Ikhtisar
Cedera otak adalah cedera atau trauma pada kepala dan otak yang menyebabkan perubahan status kesadaran dan orientasi. Penanganan cedera otak dilakukan oleh ahli bedah saraf, namun perawatan pasca cedera otak membutuhkan penanganan berbagai ahli (multidisiplin). Pengetahuan tentang etiologi, mekanisme, dan pola cedera otak sangat penting selama melakukan penanganan medis. Dampak buruk terhadap kurangnya manajemen pasca cedera otak antara lain cacat kognitif permanen, demensia, depresi, hingga keinginan bunuh diri. Oleh karena itu, pengetahuan tentang cedera otak bagi semua lulusan kedokteran dan bahkan masyarakat awam merupakan hal yang penting.
Buku medis Manajemen Komprehensif Pasca Cedera Otak merupakan referensi yang dapat dijadikan acuan praktisi klinis dalam menangani pasien dengan cedera otak. Buku ini ditulis oleh tim andal dari Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali. Buku yang banyak dirujuk ini memberitahukan semua dasar-dasar yang perlu Anda ketahui tentang penanganan komprehensif pasca cedera otak.
Pendahuluan / Prolog
Cedera, Cedera Otak, Manajemen Medis Komprehensif
Cedera atau trauma adalah kelainan yang terjadi pada tubuh. Kelainan ini mengakibatkan timbulnya nyeri, panas, merah, bengkak, dan penurunan fungsi tubuh, baik itu pada otot, tendon, ligamen, persendian, organ maupun tulang.
Otak adalah organ tubuh yang sangat penting, serta vital dan kompleks yang dilindungi oleh rongga tengkorak (kranium—cranium) dan selaput otak (meninges) yang kuat. Organ ini terdiri atas sejumlah jaringan dan miliaran sel saraf. Otak adalah struktur pengaturan pusat dari semua tubuh makhluk hidup.
Cedera pada kepala (cedera kepala) adalah istilah luas yang menggambarkan serangkaian cedera yang terjadi pada kulit kepala, tengkorak, otak, dan jaringan di bawahnya, serta pembuluh darah di kepala. Sementara itu, cedera otak adalah cedera kepala yang menyebabkan terjadinya gangguan fungsi otak. Secara umum, cedera otak diklasifikasikan menjadi cedera otak traumatik (COT) dan cedera otak non-traumatik. Sumber cedera otak non-traumatik berasal dari sumber internal tubuh, sedangkan COT berasal dari sumber eksternal, seperti pukulan, benturan, hingga luka yang menembus kepala.
Manajemen medis komprehensif merupakan praktik atau tindakan praktisi klinis yang dirancang untuk menyediakan informasi lengkap dan mendalam untuk keperluan perawatan kesehatan dan penelitian medis, hingga kebutuhan audit.
Penulis
dr. Rohadi - Dilahirkan di Bagek Gaet, Desa Pohgading Timur, Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur, NTB pada tanggal 20 Agustus tahun 1981. Beliau menyelesaikan pendidikan S-1 kedokterannya di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Udayana pada tahun 2005 dan melanjutkan pendidikan dokter spesialis pada tahun 2010 di Universitas Airlangga dan mendapatkan gelar spesialis bedah saraf pada tahun 2015. Pada tahun 2020, beliau mendapatkan gelar Doktor dari FK Universitas Hasanuddin. Pada tahun 2021 mendapatkan Subspesialis Bedah Saraf Onkologi dari Kolegium Ilmu Bedah Saraf Indonesia.
dr. Bambang Priyanto - Lahir di Mataram pada tanggal 18 April 1979. Beliau lulus S-1 pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga pada tahun 2003.
Di Universitas yang sama, pada tahun 2010 beliau mendapatkan gelar Spesialis Bedah Saraf. Selain bergabung sebagai anggota Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Indonesia (Perspebsi) beliau juga anggota dari AO Spine sejak tahun 2010 dan Indonesian Spine Society pada tahun 2011. Pada tahun 2021 mendapatkan Subspesialis Bedah Saraf Neurospine dari Kolegium Ilmu Bedah Saraf Indonesia. Saat ini sedang menempuh S-3 Ilmu Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
dr. Dewa Putu Wisnu Wardhana - Penulis menyelesaikan pendidikan S-1 kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana pada tahun 2009. Beliau melanjutkan pendidikan dokter spesialis pada tahun 2010 di Universitas Airlangga dan mendapatkan gelar Spesialis Bedah Saraf pada tahun 2015.
Sejak tahun 2016, beliau mengawali karir sebagai dokter spesialis dan staf departemen Bedah, subdivisi Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, RSUP Sanglah kemudian dilanjutkan RS Universitas Udayana, Bali sejak 2018 hingga saat ini; sejak tahun 2017, sebagai dokter spesialis bedah saraf di RS Bali Med Hospital, Bali; sejak tahun 2019, dokter spesialis bedah saraf di RS Siloam Hospital Bali, Badung.
Daftar Isi
Sampul Depan
Halaman Judul
Halaman Copyright
Profil Editor Ahli
Kontributor
Sambutan
Prakata
Daftar Isi
Bab 1 Mengenal Cedera Otak
Mengenal Cedera Otak
Bab 2 Perubahan Otak dan Tubuh Pasca Cedera Otak
Perubahan Homeostasis Otak
Respon Tubuh Pasca Cedera Otak
Gangguan Hormonal Yang Mungkin Terjadi
Perubahan Lain
Catatan Akhir
Bab 3 Macam-Macam Terapi pada Cedera Otak I
Terapi Mekanik dan Oksigen
Obat-obatan
Prinsip Penanganan Operatif
Manajemen Anestesi
Perawatan Intensif
Prinsip Penanganan Intensif dengan Segala Problemnya
Catatan Akhir
Bab 4 Macam-Macam Terapi pada Cedera Otak II (Politrauma)
Penanganan Trauma Ekstremitas
Trakeostomi
Catatan Akhir
Bab 5 Macam-Macam Terapi pada Cedera Otak III (Gizi dan Rehabilitasi)
Penanganan Gizi
Prinsip Penanganan Rehabilitasi
Pemberian Nutrisi pada Anak dengan Cedera Otak
Catatan Akhir
Bab 6 Peranan Caregiver dan Lingkungan
Catatan Akhir
Bab 7 Prinsip Evaluasi 6B
Catatan Akhir
Bab 8 Manajemen Luka-Luka di Kepala
Catatan Akhir
Bab 9 Cedera Otak dengan Cedera Signifikan Lainnya
Catatan Akhir
Bab 10 Perubahan Biokimia Otak Berujung Perubahan Mental
Gaduh Gelisah
Gangguan Kognitif
Gangguan Mood
Sindrom Lobus Frontal
Post concussion Syndrome
Catatan Akhir
Bab 11 Prioritas Perawatan pada Pasien Politrauma
Catatan Akhir
Bab 12 Mendeteksi Adanya Komplikasi Kronis Pasca Cedera Otak
Kejang Pasca Trauma Kepala
Perdarahan Otak Kronis
Komplikasi Kardiovaskular
Hidrosefalus Pasca Trauma
Infeksi
Post Trephine Syndrome
Komplikasi Paru
Komplikasi Sistemik
Catatan Akhir
Indeks
Sampul Belakang