Etiologi
     Patofisiologi
     Tanda dan Gejala
     Diagnosis
     Tata Laksana
     Komplikasi dan Prognosis
     Catatan Akhir
Bab 10. Hematoma Subdural
     Hematoma Subdural Akut
          Definisi
          Etiopatogenesis
          Faktor Risiko
          Manifestasi Klinis
          Pemeriksaan Penunjang
          Tata Laksana
          Tata Laksana Operatif
          Tata Laksana Non-Operatif
          Mortalitas dan Morbiditas
     Hematoma Subdural Kronik
          Patofisiologi
          Manifestasi Klinis
          Pemeriksaan Penunjang
          Tata Laksana
          Mortalitas dan Morbiditas
     Hematoma Subdural Spontan
          Faktor Risiko
          Etiologi
          Tata Laksana
     Catatan Akhir
Bab 11. Hematoma Intraserebral
     Definisi
     Etiologi
          Hematoma Intraserebral Traumatik Lambat (Delayed Traumatic
Intracerebral Hematoma)
          Hematoma Intracerebral Spontan
     Manifestasi Klinis
     Pemeriksaan Penunjang
          Penilaian Klinik
          Tes Darah
          Neuroimaging
     Tata Laksana
          Tata Laksana Medis pada Hematoma Intraserebral
          Tata Laksana Pembedahan
          Metode Pembedahan
     Catatan Akhir
Bab 12. Fraktur Basis Kranii
     Definisi
     Epidemiologi
     Etiologi
     Patofisiologi
     Tanda dan Gejala
     Pemeriksaan Penunjang
     Kegawatdaruratan Fraktur Basis Kranii
     Tata Laksana
     Prognosis
     Catatan Akhir
Bab 13. Fraktur Kalvaria
     Definisi.
     Epidemiologi
     Tipe Fraktur
          Fraktur Linear
          Fraktur Depresi (Fraktur Impresi)
          Fraktur Kominutif
     Patogenesis
     Penegakan Diagnosis
     Pemeriksaan Penunjang
     Penatalaksanaan
     Komplikasi
     Prognosis
     Catatan Akhir
Bab 14. Trauma Tembus dan Luka Tembak
     Definisi
     Epidemiologi
     Etiologi dan Patogenesis.
     Penegakan Diagnosis
     Penatalaksanaan
     Komplikasi dan Prognosis
     Catatan Akhir
Bab 15. Perdarahan Intraventrikular
     Definisi dan Klasifikasi
     Epidemiologi
     Etiologi dan Faktor Risiko
     Patofisiologi
     Penegakan Diagnosis
          Manifestasi Klinis
          Pemeriksaan Penunjang
     Diagnosis Klinis
          Diagnosis Banding
     Penatalaksanaan
          Perawatan Darurat
          Eksternal Ventricular Drain (EVD)
          Intraventricular Fibrinolysis (IVF)
          Agen Fibrinolitik
          Endoskopi
          Lumbar Drainase
          Komplikasi
          Prognosis
     Catatan Akhir
Bab 16. Perdarahan Subarachnoid
     Etiologi.
          Ruptur Aneurisma Serebral
     Epidemiologi
     Patofisiologi.
     Tanda dan Gejala
     Diagnosis
     Tata Laksana
     Komplikasi dan Prognosis
     Catatan Akhir
Bab 17. Herniasi Serebri
     Definisi
     Etiologi
          Klasifikasi Herniasi Serebri
     Manifestasi Klinis Herniasi Ser
     Pemeriksaan Penunjang
     Penatalaksanaan Herniasi Serebri
     Prognosis
     Catatan Akhir
Bab 18. Meningitis
     Definisi.
     Epidemiologi
     Etiologi
     Faktor Risiko
     Patogenesis.
     Manifestasi Klinis
     Diagnosis
          Riwayat Pasien, Gejala, dan Tanda
     Pemeriksaan Fisik Khusus untuk Meningitis
     Pemeriksaan Penunjang
          Pemeriksaan CT-Scan
          Pemeriksaan Lumbal Pungsi (LP) atau Aspirasi Cairan Serebrospinal
          Analisis Cairan Serebrospinal
     Tata Laksana
     Terapi Antimikroba Sprektrum Luas
     Terapi Adjuvant
     Terapi Empiris
     Catatan Akhir
Bab 19. Ensefalitis
     Definisi
     Etiologi
     Klasifikasi
     Patofisiologi
     Manifestasi Klinis
     Diagnosis
     Tata Laksana
     Komplikasi dan Prognosis
     Catatan Akhir
Bab 20. Meningoensefalitis
     Definisi
     Etiologi
          Meningitis
          Ensefalitis
     Patofisiologi
     Manifestasi Klinis
     Diagnosis
     Tata Laksana
     Catatan Akhir
Bab 21. Abses Otak
     Definisi
     Epidemiologi
     Etiologi
     Faktor Risiko
     Patogenesis.
     Pecahnya Abses Menuju Ventrikel
     Manifestasi Klinik
     Diagnosis
          Pemeriksaan Penunjang
          Pungsi Lumbal
          Radiografi CT-Scan
          Magnetic Resonance Imaging (MRI)
          Tata Laksana
          Medikamentosa
          Terapi Adjuvan
          Pembedahan
     Catatan Akhir
Bab 22. Tuberkuloma
     Definisi
     Etiologi
     Manifestasi Klinis
     Pemeriksaan Penunjang
     Tata Laksana
     Komplikasi dan Prognosis
     Catatan Akhir
Bab 23. Intratumoral Bleeding
     Definisi
     Etiologi
     Patofisiologi
     Manifestasi Klinis
     Diagnosis
     Pengobatan
     Prognosis
     Catatan Akhir
Bab 24. Pituitaria Apopleksi
     Definisi
     Epidemiologi
     Etiologi dan Faktor Risiko
     Patogenesis
     Penegakan Diagnosis
          Manifestasi Klinis
     Pemeriksaan Penunjang
     Diagnosis Klinis
     Diagnosis Banding
     Penatalaksanaan.
          Intervensi Bedah
          Manajemen Konservatif
          Komplikasi
          Prognosis dan Rekurensi
     Catatan Akhir
Bab 25. Cedera Medula Spinalis
     Definisi
     Etiologi
     Klasifikasi
     Cedera Medula Spinalis Komplet
     Cedera Medula Spinalis Inkomplet
     Patofisiologi
     Manifestasi Klinis
     Pemeriksaan Penunjang
     Tata Laksana
     Prognosis
     Catatan Akhir
Bab 26. Spina Bifida
     Definisi
     Epidemiologi.
     Etiologi
     Patogenesis
          Patogenesis Embrionik Myelomeningocele
          Patogenesis Spina Bifida Occulta (Tertutup)
          Patogenesis Post-Natal
     Penegakan Diagnosis
          Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
     Pemeriksaan Penunjang
     Diagnosis Klinis
     Diagnosis Banding
     Penatalaksanaan
          Tata Laksana Farmakologi
          Tata Laksana Nonfarmakologi
          Komplikasi
          Prognosis
     Catatan Akhir
Bab 27. Hidrosefalus pada Anak
     Fisiologi Cairan Serebrospinal (CSS)
     Definisi
     Epidemiologi.
     Etiologi
     Patofisiologi
     Manifestasi Klinis
     Diagnosis
          Pengukuran Lingkar Kepala
          Ultrasound
          Magnetic
Resonance Imaging (MRI) dan Computed Tomography (CT)
     Tata Laksana
          Pirau (Shunt) Cairan Serebrospinal
          Endoscopic Third Ventriculostomy (ETV)
     Komplikasi Tindakan Pembedehan
          Komplikasi Shunt
          Komplikasi ETV
     Catatan Akhir
Bab 28. Tumor Otak pada Anak
     Definisi
     Epidemiologi.
     Klasifikasi
     Tanda dan Gejala
     Diagnosis
     Kegawatdaruratan Tumor Otak
     Penatalaksanaan
          Steroid
          Manitol
          Antikejang
          Penatalaksanaan Nyeri
     Catatan Akhir
Indeks
Sampul Belakang