Tampilkan di aplikasi

Buku Selat Media hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Kalian Yang Tak Tampak

1 Pembaca
Rp 55.000 9%
Rp 50.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 150.000 13%
Rp 43.333 /orang
Rp 130.000

5 Pembaca
Rp 250.000 20%
Rp 40.000 /orang
Rp 200.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

“Dunia kita dan 'mereka' selalu berdampingan. Dapat terhubung, dapat berbenturan, Tetapi kadang para manusia manusia yang ingin mencampuri dunia ‘mereka’ yang kadang kala membuat ‘meraka’ muak terhadap manusia itu sendiri. bagi 'mereka' sebenarnya yang lebih menyeramkan itu bukan 'mereka' tapi para manusia yang masih hidup dan memiliki pemikiran yang menyeramkan itu sendiri.”

Novel ini merupakan langkah awal dari siswa SMAN 9 Jakarta untuk menorehkan kreativitasnya dalam menulis. Semoga ini menjadi awal yang baik bagi siswa untuk dapat menciptakan karya yang jauh lebih kreatif dan luar biasa.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: XII MIPA 3 SMAN 9 Jakarta

Penerbit: Selat Media
QRSBN: 6213133740449
Terbit: Maret 2023 , 149 Halaman










Ikhtisar

“Dunia kita dan 'mereka' selalu berdampingan. Dapat terhubung, dapat berbenturan, Tetapi kadang para manusia manusia yang ingin mencampuri dunia ‘mereka’ yang kadang kala membuat ‘meraka’ muak terhadap manusia itu sendiri. bagi 'mereka' sebenarnya yang lebih menyeramkan itu bukan 'mereka' tapi para manusia yang masih hidup dan memiliki pemikiran yang menyeramkan itu sendiri.”

Novel ini merupakan langkah awal dari siswa SMAN 9 Jakarta untuk menorehkan kreativitasnya dalam menulis. Semoga ini menjadi awal yang baik bagi siswa untuk dapat menciptakan karya yang jauh lebih kreatif dan luar biasa.

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga novel ini dapat terselesaikan dengan baik. Novel yang berisi cerita sejarah penulisnya ini merupakan tugas akhir pada mata pelajaran bahasa Indonesia, pada materi “Menikmati Cerita Sejarah”.

Tak lupa ucapan terima kasih kepada berbagai pihak. Rasa terima kasih kepada semua penulis yang telah menyelesaikan ceritanya dengan sangat baik dan kerja sama dari pimpinan produksi dan editor di kelas yang berkontribusi luar biasa selama penyusunan kumpulan kisah horor ini. Saya meyakini bahwa di dalam setiap kehidupan manusia pasti memiliki sejarah yang mampu dikisahkan dan sebaik-baiknya kisah adalah yang mampu menginspirasi orang lain.

Novel ini merupakan langkah awal dari siswa SMAN 9 Jakarta untuk menorehkan kreativitasnya dalam menulis. Semoga ini menjadi awal yang baik bagi siswa untuk dapat menciptakan karya yang jauh lebih kreatif dan luar biasa.

Jakarta, 30 Oktober 2022
Guru Bahasa Indonesia
Rifni Merosa, M.Pd.

Daftar Isi

Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Mimpi
Keras Kepala Berujung Petaka di Pojok Malam Tahun 2013
Tidur di Waktu yang Salah
Melihat Bayangan Aneh
Aku dan Penjagaku
Kisah Ku
Stasiun Bogor
Pengintai dari Sekolah
Pria di Kamar Atas
Menginap di Rumah Bude Berujung Diganggu Makhluk Astral
Satu Malam di Karetan
Salah Jalan
Penunggu Merasa Terganggu
Study Tour Petaka
Rumah Berhantu
Curug Misteri
Berita Kehilangan
Di Gemerlapnya Malam Menjelang Subuh
Mbak Kunti yang Usil
Sajen
Kisah Merah di Rumah Bercat Putih
Pocong
Jurit Malam
Malam yang Tak Pernah Ku Lupa
Ketukan Pintu Jam 3 Pagi
Bertemu Tanpa Di Undang
Jalan ke Bandung dan ke Lembang
Wanita Tumbang Belian
Penghuni Baru Parkiran Mobil
Kejadian di Villa Pegalengan
Rumah Nenek
Cerita Gunung Gede
Rumah Kampungku
Kolam Renang Terbengkalai di Bandung
Tragedi Pindah Rumah
Benci Membawa Petaka
Manusia Indihom

Kutipan

halaman 2
Kringgg Kringgg”, bel pulang sekolah sudah  berbunyi. Bayu Prakoso bersiap- siap untuk  pulang dari sekolahnya. Ia bersekolah di SMA  Maju Makmur di mana letaknya berada di tengah hutan  pohon jati. Rumahnya tidak terlalu jauh dari sekolah  sehingga ia selalu menggunakan sepeda untuk bersekolah.

Setelah bel pulang sekolah tadi, Bayu langsung bergegas  ke parkiran sekolah untuk mengambil sepedanya. Setelah  mengambil sepeda kesayangannya itu, Bayu selalu  menyempatkan untuk jajan siomay langganannya. Ketika  ia sedang mengantri untuk membeli siomay, abang yang  berjualan siomay sedang berbicara dengan salah satu  siswi yang sedang membeli siomay juga. “Bang, emang benar kalo di sekitar hutan ini banyak penunggunya?”, ujar  sang siswi. “Wah abang kurang tau neng tapi abang  pernah dengar ada tragedi di hutan ini yang menewaskan  seorang anak kecil terus arwahnya itu kayak gentayangan  gitu neng.”. Mendengar hal itu, Bayu pun langsung  bingung dengan hal itu karena dia tidak pernah sekalipun  mendegar isu tersebut. Setelah siswi itu membeli siomay,  Bayu pun dilayani oleh abang siomaynya lalu dia bergegas