Tampilkan di aplikasi

Buku Selat Media hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Wajah

Kumpulan Cerpen

1 Pembaca
Rp 50.000 12%
Rp 44.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 132.000 13%
Rp 38.133 /orang
Rp 114.400

5 Pembaca
Rp 220.000 20%
Rp 35.200 /orang
Rp 176.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Kumpulan pengalaman hidup, seringkali menjadi modal awal bagi pengarang untuk menghasilkan karya. Begitu yang diungkapkan Plato melalui teori mimesis bahwa sastra adalah tiruan dari dunia pertama. Pengarang tidak benarbenar menciptakan hal yang baru, namun ia menjiplak suatu yang dilihat dan dirasakannya. Lalu teori mimesis Plato, diurai sang murid yaitu Aristoteles melalui teori kreasi yang menyebut sastra bukan sekadar tiruan, namun menjadi konstruksi yang berangkat dari hasil modifikasi berbagai pengalaman manusia.

Begitu juga kumpulan tulisan dalam buku ini yang bermula dari refleksi dan imajinasi belaka. Berangkat dari kepingan kisah yang dianggap tak bernilai (picisan), lalu cukup sebagai modal awal bagi pengarang untuk menyusunnya menjadi karya yang tengah berada di hadapan pembaca yang budiman. Tabik.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Randa Anggarista

Penerbit: Selat Media
ISBN: 9786230907395
Terbit: November 2022 , 120 Halaman










Ikhtisar

Kumpulan pengalaman hidup, seringkali menjadi modal awal bagi pengarang untuk menghasilkan karya. Begitu yang diungkapkan Plato melalui teori mimesis bahwa sastra adalah tiruan dari dunia pertama. Pengarang tidak benarbenar menciptakan hal yang baru, namun ia menjiplak suatu yang dilihat dan dirasakannya. Lalu teori mimesis Plato, diurai sang murid yaitu Aristoteles melalui teori kreasi yang menyebut sastra bukan sekadar tiruan, namun menjadi konstruksi yang berangkat dari hasil modifikasi berbagai pengalaman manusia.

Begitu juga kumpulan tulisan dalam buku ini yang bermula dari refleksi dan imajinasi belaka. Berangkat dari kepingan kisah yang dianggap tak bernilai (picisan), lalu cukup sebagai modal awal bagi pengarang untuk menyusunnya menjadi karya yang tengah berada di hadapan pembaca yang budiman. Tabik.

Pendahuluan / Prolog

Prolog
Kumpulan pengalaman hidup, seringkali menjadi satu buah modal awal bagi seorang pengarang untuk membuat satu buah karya. Begitulah yang dilakukan oleh Plato melalui teori mimesisnya bahwa sastra adalah sebuah tiruan dari dunia pertama. Tidak ada yang baru di dalam satu buah teks sastra. Lalu teori Plato tadi diperkuat oleh muridnya yaitu Aristotetes melalui teori kreasi yang menyebut bahwa sastra bukan sekadar sebagai sebuah tiruan, namun pengarang berusaha memodifikasi pengalaman-pengalaman yang dimilikinya. Begitu juga kumpulan tulisan dalam buku ini yang dianggap pengarang bermula dari refleksi dan imajinasi belaka. Berangkat dari kisahkisah yang dianggap tak bernilai (picisan), lalu menjadi modal awal yang membuat pengarang nekat untuk membeberkannya melalui konsep kepengarangan. Akan menjadi kewajaran apabila dalam satu periodisasi, pengarang berusaha memberikan gambarangambaran abstrak melalui karya yang dituliskannya.

Kumpulan cerpen Wajah ini misalnya. Melalui pengalaman imajinatif, pengarang merangkulnya menjadi enam belas karya sastra yang cukup pendek (baca: semoga bisa dikatakan cerita pendek). Pengalaman masa kanak-kanak yang sempat dijamah, lalu dieksplorasinya menjadi satu buah cerita pendek berjudul Wajah yang juga menjadi cikal-bakal bagi lahirnya tulisan-tulisan lain dalam buku tipis ini. Yang pengarang tahu bahwa sesuatu yang lahir dari tangan seorang sastrawan tidak selamanya dianggap benar. Meski begitu, sebagai pemula, pengarang hanya berharap bahwa enam belas tulisan yang mengalir dari pikiran yang bergentayangan dan berkecamuk di atas cakrawala ini, dapat kiranya memberikan sumbangsih bagi perkembangan sastra.

Secara keseluruhan, melalui enam belas cerita pendek dalam buku ini, pengarang tengah berpura-pura menyampaikan suara-suara minor yang masih terkenang dalam memori kecilnya, agar tak luput dari kehidupan. Pemilihan judul Wajah dengan sengaja diadopsi pengarang menjadi judul besar dalam sampul depan.

Sebab cerita-cerita kanak-kanak yang sempat diterimanya dari orang-orang terdekat menjadi satu buah santapan menarik di tengah perkembangan arus teknologi dan hilangnya kedekatan antarsetiap manusia saat ini, baik dari sisi keluarga hingga masyarakat secara keseluruhan.

Akhirnya, semoga tulisan dalam kumpulan cerpen ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangsih bagi perkembangan sastra ke depannya. Tentu saja sekali lagi, jangan terlalu menganggap bahwa kumpulan cerita dalam tulisan ini serius dan benar adanya. Ingat kembali bahwa ini hanya sebuah mimesis dan kreativitas dari berbagai pengalaman yang masih bersifat abstrak dalam memori pengarang. Terakhir, semoga pembaca yang budiman dapat memberikan apresiasi terhadap tulisan ini. Sebab salah satu kebahagian bagi seorang pengarang terletak pada saat tulisan sederhananya mampu diapresiasi oleh pembaca. Tabik.

Penulis

Randa Anggarista - Randa Anggarista merupakan pekerja serabutan di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Qamarul Huda Badaruddin Bagu. Penulis juga aktif di Lumbung Literasi, sebuah komunitas literasi yang dibinanya sejak 2019 silam. Beberapa buku yang dihasilkannya berupa buku solo dan ontologi. Buku solo di antaranya kumpulan puisi Dari Kaki Rinjani Hingga Pusat Kota Yogya (2020), teori sastra Ekokritik: Sebuah Teori dan Praktik (2020), novel Lalu (2020), kumpulan cerpen Sebuah Jembatan dan Andang-Andang (2021), serta cerita rakyat Timun Bongkok (2022). Lalu beberapa tulisannya juga termuat dalam ontologi bersama, seperti pada ontologi Surat untuk Kaki Langit Palestina (2018), Malam Bercorak (2021), Cerita Rakyat, Budaya dan Masyarakat (2021), Introver: Kumpulan Cerpen (2021), Di Sepertiga Malam (2022), Aku Mencintaimu Bukan karena Cinta (2022), serta Sak-Sak: Kumpulan Kisah Gumi Paer Sasak (2022).

Daftar Isi

Sampul
Prolog
Daftar Isi
     Penyulam Keranjang
     Dering Telepon dan Peristiwa Kecil di Bibir Danau
     Misteri Pohon Gaharu
     Laki-Laki yang Kehilangan Sandalnya
     Tak Ada Lebaran
     Antre
     Nyanyian dari Balik Batang Padi
     Melangkahi Izrail
     Sirip Ikan
     Wajah
     Tuak
     Maling
     Tak Ada Waktu Bermain Bola
     Melayar
     Roah
     Gang Kamboja
Tentang Penulis