Tampilkan di aplikasi

Buku Salemba Empat hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Psikologi Cerita

1 Pembaca
Rp 144.900 17%
Rp 120.000
Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Manusia adalah cerita. Setiap manusia adalah cerita bagi dirinya sendiri dan orang lain. Manusia menggunakan cerita untuk menyampaikan nilai-nilai kepada anak, serta mengajari cara hidup dan bertahan hidup. Jauh sebelum tulisan ditemukan, satu-satunya komunikasi manusia adalah komunikasi lisan.

Saat ini, cerita telah menjadi salah satu bagian formal pendidikan dini dan pendidikan dasar. Dunia industri juga menggunakan cerita sebagai teknik membangun merek dan menjual produk. Di dalam berbagai hasil penelitian, cerita disebutkan memiliki fungsi yang sangat baik untuk pengembangan keaksaraan, kepribadian, kesadaran sosial, pengaturan emosi, dan kreativitas. Di dunia pendidikan, cerita telah bermetamorfosa sebagai teknik yang melintas batas disiplin keilmuan. Metode bercerita dianggap efektif untuk meningkatkan pemahaman dan kualitas akademik siswa dalam berbagai disiplin ilmu. Cerita juga menjadi senjata perusahaan dalam bentuk marketing storytelling.

Melalui buku ini, penulis mencoba menjelaskan cerita dalam perspektif psikologi. Pada bagian awal, pembaca akan disuguhkan dengan perspektif psikologis cerita, serta bagaimana cerita dan bercerita dilihat dari perspektif ilmu saraf (neuroscience). Selain bukti-bukti ilmiah terkait cerita, buku ini juga menyajikan cara-cara praktis bercerita. Sekali lagi, ini bukan masalah bagaimana menjadi pendongeng profesional yang mampu menirukan suara-suara aneh atau membuat gerakan ekspresif yang lucu, tetapi mengenai bagaimana orang tua dan guru mampu bercerita yang menarik dengan cara-cara sederhana.

Buku ini diakhiri dengan bahasan terkait cerita tradisional, pembelajaran lingkungan, dan bagaimana menyampaikan materi sekolah melalui cerita. Harapannya melalui buku ini semakin banyak guru yang tertarik menggunakan pendekatan bercerita dalam menyampaikan materi pelajaran. Orang tua juga mampu mendampingi anak-anaknya saat belajar di rumah. Dengan demikian, guru akan serasa menjadi orang tua dan sebaliknya.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Akhmad Mukhlis

Penerbit: Salemba Empat
ISBN: 9786238078134
Terbit: Juli 2023 , 216 Halaman










Ikhtisar

Manusia adalah cerita. Setiap manusia adalah cerita bagi dirinya sendiri dan orang lain. Manusia menggunakan cerita untuk menyampaikan nilai-nilai kepada anak, serta mengajari cara hidup dan bertahan hidup. Jauh sebelum tulisan ditemukan, satu-satunya komunikasi manusia adalah komunikasi lisan.

Saat ini, cerita telah menjadi salah satu bagian formal pendidikan dini dan pendidikan dasar. Dunia industri juga menggunakan cerita sebagai teknik membangun merek dan menjual produk. Di dalam berbagai hasil penelitian, cerita disebutkan memiliki fungsi yang sangat baik untuk pengembangan keaksaraan, kepribadian, kesadaran sosial, pengaturan emosi, dan kreativitas. Di dunia pendidikan, cerita telah bermetamorfosa sebagai teknik yang melintas batas disiplin keilmuan. Metode bercerita dianggap efektif untuk meningkatkan pemahaman dan kualitas akademik siswa dalam berbagai disiplin ilmu. Cerita juga menjadi senjata perusahaan dalam bentuk marketing storytelling.

Melalui buku ini, penulis mencoba menjelaskan cerita dalam perspektif psikologi. Pada bagian awal, pembaca akan disuguhkan dengan perspektif psikologis cerita, serta bagaimana cerita dan bercerita dilihat dari perspektif ilmu saraf (neuroscience). Selain bukti-bukti ilmiah terkait cerita, buku ini juga menyajikan cara-cara praktis bercerita. Sekali lagi, ini bukan masalah bagaimana menjadi pendongeng profesional yang mampu menirukan suara-suara aneh atau membuat gerakan ekspresif yang lucu, tetapi mengenai bagaimana orang tua dan guru mampu bercerita yang menarik dengan cara-cara sederhana.

Buku ini diakhiri dengan bahasan terkait cerita tradisional, pembelajaran lingkungan, dan bagaimana menyampaikan materi sekolah melalui cerita. Harapannya melalui buku ini semakin banyak guru yang tertarik menggunakan pendekatan bercerita dalam menyampaikan materi pelajaran. Orang tua juga mampu mendampingi anak-anaknya saat belajar di rumah. Dengan demikian, guru akan serasa menjadi orang tua dan sebaliknya.

Pendahuluan / Prolog

Alasan untuk Bercerita dari Sudut Pandang Psikologis
Bukan hanya untuk anak, bercerita ternyata memiliki banyak manfaat bagi setiap usia. Meski terdengar sederhana, tidak semua orang dapat melakukan proses bercerita. Beberapa orang mungkin tidak pandai dalam berimajinasi atau merangkai kata, sisanya bisa jadi tidak percaya diri atau malu untuk melakukannya, khususnya jika diminta menceritkan kisahnya sendiri. Padahal, dengan bercerita, seseorang bukan hanya dapat mendapatkan kelegaan dari pikiran dan ide yang perlu ia cetuskan, namun bercerita juga dapat melatih kemampuan seseorang dalam berpikir kreatif dan terstruktur.

Pentingnya bercerita sudah sejak lama diteliti oleh para ahli, khususnya untuk anak-anak, misalnya dengan membacakan buku sebelum tidur. Bercerita terbukti memberikan anak kemampuan verbal dan linguistik yang baik. Manusia tidak dirancang untuk memahami logika dan mengingat fakta untuk waktu yang lama, tetapi lebih pada memahami dan mengingat cerita. Buku ini ditulis untuk memaparkan fungsi bercerita dari sisi psikologis. Alasannya, cerita adalah kemasan yang secara ilmiah mampu menyedot manusia secara psikologis ke dalamnya dan mengambil banyak hal.

Penulis

Akhmad Mukhlis - Penulis lahir di desa Pandangan Rembang, Jawa Tengah dari pasangan pedagang. Suami dari Panca Yulia Wicahyani dan ayah dari Pradipa Osada Ahmad, Ahmad Fahmi Ramadhan, Arka Zonantara Ahmad, Linambar Andaru Ahmad, dan akan menyusul satu lagi di akhir tahun 2023. Sedari kecil sangat mencintai sepak bola.

Penulis menyelesaikan studi bidang psikologi di Universitas Islam Negeri Malang dan Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Saat ini penulis tinggal di Malang Jawa Timur dan mengajar psikologi di Universitas Islam Negeri Malang. Penulis juga aktif meneliti bidang psikologi dan menulis di berbagai media massa.

Daftar Isi

Sampul Depan
Halaman Judul
Halaman Copyright
Tentang Penulis
Prakata
Daftarr Isi
Bab 1 Pentingnya Cerita
     Cerita Apa yang akan Dipilih?
     Ingat, Bercerita Berbeda dengan Membacakan Cerita
     Cerita Membantu Memahami Diri Sendiri dan Orang Lain
     Cerita dan Kesehatan Mental
     Cerita dan Alienasi Teknologi
     Referensi
Bab 2 Cerita dalam Psikologi
     Dongeng sebagai Pemandu, Penyembuh, dan Penghilang Kecemasan
     Anak, Metafora, dan Simbol
     Struktur
     Individuasi
     Cerita Tradisional dalam Pandangan Psikoanalisis Freud
     Cerita Tradisional dalam Pandangan Jung dan Pengikutnya
     Referensi
Bab 3 Neuroscience Cerita
     Cerita dan Aktivitas Otak
     Keterhubungan Saat Cerita
     Cerita sebagai Sensemaking
     Kesimpulan
     Referensi
Bab 4 Cerita dan Kemampuan Berpikir
     Mendengarkan Cerita dan Proses Kognisi
     Membaca Cerita dan Kognisi Sosial
     Mengenalkan Filsafat kepada Anak
     Memulai Sesi Filsafat
     Filsafat dan Perkembangan Emosional
     Proses Kognitif Cerita Gubahan
     Membentuk “Diri”
     Referensi
Bab 5 Cerita dan Perkembangan Bahasa
     Bagaimana Anak Belajar Bahasa?
     Lingkungan dan Perkembangan Bahasa
     Cerita, Bahasa, dan Perkembangan Emosi
     Membaca Cerita dan Perkembangan Bahasa
     Bercerita dan Perkembangan Bahasa
     Selain Cerita
     Decontextualized Talk
     Referensi
Bab 6 Cerita dan Perkembangan Emosi
     Seputar Emosi Anak Usia Dini
     Ekspresi Emosi AUD
     Memahami Emosi
     Citra Emosi
     Literasi Emosi
     Cerita dan Perkembangan Emosi
     Bercerita Lisan dan Respons Emosional terhadap Konflik
     Membangun Kosakata Emosional
     Perbedaan Sudut Pandang dan Merasakan Emosi Berbeda
     Cerita dan Emosi Kelas
     Referensi
Bab 7 Cerita dan Pengembangan Moral-Spiritual
     Mendefinisikan Moralitas
     Bagaimana Moral Dibentuk?
     Teori Perkembangan Moral Kohlberg
     Dilema Heinz (Heinz Dilemma)
     Tahapan Perkembangan Moral Kohlberg
          Level 1. Moralitas Prakonvensional
          Level 2. Moralitas Konvensional
          Level 3. Moralitas Pascakonvensional
     Moral Universal
     Anak, Cerita, dan Moral
     Referensi
Bab 8 Bagaimana Menceritakan Cerita
     Membuka Cerita
     Dari Mana Sebuah Cerita Dimulai?
     Memulai dari yang Mudah dan Disukai
     Memantik Rasa Ingin Tahu
     Zona Keingintahuan Maksimum (Zone of Maximum Curiosity)
     Memanfaatkan Keistimewaan Otak
     Referensi
Bab 9 Membuat Cerita Unik
     Memahami Segitiga Bercerita
     Membuat Cerita Seperti Seorang Guru
     Membuat Cerita Kolektif
     Menggubah Peristiwa Nyata Menjadi Cerita
     Menempatkan Anak dalam Cerita
     Cerita yang Belum Selesai
     Cerita dengan Latar Kehidupan Sosial
     Rekomendasi Cerita
     Referensi
Bab 10 Anak Sebagai Pencerita
     Anak dan Cerita Tradisional
     Bercerita dan Kecakapan Sosial
     Bermain dengan Cerita
     Cerita Pim-Pong
     Mendengar Positif
     Referensi
Bab 11 Cerita Tradisional
     Kekuatan Emosional Cerita Tradisional
     Metafora dalam Cerita Tradisional
     Cerita sebagai Wadah Kecemasan
     Cerita Tradisional dan Anak-Anak
     Arti Cerita Tradisional Bagi Anak
     Jenis Dongeng
          Fabel
          Parabel
          Mite/Mitos
          Cerita Rakyat (Folklore)
          Legenda
          Sage
     Referensi
Bab 12 Cerita dan Lingkungan
     Bercerita, Kerusakan Alam, dan Isu Perubahan Iklim
     Bagaimana Cerita Mendukung Kelestarian Alam
     Elemen Inti Cerita Lingkungan
     Bercerita di Luar Ruangan
     Menggunakan Alam untuk Bercerita
     Bercerita tentang Lingkungan
     Referensi
Bab 13 Cerita dan Pembelajaran Kelas
     Cerita dan Pendidikan Bermakna
     Menggunakan Cerita dalam Pembelajaran
     Cerita dan Sejarah
     Cerita dan Sains
     Cerita dan Matematika
     Referensi
Glosarium
Indeks
Sampul Belakang