Tampilkan di aplikasi

Profil Lettisa Dyah Sukma Wardhani

Majalah CHIP Foto Video - Edisi 10/2016
7 November 2016

Majalah CHIP Foto Video - Edisi 10/2016

Awalnya dipotret, lama kelamaan mulai angkat kamera. Di sebuah ruang tamu yang dijadikannya sebuah studio, perjalanannya dimulai. Lettisa memutuskan untuk terus memotret sepanjang umurnya.

CHIP Foto Video
Pengalaman Mengajarkan Arti Keindahan, Langkah perempuan yang mengelola studio bernama L. Studio Lets Photo di Malang, Jawa Timur ini, mantap menjajaki dunia fotografi pada 2010. Gabung sewa dengan orang lain, Lettisa memulai usaha memotretnya dengan kain biasa sebagai background di ruang seukuran 7 x 2.6 meter. Kerap ikut seniornya memotret, Lettisa yang akrab disapa Tisa ini mulai mencintai dunia fotografi sejak 2007.

Sejak duduk di bangku SMA, ia sudah biasa diajak untuk ikut proyek memotret bersama Himpunan Mahasiswa Fotografi (Himafo) UNM di mana sang kakak menempuh pendidikan di jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV), “Kakak saya belajar fotografi karena ia kuliah di jurusan DKV. Jadi, ia yang pertama mengajari saya memotret. Lalu dibina workshop-nya oleh Deny Herliansyo dari Femina Group sekarang. Ia juga yang mendirikan Himafo,” kata Tisa.

Saat itu Tisa kerap menjadi model untuk proyek pemotretan. Selama menjadi model, Tisa merasa diperlakukan dengan sopan dan baik oleh para fotografer di komunitas tersebut. Dirinya pun kemudian terinspirasi oleh sosok sang mentor yang memperlakukan seorang model tidak semata sebagai objek foto. Usai SMA, dirinya ternyata diterima sebagai mahasiswa di UNM jurusan Psikologi. Di bangku kuliah, Tisa aktif dalam Himafo yang sudah tak asing lagi buatnya. “Nah, di sini lah saya semakin gemas karena selama jadi model belajaran, banyak hasil yang kukira bagus, ternyata tidak juga. Jadi, saya coba belajar motret,“ katanya.

Lulus dari kampus, Tisa tak ragu lagi untuk menjadi seorang fotografer profesional. Sebagai permulaan, ia bergabung dalam satu satu studio bersama rekan fotografer lainnya. Namun kerjasama itu tidak bertahan lama karena sebuah konflik. “Saat bekerja di studio ini, saya perhatikan satu fotografer selalu maunya memotret perempuan yang berani difoto dengan tema seksi dan tidak berjilbab. Ketika yang difoto perempuan yang biasa-biasa saja, berjilbab, dan lesbian, langsung dilempar ke fotografer lain,“ jelasnya.
Majalah CHIP Foto Video di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI