[Cerita diangkat dari kisah nyata]

Mereka bilang cinta pertama mereka adalah Ayah. Mereka bilang laki-laki yang tidak pernah menyakiti adalah seorang Ayah.

Tapi kenapa tidak denganku? Kenapa justru Ayah adalah patah hati pertama dalam hidupku? Satu-satunya gadis kecil adalah orang yang paling dekat dengan Ayah. Bisa menjadi anaknya, temannya berkeliling komplek, atau juga tuan putri yang selalu dimanjakan. Semuanya berubah ketika Ayah meninggalkan istana lamanya hanya untuk membangun istana baru.

Beribu syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT juga kesempatan yang diberikan untuk bisa menyelesaikan novel ini dalam waktu yang tepat. Tidak lupa sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan nabi kita, Baginda Rasulullah SAW karena berkat beliau kita bisa mendapatkan syafaat darinya.

Terimakasih untuk teman-teman dan pembaca yang terus mendukung dan mampu membawa cerita ini menjadi sebuah buku. Terimakasih untuk rasa semangat yang selalu diberikan keluarga untuk saya sehingga dapat menyelesaikan naskahnya dengan waktu tepat. Terimakasih untuk yang sudah mengikuti saya dari awal hingga saat ini.

Saya sadari begitu banyak kesalahan dalam novel saya yang pertama. Masih ada kata yang tak tepat, masih ada alur yang berantakan. Dan saya memohon maaf atas itu. Oleh itu, saya berharap, bahwa dengan novel ini lah saya bisa belajar lebih baik ke depannya. Semoga pembaca bisa mengambil pesan moral yang ada di novel ini. Semoga akan ada kelanjutan novel lainnya.

Demikian karya pertama saya yang bisa kalian baca. Semoga bermanfaat dalam kehidupan kita. Terimakasih

Palu, 12 November 2020

Citra Syahbani

Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
Prolog
(1): Ayah
(2): Hari pendaftaran
(3): Ketakutan
(4): Hari Ospek
(5): Pasukan Pengibar Bendera
(6): “Besok sudah masuk sekolah?”
(7): hari pembagian
(8): Semangat
(9): Emosional
(10): Prestasi
(11): Pertengkaran
(12): Hari ulang tahun Republik Indonesia ke-72.
(13): Puisi
(14): 1 bulan telah berlalu
(15): Takut
(16): Ayah
(17): Hari wisuda Kak Ara
(18): Rasa bersalah
(19): Kekalahan
(20): Ibu
(21): Belajar
(22): Ujian semester
(23): Gadis itu
(24): Hari libur
(25): Pernikahan
(26): Kak Ara
(27): Pagi-pagi
(28): Keluargaku lumpuh
(29): Sebulan berlalu
(30): Nadya
(31): Persidangan Ibuku
(32): Kemarin
(33): Tanggal Spesial
(34): Hujan
(35): Nilai Jelek
(36): Sakit
(37): Obat dari masalah
Epilog
Tentang Penulis