Tampilkan di aplikasi

Buku Basya Media Utama hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Colliding Stars

Epos Feminismu dan Sepatu Patriarki

1 Pembaca
Rp 75.000 35%
Rp 49.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 147.000 13%
Rp 42.467 /orang
Rp 127.400

5 Pembaca
Rp 245.000 20%
Rp 39.200 /orang
Rp 196.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Novel ini bukan saja hidup tetapi juga melampaui pertarungan sampai titik kritis antara paradigm feminis dan patriarki, dan kemudian hidup kembali untuk mencapai kesadaran tertinggi bahwa jatuh dan berputus asa bukanlah kenyataan yang dapat dibenarkan.

Dua sisi dunia dimana setiap kutubnya menetapkan idealism dengan wujud eksistensial yang bersinar, membentangkan jembatan berliku tajam demi membuat bintang-bintang itu berpelukan, padahal wajar jika meniscayakan bahwa kemesraan antara dua bintang itu merupakan kemustahilan, dan ternyata dipatahkan oleh harapan dan keajaiban. Jembatan penyatu itu adalah naskah eksotis sebagai produk pemikiran jenius dan perasaan selembut suara rumput di medan peperangan. Benar bahwa manusia adalah makhluk penuh kemisteriusan, tetapi rasanya tidak lebih misterius dari sintesis pemikiran, terkhusus nyawa pemikiran dan konsepsi kehidupan manusia dalam novel ini. Bukti nyata ketika dua bintang paradigm egoistik bertabrakan lalu menciptakan cahaya yang sangat terang dan penuh keindahan.

Novel ini bukan saja menyajikan abstraksi tanpa ujung, tetapi mengajak para pembaca untuk mendeteksi tali-tali pikiran homo sapiens yang tak kunjung habis dipersembahkan untuk dinikmati umat manusia. Melalui nafas sastra dan ilmiah dalam novel ini, ada harapan untuk penyatuan dunia. Bersatulah dan abadillah persatuan manusia.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Dafiq Febriali Sahl / Nareswari Ayu Prabowo

Penerbit: Basya Media Utama
ISBN: 9786239809188
Terbit: November 2021 , 256 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Novel ini bukan saja hidup tetapi juga melampaui pertarungan sampai titik kritis antara paradigm feminis dan patriarki, dan kemudian hidup kembali untuk mencapai kesadaran tertinggi bahwa jatuh dan berputus asa bukanlah kenyataan yang dapat dibenarkan.

Dua sisi dunia dimana setiap kutubnya menetapkan idealism dengan wujud eksistensial yang bersinar, membentangkan jembatan berliku tajam demi membuat bintang-bintang itu berpelukan, padahal wajar jika meniscayakan bahwa kemesraan antara dua bintang itu merupakan kemustahilan, dan ternyata dipatahkan oleh harapan dan keajaiban. Jembatan penyatu itu adalah naskah eksotis sebagai produk pemikiran jenius dan perasaan selembut suara rumput di medan peperangan. Benar bahwa manusia adalah makhluk penuh kemisteriusan, tetapi rasanya tidak lebih misterius dari sintesis pemikiran, terkhusus nyawa pemikiran dan konsepsi kehidupan manusia dalam novel ini. Bukti nyata ketika dua bintang paradigm egoistik bertabrakan lalu menciptakan cahaya yang sangat terang dan penuh keindahan.

Novel ini bukan saja menyajikan abstraksi tanpa ujung, tetapi mengajak para pembaca untuk mendeteksi tali-tali pikiran homo sapiens yang tak kunjung habis dipersembahkan untuk dinikmati umat manusia. Melalui nafas sastra dan ilmiah dalam novel ini, ada harapan untuk penyatuan dunia. Bersatulah dan abadillah persatuan manusia.

Pendahuluan / Prolog

Membedah Cakrawala Membuka Belantara
Penulis asli Kota Santri dan Kota Hujan sudah mampu menghenyakakkan masyarakat khususnya bagi remaja seusia mereka. Ada kecerdasan yang tersimpan di diri mereka serta ketajaman dalam intuisi perasaan dan imajinasi.

Setelah berhasil meraih impian dalam menerbitkan buku mereka masing-masing kini menerbitkan novel yang ditulis bersama-sama. Sungguh berbahagia negeri ini memiliki remaja secerdas dan se piawai mereka. Sangat langka bagi remaja seusia mereka yang memiliki kemampuan menulis secara produktif.

Kini torehan mereka melalui novel yang berjudul “Colliding Stars” akan menghebohkan dunia pendidikan. Secara imajinatif sangat kuat dan telaten memburu kata ke kalimat dengan diksi yang diungkapkan secara naratif telah mampu menyajikan cerita yang sangat istimewa. Setelah membaca karyanya ternyata isinya sangat istimewa...bagaimana rumus demi rumus disajikan melalui karya imajinatif dan membuat pembaca tertarik untuk ingin tahu isi cerita sepenuhnya Harmonisasi dialog yang diungkap antar tokoh dinikmati terasa hidup dan komunikatif.

Begitu juga dalam mengungkap situasi dengan tidak canggung membuat kalimat dinikmati dengan penuh penasaran. Pada umumnya, suatu cerita disajikan dengan penuh dialog, Dafiq dan Nares malah membedahnya dengan frasa yang istimewa, diksi tetap dimainkan serta diselipkan dalam jemari kata-kata secara manis dan harmonis.

Dari sudut linguistik menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan sesekali diungkapkan dengan selingan kata yang disesuaikan dengan usianya. Sangat disadari memang faktor banyak membaca adalah penting dan menjadi modal dalam pengembangan pengetahuan dan imajinasi. Dafiq dan Nares penulis berbakat dan akan punya harapan besar menjadi penulis besar Tanah Air.

Dukungan orang tua, guru dan rekan menjadi motivasi tersendiri. Oleh karena itu, kredo karya yang sungguh indah dan luar biasa akan menjadikan mereka penulis yang sukses.

Penulis

Dafiq Febriali Sahl - anak pertama dari Pasangan Arief Cahyono (ayah) dan Wahyuni Hidayati (ibu). Dafiq lahir di Kota Pasuruan pada 15 Februari 2004. Ia menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SDN Pekuncen lalu lanjut ke SMPN 1 Pasuruan yang sama-sama bekas sekolah Kolonial Belanda. Pada saat Dafiq menulis buku ini, Dafiq berusia 17 tahun dan duduk di bangku kelas 3 SMAN 1 Pasuruan yang dulunya adalah sekolah Tionghoa (Tionghoa Hwee Kwan).Paradigma berpikir Dafiq sangat jelas yakni nasionalis-sosialis (fasis) terlihat dalam 30 lebih karya tulis ilmiahnya di berbagai bidang ilmu sosial-humaniora, 1 buku novel, 1 antologi puisi dan Cerpen, dan 2 buku ilmiah sebelum buku La Pensante
Nareswari Ayu Prabowo - Nareswari Ayu Prabowo, tapi lebih akrab dipanggil Nares yang dilahirkan di Bogor pada 29 Juni 2006. anak sulung dari Setyo Prabowo (Ayah) dan I Dewa Ayu Caaesaria Maharani (Ibu), adikadiknya namanya Nirwasita Ayu Prabowo, Nandhita Ayu Prabowo, dan Nitya Isyana Ayu Prabowo. Sekarang berumur 15 tahun yang sekarang duduk di bangku SMA Bogor Raya, Kota Bogor dulu pernah sekolah di TK Mutiara Nanggewer Mekar, lalu melanjutkan ke SD Taruna Bangsa Sentul, dan di SMP Bogor Raya, Kota Bogor.

Daftar Isi

Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Dialektika I
Dialektika II
Dialektika III
Dialektika IV
Sintesis
Tentang Penulis