Tampilkan di aplikasi

Buku Fatiha Media hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Terperangkap dalam Diam

1 Pembaca
Rp 49.000 14%
Rp 42.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 126.000 13%
Rp 36.400 /orang
Rp 109.200

5 Pembaca
Rp 210.000 20%
Rp 33.600 /orang
Rp 168.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Menceritakan seorang laki-laki yang sejak kecil sudah mempunyai karakter pendiam, tidak hanya itu, salah satu orang tuanya pun pendiam. Kebiasaan-kebiasaan sebagai orang pendiam yang sudah melekat dan menjadi karakter pada diri menjadi suatu tantangan dan perjuangan tersendiri yang harus dihadapi. Kebiasaan suka menyendiri, pemalu, tidak suka berbicara dan juga tidak suka keramaian membuatnya sering dijauhi dan hanya memiliki sedikit teman. Lingkungan yang berubah-ubah membuatnya harus beradaptasi dengan teman-teman yang baru. Butuh waktu lama untuk bisa beradaptasi dengan teman dan lingkungan yang baru. Lalu bagaimana ia menghadapi dan menjalani hidup dengan berbagai tantangan dan kebiasaan dari sifat pendiamnya itu? Simak kelanjutannya hanya dibuku ini.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Aditia Firmansyah
Editor: Fatiha el-Kayyis

Penerbit: Fatiha Media
ISBN: 9786235566580
Terbit: Oktober 2021 , 141 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Menceritakan seorang laki-laki yang sejak kecil sudah mempunyai karakter pendiam, tidak hanya itu, salah satu orang tuanya pun pendiam. Kebiasaan-kebiasaan sebagai orang pendiam yang sudah melekat dan menjadi karakter pada diri menjadi suatu tantangan dan perjuangan tersendiri yang harus dihadapi. Kebiasaan suka menyendiri, pemalu, tidak suka berbicara dan juga tidak suka keramaian membuatnya sering dijauhi dan hanya memiliki sedikit teman. Lingkungan yang berubah-ubah membuatnya harus beradaptasi dengan teman-teman yang baru. Butuh waktu lama untuk bisa beradaptasi dengan teman dan lingkungan yang baru. Lalu bagaimana ia menghadapi dan menjalani hidup dengan berbagai tantangan dan kebiasaan dari sifat pendiamnya itu? Simak kelanjutannya hanya dibuku ini.

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Alhamdulillah Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Karena berkat rahmat serta karunia-Nya, novel ini dapat diselesaikan meskipun tidak sesuai dengan target yang sebelumnya sudah direncanakan. Berbagai kendala dan masalah yang terjadi tidak membuatku menyerah begitu saja, tetapi aku terus bangkit dan semangat dalam menyelesaikan novel ini.

Tak lupa, shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah limpahkankan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, karena berkat beliaulah kita mampu keluar dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang. Beliau juga telah membawa ajaran agama Islam yang membuat hati kita selalu sejuk, damai, dan aman, sebagai pedoman hidup yang akan selalu kita bawa sampai kapanpun dan dimana pun.

Terima kasih penulis ucapkan kepada orang-orang yang telah menemani perjalanan hidup saya baik saat kecil, remaja, ataupun dewasa. Saya ucapkan terima kasih kepada Kedua orang tuaku Bapak Hasyim dan Ibu Syariah yang telah menjaga dan merawatku dari kecil hingga besar, kakak-kakakku Imas Maskanah, Lukman, dan Yaya Sunarya yang telah menyemangatiku dan membantu orang tua membiayaiku hingga kuliah.

Terima kasih juga saya ucapkan kepada guru-guruku di SD N 1 Bojong, Kepala Sekolah Pak Tasdik, SPd, beserta guru-guru lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, Para Ustad di Madrasah Diniyah Sirojul Huda, Pak Ajat Darajat, Bu Emoh, dan yang lainnya.

Terima kasih juga kepada Keluarga Besar Pondok Pesantren Kulliyyatu Mu’allimin Al-Mutawally (KMA) yang diasuh oleh KH. Nunung Abdullah Dunun dan wakil pengasuh KH. Mahbub Nuryadien, Mag. Tak lupa Direktur KMA KH. Didin Nurul Rosyidin, MA, Phd, kepala MTs Al-Mutawally Hj. Aan Nurul Jannah, Mag, Kepala MA Al-Mutawally Ust. Uud Syafruddin, SH, dan seluruh ustadz dan guru di KMA.

Terima kasih kepada Keluarga Besar Monash Institute Semarang yang diasuh oleh Abah Dr. Mohammad Nasih, MSi, Direktur Monash Institute Semarang Muhammad Abu Nadlir, MAg, Direktur Eksekutif Monash Institute Semarang Mokhammad Abdul Aziz, Pemerintahan Monash Institute, Para Mentor, khususnya mentor jurnalistik dan seluruh diciples di Monash Institute yang telah mengajari dan membersamai saya dalam menulis. Meskipun perjalanan hidup saya berbeda dengan kebanyakan orang, tetapi mungkin saja buku ini bisa dijadikan pemahaman bahwa semua orang itu memiliki karakter berbeda-beda yang tidak mudah untuk diubah.

Adapun novel penulis yang berjudul “Terperangkap dalam Diam” ini telah saya buat semaksimal dan sebaik mungkin agar supaya mampu menjadi inspirasi dan pelepas dahaga bagi para pembaca yang memang memiliki ketertarikan untuk membaca novel yang bertemakan inspiratif dari perjalanan hidup penulis sendiri. Penulis juga menyadari bahwa manusia itu tempatnya salah dan lupa, tidak ada satupun manusia yang ada di muka bumi ini yang tidak pernah berbuat kekeliruan dan kesalahan apalagi saya yang masih pemula.

Untuk itu, Saya memohon agar para pembaca yang setia agar berkenan memberikan masukan-masukan demi meningkatkan kualitas penulis agar supaya kedepannya semakin mampu menghasilkan karya-karya terbaik dan demi membuat para pembaca semakin puas dengan hasil karya saya. Demikian novel yang saya buat, semoga dapat memberikan manfaat serta menambah wawasan bagi para pembaca. Mohon maaf atas segala kesalahan, Saya cukupkan sekian dan Terima kasih.



Semarang, 21 September 2021
Aditia Firmansyah

Penulis

Aditia Firmansyah - Aditia Firmansyah adalah Disciples Monash Institute lahir di Desa Bojong, Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan, pada 16 Juni 1999. Adit, begitu ia akrab dipanggil, adalah anak seorang buruh tani. Ia mengawali masa pendidikan dasar di kampung halamanya, yaitu di SDN I Bojong. Selain belajar di pendidikan formal, Adit juga meluangkan waktunya untuk belajar ilmu agama intensif di Madrasah Sirojul Huda selama satu tahun. Bekal dasar tersebut menjadikan pria berambut rapi ini terlihat berbeda dengan teman-teman sebayanya. Adit juga dikenal sebagai sosok yang malu dan pendiam sejak dari kecil.

Setamat SD dan Madrasah Diniyah pada 2012, Adit memutuskan untuk hijrah meninggalkan kampung halaman dan nyantri di Pondok Pesantren Modern Al-Mutawally, Bojong, Cilimus, asuhan KH. Nunung Abdullah Dunun, sekaligus melanjutkan pendidikan formal di MTs Al-Mutawally dan MA Al-Mutawally, Bojong, Cilimus, Kuningan. Selama sekolah, Adit dikenal sebagai sosok yang pendiam, jujur, dan ramah. Ia beberapa kali mewakili sekolahnya dalam lomba catur tingkat SD se-kecamatan dan tingkat SMA sekabupaten. Prestasi gemilangnya ditunjukan lewat torehan peringkat ketiga di almamaternya, SDN 1 Bojong dan peringkat pertama di almamaternya, MA Al-Mutawally.

Daftar Isi

Cover
Kata Pengantar
Daftar isi
Faktor Genetik
Paling Berbeda
Hari Pertama Sekolah
Sepi Sunyi
Belajar dari Catur
UN
Mondok
Ta’aruf
Budaya Antri
Sami’na Waatho’na
Hemat
Cinta dalam Diam
Awal Berorganisasi
Takmir Masjid
Perpisahan
Merantau
Kawah Candradimuka
Merenung
Belajar Kepemimpinan
Bangkit
Meraih Cita
Diam untuk Menang
Tentang Penulis
Cover