Berawal dari anak pertama, Iffah, saat itu berusia 5 tahun. Ia telah menghafal juz 30 sebelum lima tahun dengan sendirinya karena setiap hari mendengar VCD murottal Juz Amma yang kami miliki.
Pada saat yang sama anak seorang ustadz yang usianya sebaya, telah menghafal 5 Juz al-Qur’an. Hal itu menjadi inspirasi bagi kami. Kami berkeyakinan anak kami memiliki kemamampuan yang sama dan kami harus mulai mengejar ketertinggalan tersebut.
Program menghafal pun dimulai. Tangisan anak di pagi hari menjadi pembuka aktifitas kami karena anak mengaku kesulitan untuk menghafal dengan cara diulang-ulang. Kami pun mencari informasi dan referensi teknik menghafal al-Qur’an alternatif.
Ada beberapa teknik dalam menghafal yang kami ketahui, di antaranya:
1. Teknik memahami ayat-ayat yang akan dihafal
2. Teknik mengulang-ulang sebelum menghafal
3. Teknik mendengarkan sebelum menghafal
4. Teknik menulis sebelum menghafal.
Satu persatu teknik itu kami coba. Mulai dari menempel ayat atau surat yang dihafal di dinding tembok rumah dengan harapan bisa terlihat setiap saat. Hasilnya tidak banyak perubahan. Kami coba teknik menulis ayat atau surat yang anak hafalkan, tetapi anak menolak dan mengatakan capek.
