Tampilkan di aplikasi

Buku Adab hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Pangeran Tanpa Istana

1 Pembaca
Rp 75.000 13%
Rp 65.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 195.000 13%
Rp 56.333 /orang
Rp 169.000

5 Pembaca
Rp 325.000 20%
Rp 52.000 /orang
Rp 260.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Seorang Permaisuri telah diusir dari istana megah oleh sang Raja disebabkan melahirkan seekor hewan melata, biawak. Lima tahun pernikahan baru sekarang memiliki keturunan, tapi diluar dugaan dan memalukan.

Permaisuri pun mengikuti perintah suaminya. Dia dibuang di tengah hutan belantara tanpa ditemani siapapun kecuali anak kandungnya sendiri. Kesepian dan takut tak lagi ia pedulikan, fokus menjaga keselamatan keturunan meskipun bukan seperti bayi manusia kebanyakan.

Bermodalkan keahlian memanah, wanita tangguh itu mencari makan dengan berburu. Pernah sekali bertandang ke istana untuk meminta bantuan, yang didapat hanyalah penghinaan yang ditanam dan tumbuh menjadi buah labu. Dari sinilah dia menjual buah tersebut ke negeri sebelah hingga anaknya dijodohkan.

Tak dinyana, perjodohan itu diterima. Biawak berhasil menikahi putri bungsu dari kerajaan Raja Mustafa. Namun siapa sangka, saat malam pertama ada lelaki lain di kamar sang putri. Siapakah dia? Apakah biawak yang berubah menjadi manusia? Atau mungkin ada pengkhianatan cinta yang diciptakan sang putri? Baca kelanjutannya di novel ini.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Syamsul Bahri

Penerbit: Adab
ISBN: 9786236872475
Terbit: Februari 2022 , 208 Halaman

BUKU SERUPA













Ikhtisar

Seorang Permaisuri telah diusir dari istana megah oleh sang Raja disebabkan melahirkan seekor hewan melata, biawak. Lima tahun pernikahan baru sekarang memiliki keturunan, tapi diluar dugaan dan memalukan.

Permaisuri pun mengikuti perintah suaminya. Dia dibuang di tengah hutan belantara tanpa ditemani siapapun kecuali anak kandungnya sendiri. Kesepian dan takut tak lagi ia pedulikan, fokus menjaga keselamatan keturunan meskipun bukan seperti bayi manusia kebanyakan.

Bermodalkan keahlian memanah, wanita tangguh itu mencari makan dengan berburu. Pernah sekali bertandang ke istana untuk meminta bantuan, yang didapat hanyalah penghinaan yang ditanam dan tumbuh menjadi buah labu. Dari sinilah dia menjual buah tersebut ke negeri sebelah hingga anaknya dijodohkan.

Tak dinyana, perjodohan itu diterima. Biawak berhasil menikahi putri bungsu dari kerajaan Raja Mustafa. Namun siapa sangka, saat malam pertama ada lelaki lain di kamar sang putri. Siapakah dia? Apakah biawak yang berubah menjadi manusia? Atau mungkin ada pengkhianatan cinta yang diciptakan sang putri? Baca kelanjutannya di novel ini.

Pendahuluan / Prolog

Di Buang Ke Hutan
“Jangan, Paduka! Jangan buang anakku!” pekik Sang Permaisuri tak berdaya di tengah kelemahannya sehabis melahirkan.

“Aku malu punya keturunan seperti dia. Aku malu! Buang dia ke hutan!” perintah Sang Raja penuh amarah.

“Jangan, Paduka. Kumohon,” ucap sang istri memelas iba.

“Kalau dia diusir, aku harus ikut bersamanya,” sambungnya lagi.

Baginda Raja tertawa terbahak-bahak. Ia tidak merasa sedih kalau anaknya dibuang begitu saja, mendengar permintaan Sang Permaisuri pun ia tidak keberatan.

“Silahkan, ikutlah bersama si biawak anakmu. Aku sudah tak peduli kepada kalian,” jawabnya pongah penuh kesombongan. Tak ada lagi rasa cinta yang bertahta di hatinya, belas kasih juga seakan sirna tatkala kelahiran anak pertama.

“Pengawal! Buang mereka ke hutan rimba!” titahnya tanpa keraguan sambil bertolak pinggang mengusir wanita yang telah hidup bersamanya selama tujuh tahun.

“Maafkan kami, Ratu,” ucap salah seorang pengawal sambil mengangkat tubuh lemah ke sebuah tandu.

Permaisuri mengangguk lemah, airmatanya menetes begitu deras. Ia tak menyangka kalau sang suami akan tega berbuat sekejam ini hanya karena rasa malu menerima kenyataan kalau yang dilahirkan bukanlah manusia, melainkan hewan melata.

Anak yang baru beberapa waktu mengenal dunia akan langsung dibawa ke hutan rimba. Belum lagi masa nifas yang baru berapa jam, menandakan kalau tubuh Sang Ratu masih teramat lemah. Butuh bantuan orang lain untuk kelangsungan hidup.

Penulis

Syamsul Bahri - TTL : Pedamaran, 08 Juli 1979
Alamat : Jl. Zainal Abidin No.256 Pedamaran 1 Kec.Pedamaran Kab.OKI SUMSEL 30672
Pendidikan : S1 PGSD
Pekerjaan : GURU (PNS)
Tempat Tugas : SDN 4 Pedamaran
No.Handphone/WA : 081278447084
Email : syamsulbahri0779@gmail.com
Hobby : Membaca
Karya : Novel Ketika Cinta Harus Berbagi (Penerbit Adab, 2019), Novel Takdir Cinta Suci (Biru Magenta, 2020), Antologi Cerpen (Penerbit Adab, 2020), Kamus Bahasa Daerah (Penerbit Adab, 2020), Intuisi Anak Negeri/Antologi Puisi (Penerbit Adab, 2020), Novel Kehormatan (Penerbit Adab, 2020), dan 12 Cerpen Pilihan Cik Gu (Rumah Imaji 2020).

Daftar Isi

Sampul
Daftar isi
Di Buang Ke Hutan
Datangnya Pertolongan
Bertandang Ke Istana
Menanam Pemberian Raja
Berdagang Hasil Tanaman
Perjodohan Sang Biawak
Lelaki Di Kamar Pengantin
Kembali Menemui Raja
Tantangan Putra Mahkota
Pangeran Jatuh Pingsan
Cemburu Selir Pertama
Di Ujung Kekalahan
Kemenangan Sang Pangeran
Penghuni Hutan
Gadis Yang Hilang
Cinta Siluman Hutan
Seteru Dua Hati
Malam Pertama Pangeran
Pangeran Berbuat Ulah
Di Akhir Kisah
Profil Penulis