Dari Rakyat Indonesia, Oleh Rakyat Indonesia, Untuk Rakyat Indonesia. Dalam konteks mobil Indonesia, memaknai kalimat “dari rakyat Indonesia, oleh rakyat Indonesia, untuk rakyat Indonesia” tidaklah semudah dibayangkan. “Dari” bisa diartikan sebagai rancangan putera - puteri terbaik bangsa. “Oleh” diartikan sebagai buatan Indonesia. Sementara “untuk”, ya, diperuntukkan bagi rakyat Indonesia. Apa terjadi di sini dimulai dari “untuk”. Menciptakan produk sesuai karakteristik rakyat Indonesia merupakan kunci untuk sukses di pasar Nasional.
Sudah dibuktikan oleh Toyota, penguasa 30% lebih pasar dengan produk-produk sangat Indonesia seperti Avanza dan Kijang Innova. Resep sama pernah dipakai Suzuki dan belakangan ini oleh Honda. “Oleh” tentunya diwujudkan dengan “made in Indonesia”. Dirangsang regulasi perpajakan CKD, membuat mobil rakitan lokal memberikan satu keunggulan berupa harga lebih kompetitif. Didukung industri komponen lokal, ujung-ujungnya menciptakan lapangan kerja baru. Produk seperti duo Calya - Sigra bahkan telah memiliki kandungan lokal hingga 94%. Paling sulit mewujudkan de nisi “dari”.
Realitanya, keterlibatan putera - puteri lokal dalam kelahiran sebuah produk masih sangat minim. Data dilansir Kementrian Perindustrian dan PII (Persatuan Insinyur Indonesia) menunjukkan hanya satu APM memiliki divisi penelitian dan pengembangan (litbang) berbasis di sini. Yaitu Daihatsu. Tanpa “dari” maka bisa dipastikan kita hanya akan menjadi bangsa penjahit dan pembeli. Dan dengan mudahnya menjadi budak bangsa asing. Adalah peer bagi kita semua di tengah-tengah perayaan HUT Republik Indonesia ke 71 untuk mewujudkan dari rakyat Indonesia, oleh rakyat Indonesia, untuk rakyat Indonesia” seutuhnya. Peluang masih terbuka. Bahkan tidak sedikit orang kita berkarya di prinsipal mobil. Dirgahayu Republik Indonesia ke-71.