Tampilkan di aplikasi

5 Kebiasaan komunikasi buruk

Majalah Eksekutif - Edisi 489
10 November 2022

Majalah Eksekutif - Edisi 489

“Poor communication can exact a cost on your productivity, opportunities, and success. The problem increases when bad communication becomes habitual”

Eksekutif
Kalimat di atas merupakan kris­ talitisi komunikasi. Para pakar sasi pengalaman para prakyakin bahwa komunikasi yang buruk berkorelasi positif dengan pemborosan biaya produksi, kesempatan, dan kesuksesan. Jika tidak segera direduksi atau dieliminasi dalam hitungan hari, ia akan bermetamorfosis ke bentuk lain berupa kebiasaan (habitual). Jika sudah menjadi kebiasaan, durasi waktu untuk recovery tentu jauh lebih panjang dan tidak terukur.

Itulah sebabnya, ketika embrio komunikasi yang buruk tengah menunjukkan eksistensinya, instrumen komunikasi empirik harus segera menjadi obat penawarnya sebelum ia berkembang ke stadium yang lebih berat dan akut.

Menurut DR. Ponijan Liaw, M.Pd., Komunikator No. 1 Indonesia, paling sedikit ada lima embrio komunikasi buruk yang harus diwaspadai.

1. Menghubungi ketika hanya membutuhkan
Melakukan hal seperti poin di atas merupakan sebuah kebiasaan komunikasi yang buruk. Orang yang diberi informasi atau penawaran produk baru atau pun akan dimintai pertolongannya tentu akan merasa tidak simpati. Karena ia merasa hanya diperlukan pada saat jika ia dibutuhkan. Beda halnya jika ia selalu mendapatkan up-dated information, ia akan menjadi seperti berada dalam lingkaran dalam sang penghubungnya.

2. Tidak menindaklanjuti pesan/janji Lain lagi dengan poin yang satu ini.
Banyak kalangan, termasuk para Customer Service Officer (CSO) korporasi yang tidak mencatat keluhan, kritikan, pelaporan barang/jasa yang rusak. Akhirnya, pesan dan janji yang diucapkannya ketika menerima keluhan pelanggan itu pun berlalu bersama angin. Kebiasaan ini, jika diteruskan, akan menambah deret juru kampanye negatif terhadap korporasi dimaksud. Muaranya jelas, semua khalayak akan mempersepsi perusahaan tersebut secara negatif. Ingatlah bahwa ‘pelanggan yang puas akan bercerita kepada 3 orang, yang tidak puas akan bercerita kepada 3000 orang!’ Tidak fair memang, tapi itulah kejamnya dunia jika etika komunikasi diremehkan.
Majalah Eksekutif di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI