Tampilkan di aplikasi

Bapak koi Jogja, mbah Sumardjan

Majalah Apki - Edisi 21
23 Agustus 2016

Majalah Apki - Edisi 21

Pepatah ini rasanya mewakili apa yang dialami mbah Mardhan. Ya, berawal dari langganan majalah tentang ikan, mbah Mardjan kenal Koi.

Apki
Waktu itu sekitar tahun 1981 (hayo siapa yg belum lahir...?! :D), salah satu ruangan di rumah mbah Mardjan di sulap menjadi ruang akuarium untuk menampung beragam ikan Hias dan Koi koleksi beliau. Sama seperti kita semua, awal menjadi hobiis, rajin sekali main ke pasar ikan hias, dan tentu saja pulangnya pasti bawa satu...dua...tiga ekor ikan baru.

Pelan tapi pasti, dan masih atas pengaruh artikel-artikel yg dimuat di majalah tentang ikan, mbah Mardjan mulai usil, kurang puas dengan ikan-ikan yang ada di pasaran, beliau memutuskan breeding koi. Indukannya adalah koi-koi koleksinya yang sudah matang dan gendong telur. Sekali...dua kali...tiga kali pakai indukan sendiri hasilnya lumayan, tapi masih saja ada yang kurang.

Akhirnya pada tahun 1991 mbah Mardjan memutuskan hunting indukan Koi Import ke Jakarta. “Waktu itu saya ke Indokoi di Kebun Jeruk lalu ke Nishikigoi cari indukan Import,” kisah beliau. Pada tahun 1994 mbah Mardjan mulai jual koi hasil ternakan sendiri. Kecintaan mbah Mardjan terhadap koi tidak berhenti disini (koleksi, breeding, jual), pada tahun 1999 bersama 5 orang hobiis koi di Jogja.

beliau membentuk Perkumpulan Pecinta Koi Jogja dan diberi nama Persatuan Pecinta Koi Yoyakarta (PPKY) kemudian dirubah menjadi Ikatan Pecinta Koi Yogyakarta (IPKY) terakhir kemudian menjadi Jogja Koi Club (JOKC). “Harapannya waktu itu, PPKY bisa menjadi wadah keakraban, paseduluran dan menambah wawasan tentang Koi bagi hobiis di Jogja,” mbah Mardjan menuturkan.
Majalah Apki di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI