Tampilkan di aplikasi

Hati-hati dengan Difteri!

Majalah Family Guide - Edisi 47/2018
19 Februari 2018

Majalah Family Guide - Edisi 47/2018

Mencegah difteri hampir sepenuhnya tergantung pada pemberian vaksin DTP pada anak-anak. Vaksin ini meliputi difteri, tetanus, dan pertusis atau batuk rejan.

Family Guide
Penyakit menular difteri kembali mewabah di Indonesia. Menurut catatan Kementrian Kesehatan saat tulisan ini ditulis (Desember 2017), ada 95 kabupaten/kota di 20 provinsi yang melaporkan terjadinya kasus Difteri. Sejauh mana bahaya difteri? Difteri yang sudah bertahun-tahun lamanya punah, sekitar bulan Oktober 2017 muncul kembali dan menjadi wabah di area Jabodetabek.

Banyaknya korban difteri, membuat pemerintah menetapkanya sebagai Kejadian Luar Biasa. Difteri adalah infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae yang menyebar dengan mudah dan cepat. Difteri mudah menular dari orang yang terinfeksi ke orang lain melalui percikan ludah (bersin, batuk, atau bahkan tertawa). Difteri juga bisa menyebar ke seseorang yang memegang tisu atau gelas minum yang telah digunakan oleh orang yang terinfeksi.

Orang yang terinfeksi bakteri difteri, meski mereka tidak memiliki gejala apapun, bisa menginfeksi orang lain hingga 4 minggu. Masa inkubasi untuk difteri adalah 2 sampai 4 hari. Gejala Difteri Pada tahap awal, difteri bisa disalahartikan sebagai sakit tenggorokan yang parah. Demam ringan dan kelenjar leher membengkak adalah gejala awal lainnya.

Bakteri difteri akan menghasilkan racun yang akan membunuh sel-sel sehat dalam tenggorokan dan akhirnya menjadi sel mati. Nah, sel-sel mati tersebut akan membentuk lapisan tipis atau membran abu-abu pada tenggorokan. Racun yang dihasilkan juga dapat menyebar dalam aliran darah dan merusak jantung, ginjal dan sistem saraf.
Majalah Family Guide di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI