Tampilkan di aplikasi

Musik jazz dari masa ke masa

Majalah Eksekutif - Edisi 446
19 Desember 2017

Majalah Eksekutif - Edisi 446

Bicara musik, memang tak ada habisnya. Dari tahun ke tahun, kreativitas para pekerja seni di bidang musik acap menampilkan “gaya” karya terbarunya.

Eksekutif
Di genre musik pop, terbilang ‘normal-normal’ saja, tak terlalu ada perubahan gaya yang menyolok. Yang berubah hanya soal syairnya saja: ada yang melankolis dan ada yang biasa. Namun, naik turun pamor genre musik-musik tersebut akan seiring dengan tren yang sedang terjadi.

Media televisi, memiliki peran sangat penting dalam menaikan dan menurunkan pamor tersebut. Namun ada satu jenis musik yang sejak zaman dulu hingga sekarang memiliki corak yang seolah tak berubah: begitu-begitu saja. Itulah musik jazz. Sekalipun gelaran musik ini sering dilakukan, namun penikmat musik genre ini (khususnya di Indonesia) juga tak mengalami fluktuasi.

Kelas menengah ke atas adalah komunitas penikmat setia musik ini. Belum pernah ada dalam sejarah di Indonesia musik jazz digelar di pinggiran pasar tradisional atau pinggiran kali. Tak pernah juga musik jazz digunakan sebagai hiburan selama kampanye Pilpres ataupun Pileg. Musik ini secara ekslusif digelar di dalam hotel atau di gedung-gedung tertentu.

Itulah tentang kedudukan musik jazz yang pada awal kelahirannya dianggap sebagai musik rendah, musiknya kaum hitam yang hina di daratan Amerika, namun kemudian tumbuh menjadi musik bermutu tinggi. Banyak digaet oleh jenis musik lainnya dalam upaya menambah nilai seninya.

Bahkan akhirnya jazz digunakan sebagai sarana bergengsi, karena orang merasa takut dikatakan ketinggalan zaman hanya disebabkan karena tidak mengetahui atau menyukai musik jazz. Jazz akhirnya dianggap sebagai musiknya kaum elite. Tentu saja bagi yang suka.

Bagi penikmat yang fanatik, tentu tak rela jika keberadaan musik jazz tak bergaung di Indonesia. Untuk itu, sejak tahun 2005 para penggemar musik ini berupaya untuk ‘melestarikannya’ melalui event Java Jazz Festival. Di tahun pertama festival ini sudah bisa menghadirkan musisi jazz legendaris.
Majalah Eksekutif di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI