Ikhtisar
Manusia adalah cerita. Setiap manusia adalah cerita bagi dirinya sendiri dan orang lain. Manusia menggunakan cerita untuk menyampaikan nilai-nilai kepada anak, serta mengajari cara hidup dan bertahan hidup. Jauh sebelum tulisan ditemukan, satu-satunya komunikasi manusia adalah komunikasi lisan.
Saat ini, cerita telah menjadi salah satu bagian formal pendidikan dini dan pendidikan dasar. Dunia industri juga menggunakan cerita sebagai teknik membangun merek dan menjual produk. Di dalam berbagai hasil penelitian, cerita disebutkan memiliki fungsi yang sangat baik untuk pengembangan keaksaraan, kepribadian, kesadaran sosial, pengaturan emosi, dan kreativitas. Di dunia pendidikan, cerita telah bermetamorfosa sebagai teknik yang melintas batas disiplin keilmuan. Metode bercerita dianggap efektif untuk meningkatkan pemahaman dan kualitas akademik siswa dalam berbagai disiplin ilmu. Cerita juga menjadi senjata perusahaan dalam bentuk marketing storytelling.
Melalui buku ini, penulis mencoba menjelaskan cerita dalam perspektif psikologi. Pada bagian awal, pembaca akan disuguhkan dengan perspektif psikologis cerita, serta bagaimana cerita dan bercerita dilihat dari perspektif ilmu saraf (neuroscience). Selain bukti-bukti ilmiah terkait cerita, buku ini juga menyajikan cara-cara praktis bercerita. Sekali lagi, ini bukan masalah bagaimana menjadi pendongeng profesional yang mampu menirukan suara-suara aneh atau membuat gerakan ekspresif yang lucu, tetapi mengenai bagaimana orang tua dan guru mampu bercerita yang menarik dengan cara-cara sederhana.
Buku ini diakhiri dengan bahasan terkait cerita tradisional, pembelajaran lingkungan, dan bagaimana menyampaikan materi sekolah melalui cerita. Harapannya melalui buku ini semakin banyak guru yang tertarik menggunakan pendekatan bercerita dalam menyampaikan materi pelajaran. Orang tua juga mampu mendampingi anak-anaknya saat belajar di rumah. Dengan demikian, guru akan serasa menjadi orang tua dan sebaliknya.
Pendahuluan / Prolog
Alasan untuk Bercerita dari Sudut Pandang Psikologis
Bukan hanya untuk anak, bercerita ternyata memiliki banyak manfaat bagi setiap usia. Meski terdengar sederhana, tidak semua orang dapat melakukan proses bercerita. Beberapa orang mungkin tidak pandai dalam berimajinasi atau merangkai kata, sisanya bisa jadi tidak percaya diri atau malu untuk melakukannya, khususnya jika diminta menceritkan kisahnya sendiri. Padahal, dengan bercerita, seseorang bukan hanya dapat mendapatkan kelegaan dari pikiran dan ide yang perlu ia cetuskan, namun bercerita juga dapat melatih kemampuan seseorang dalam berpikir kreatif dan terstruktur.
Pentingnya bercerita sudah sejak lama diteliti oleh para ahli, khususnya untuk anak-anak, misalnya dengan membacakan buku sebelum tidur. Bercerita terbukti memberikan anak kemampuan verbal dan linguistik yang baik. Manusia tidak dirancang untuk memahami logika dan mengingat fakta untuk waktu yang lama, tetapi lebih pada memahami dan mengingat cerita. Buku ini ditulis untuk memaparkan fungsi bercerita dari sisi psikologis. Alasannya, cerita adalah kemasan yang secara ilmiah mampu menyedot manusia secara psikologis ke dalamnya dan mengambil banyak hal.
Penulis
Akhmad Mukhlis - Penulis lahir di desa Pandangan Rembang, Jawa Tengah dari pasangan pedagang. Suami dari Panca Yulia Wicahyani dan ayah dari Pradipa Osada Ahmad, Ahmad Fahmi Ramadhan, Arka Zonantara Ahmad, Linambar Andaru Ahmad, dan akan menyusul satu lagi di akhir tahun 2023. Sedari kecil sangat mencintai sepak bola.
Penulis menyelesaikan studi bidang psikologi di Universitas Islam Negeri Malang dan Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Saat ini penulis tinggal di Malang Jawa Timur dan mengajar psikologi di Universitas Islam Negeri Malang. Penulis juga aktif meneliti bidang psikologi dan menulis di berbagai media massa.
Daftar Isi
Sampul Depan
Halaman Judul
Halaman Copyright
Tentang Penulis
Prakata
Daftarr Isi
Bab 1 Pentingnya Cerita
Cerita Apa yang akan Dipilih?
Ingat, Bercerita Berbeda dengan Membacakan Cerita
Cerita Membantu Memahami Diri Sendiri dan Orang Lain
Cerita dan Kesehatan Mental
Cerita dan Alienasi Teknologi
Referensi
Bab 2 Cerita dalam Psikologi
Dongeng sebagai Pemandu, Penyembuh, dan Penghilang Kecemasan
Anak, Metafora, dan Simbol
Struktur
Individuasi
Cerita Tradisional dalam Pandangan Psikoanalisis Freud
Cerita Tradisional dalam Pandangan Jung dan Pengikutnya
Referensi
Bab 3 Neuroscience Cerita
Cerita dan Aktivitas Otak
Keterhubungan Saat Cerita
Cerita sebagai Sensemaking
Kesimpulan
Referensi
Bab 4 Cerita dan Kemampuan Berpikir
Mendengarkan Cerita dan Proses Kognisi
Membaca Cerita dan Kognisi Sosial
Mengenalkan Filsafat kepada Anak
Memulai Sesi Filsafat
Filsafat dan Perkembangan Emosional
Proses Kognitif Cerita Gubahan
Membentuk “Diri”
Referensi
Bab 5 Cerita dan Perkembangan Bahasa
Bagaimana Anak Belajar Bahasa?
Lingkungan dan Perkembangan Bahasa
Cerita, Bahasa, dan Perkembangan Emosi
Membaca Cerita dan Perkembangan Bahasa
Bercerita dan Perkembangan Bahasa
Selain Cerita
Decontextualized Talk
Referensi
Bab 6 Cerita dan Perkembangan Emosi
Seputar Emosi Anak Usia Dini
Ekspresi Emosi AUD
Memahami Emosi
Citra Emosi
Literasi Emosi
Cerita dan Perkembangan Emosi
Bercerita Lisan dan Respons Emosional terhadap Konflik
Membangun Kosakata Emosional
Perbedaan Sudut Pandang dan Merasakan Emosi Berbeda
Cerita dan Emosi Kelas
Referensi
Bab 7 Cerita dan Pengembangan Moral-Spiritual
Mendefinisikan Moralitas
Bagaimana Moral Dibentuk?
Teori Perkembangan Moral Kohlberg
Dilema Heinz (Heinz Dilemma)
Tahapan Perkembangan Moral Kohlberg
Level 1. Moralitas Prakonvensional
Level 2. Moralitas Konvensional
Level 3. Moralitas Pascakonvensional
Moral Universal
Anak, Cerita, dan Moral
Referensi
Bab 8 Bagaimana Menceritakan Cerita
Membuka Cerita
Dari Mana Sebuah Cerita Dimulai?
Memulai dari yang Mudah dan Disukai
Memantik Rasa Ingin Tahu
Zona Keingintahuan Maksimum (Zone of Maximum Curiosity)
Memanfaatkan Keistimewaan Otak
Referensi
Bab 9 Membuat Cerita Unik
Memahami Segitiga Bercerita
Membuat Cerita Seperti Seorang Guru
Membuat Cerita Kolektif
Menggubah Peristiwa Nyata Menjadi Cerita
Menempatkan Anak dalam Cerita
Cerita yang Belum Selesai
Cerita dengan Latar Kehidupan Sosial
Rekomendasi Cerita
Referensi
Bab 10 Anak Sebagai Pencerita
Anak dan Cerita Tradisional
Bercerita dan Kecakapan Sosial
Bermain dengan Cerita
Cerita Pim-Pong
Mendengar Positif
Referensi
Bab 11 Cerita Tradisional
Kekuatan Emosional Cerita Tradisional
Metafora dalam Cerita Tradisional
Cerita sebagai Wadah Kecemasan
Cerita Tradisional dan Anak-Anak
Arti Cerita Tradisional Bagi Anak
Jenis Dongeng
Fabel
Parabel
Mite/Mitos
Cerita Rakyat (Folklore)
Legenda
Sage
Referensi
Bab 12 Cerita dan Lingkungan
Bercerita, Kerusakan Alam, dan Isu Perubahan Iklim
Bagaimana Cerita Mendukung Kelestarian Alam
Elemen Inti Cerita Lingkungan
Bercerita di Luar Ruangan
Menggunakan Alam untuk Bercerita
Bercerita tentang Lingkungan
Referensi
Bab 13 Cerita dan Pembelajaran Kelas
Cerita dan Pendidikan Bermakna
Menggunakan Cerita dalam Pembelajaran
Cerita dan Sejarah
Cerita dan Sains
Cerita dan Matematika
Referensi
Glosarium
Indeks
Sampul Belakang