Tampilkan di aplikasi

Buku Selat Media hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Hikayat Bukit Krumput

Sepilihan Puisi

1 Pembaca
Rp 45.000 13%
Rp 39.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 117.000 13%
Rp 33.800 /orang
Rp 101.400

5 Pembaca
Rp 195.000 20%
Rp 31.200 /orang
Rp 156.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Puisi-puisi dalam buku ini menjadi semacam catatan perjalanan penyair dalam menggeluti dunia kepenulisan puisi. Puisi yang terhimpun dalam buku ini disusun secara kronologis mengikuti perjalanan penulisan yang dilakukan oleh penyair, mulai dari tahun 2017 hingga 2022. Maka, menikmati puisi yang ada dalam buku ini juga seolah-olah melihat bagaimana perjalanan penyair dalam menulis puisi. Hampir seluruh puisi yang ada dalam buku ini adalah puisi yang pernah diterbitkan di media massa dan diikutkan dalam sayembara menulis puisi.

Tema-tema yang hadir membalut puisi di buku ini cukup beragam. Penyair mencoba untuk menuliskan apa yang ia ketahui, alami, dan rasakan. Beberapa puisi mengisahkan tempat-tempat bersejarah di sekitar tempat kelahiran penyair, Banyumas, Jawa Tengah. Misalnya, puisi tentang Bukit Krumput, Sungai Serayu, Masjid Saka Tunggal, dan Sokaraja. Oleh sebab itu, puisi-puisi dalam buku ini menjadi salah satu cara untuk menggali informasi tentang daerah yang bernama Banyumas di Jawa Tengah. Lebih khusus bagi penyair, puisi ini menjadi semacam ingatan kolektif tentang kampung halamannya yang mengisi memori masa kecilnya.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Muharsyam Dwi Anantama

Penerbit: Selat Media
ISBN: 9786230905940
Terbit: November 2022 , 56 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Puisi-puisi dalam buku ini menjadi semacam catatan perjalanan penyair dalam menggeluti dunia kepenulisan puisi. Puisi yang terhimpun dalam buku ini disusun secara kronologis mengikuti perjalanan penulisan yang dilakukan oleh penyair, mulai dari tahun 2017 hingga 2022. Maka, menikmati puisi yang ada dalam buku ini juga seolah-olah melihat bagaimana perjalanan penyair dalam menulis puisi. Hampir seluruh puisi yang ada dalam buku ini adalah puisi yang pernah diterbitkan di media massa dan diikutkan dalam sayembara menulis puisi.

Tema-tema yang hadir membalut puisi di buku ini cukup beragam. Penyair mencoba untuk menuliskan apa yang ia ketahui, alami, dan rasakan. Beberapa puisi mengisahkan tempat-tempat bersejarah di sekitar tempat kelahiran penyair, Banyumas, Jawa Tengah. Misalnya, puisi tentang Bukit Krumput, Sungai Serayu, Masjid Saka Tunggal, dan Sokaraja. Oleh sebab itu, puisi-puisi dalam buku ini menjadi salah satu cara untuk menggali informasi tentang daerah yang bernama Banyumas di Jawa Tengah. Lebih khusus bagi penyair, puisi ini menjadi semacam ingatan kolektif tentang kampung halamannya yang mengisi memori masa kecilnya.

Pendahuluan / Prolog

Perjalanan Bersama Puisi
Puisi adalah suatu hal yang tidak pernah saya duga untuk saya khusyuki. Sejak saya sekolah, saya selalu kesulitan ketika bersentuhan dengan puisi. Mulai dari memaknai hingga menggali maksud dari sebuah puisi, tak pernah bisa saya lakukan dengan baik. Saya juga selalu merasa sangat kesulitan ketika ada tugas membuat puisi. Puisi menjadi hal yang cukup lama asing dalam diri saya.

Situasi berubah ketika saya mulai kuliah di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purwokerto mulai tahun 2014 hingga 2019. Saya mulai intens untuk bersinggungan dengan puisi, paling tidak karena ada mata kuliah tentang puisi yang menjadi mata kuliah wajib. Namun, saya juga belum memiliki keminatan yang lebih terhadap puisi, apalagi menulis puisi.

Kurang lebih pada tahun 2017, saya bergabung dengan komunitas kepenulisan yang bernama Komunitas Penyair Institute (KPI) Purwokerto. Di sana, saya banyak belajar tentang sastra, salah satunya puisi, dengan penulis-penulis yang punya nama di Banyumas Raya. Teguh Trianton, Achmad Sultoni, M. Irfan Nugroho, Hendrik Efriyadi, dan Bunda Yayuk adalah orang-orang yang selalu saya repotkan ketika saya menulis puisi. Teman-teman lain dalam komunitas ini juga selalu memaksa saya untuk belajar menulis puisi sehingga saya bisa melahirkan cukup banyak puisi.

Oleh sebab itu, saya merasa wajib untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada Komunitas Penyair Institute beserta orang-orang yang selalu bersetia dalam lingkaran diskusinya. Adanya mereka dan keriuhan diskusi di dalamnya menjadikan saya selalu tertantang untuk menulis dan menghasilkan karya. Komunitas ini beserta seluruh anggotanya menjadi semacam ‘kawah candradimuka’ bagi diri saya dalam berproses menulis puisi.

Bagi saya, buku ini adalah semacam arsip dari perjalanan yang tidak terlalu panjang dalam menulis puisi. Puisi-puisi yang ada dalam buku ini adalah puisi yang saya tulis mulai awal saya belajar menulis puisi, yakni sekitar tahun 2017 hingga tahun 2022. Hampir seluruh puisi yang ada dalam buku ini adalah puisi yang pernah diterbitkan di media massa dan diikutkan dalam sayembara menulis puisi.

Buku ini juga terselesaikan berkat bibir kedua orang tua saya yang selalu basah oleh rapalan doa. Atas doa dari mereka, saya selalu diberi kesehatan, kemudahan, dan kemantapan hati dalam menyusun buku ini. Terima kasih untuk Bapak dan Ibu atas doa yang selalu mengalir. Juga terima kasih kepada seorang perempuan yang sekarang telah menjadi istri saya dan menemani saya di tanah rantau.

Terakhir, saya juga mengucapkan terima kasih kepada para pembaca yang telah merelakan rak bukunya untuk di isi dengan buku ini. Akhirnya, saya ucapkan selamat membaca.

Penulis

Muharsyam Dwi Anantama - Muharsyam Dwi Anantama, lahir di Banyumas, Jawa Tengah pada tanggal 12 Juni 1995. Melalui masa anak-anak sampai remaja di tanah kelahirannya, Desa Lebeng, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Aktif di Komunitas Penyair Institute (KPI) Purwokerto. Alumnus Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purwokerto serta Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Sebelas Maret Surakarta. Saat ini tinggal di Bandarlampung dan menjadi dosen di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Lampung (Unila).

Tulisannya berupa prosa, puisi, dan esai telah dipublikasikan di Rakyat Sultra, Metro Sulawesi, Bali Pos, Radar Banyumas, Suara Merdeka, Kompas, Minggu Pagi, Bhirawa, Ancas, Fajar, dan Satelit Post. Tulisannya juga terhimpun dalam antologi bersama: Kembang Glepang 2 (2020), Kembang Glepang 3 (2021), Kepada Toean Dekker (2018), Wulan Ndadari (2019), Tuntrum Gumelar (2019), Alumni Munsi Menulis (2020), dan Kelahiran Kedua (2018). Buku pertama yang ditulisnya adalah Membaca Sastra dan Peristiwa{2001}

Daftar Isi

Sampul
Pengantar
Daftar Isi
     Episode Lama Yogyakarta
     Hikayat Bukit Krumput
     Lanskap Sebuah Kota
     Mengaji pada Sungai
     Lilin di Jantung Waktu
     Sebuah Makam
     Seekor Gagak
     Pada Suatu Perjalanan
     Lorong
     Masjid Saka Tunggal
     Rahim Doa
     Desa Dalam Dadaku
     Rumah Puisi
     Hujan Puisi
     Sujud pada Semesta
     Arus Serayu
     Tembang Pemetik Kopi
     Memeluk Tanah Lebak
     Segelas Kopi
     Senjakala
     Nyanyian Akuarium
     Sepasang Mata Gadis Sasak
     Perjalanan
     Di Batu Nisan
     Nyala Api
     Menilik Maaf
     Membaca Wabah
     Ziarah Merah
     Bakso
     Gula Merah
     Penari dari Jauh
     Mantra Akar Pepohonan
     Membaca Raden Saleh
     Nisan
     Berj(uang)
     Hikayat Tapol
     Ibu
     Dua Pulang
     Ajal Ikan
     Melarung Bersama dalam Doa
     Kisah dari Dusun Leler
     Perempuan di Seberang Pulau
Tentang Penyair