Menjadi TOM tentu salah satu impian setiap pemilik bisnis franchise. Namun untuk mencapainya memang tidak mudah, terutama ketika sedang mengembangkan merek. Selain harus konsisten melakukan kampanye di berbagai media, pemilik merek juga harus menghindari berbagai tantangan yang bisa menjadi boomerang bagi mereknya sendiri.
“Hindari over promising alias janji berlebihan dan gunakan slogan-slogan sederhana yang terasosiasi dengan merek tersebut. Jagonya Ayam, pasti Anda tahu itu siapa. Sederhana,” ujar Jahja B. Soenarjo, pengamat franchise sekaligus praktisi bisnis dari Direxion.
Kian terkenal, kata Jahja, maka tantangan kian besar dan pemilik bisnis harus siap untuk menghadapi serangan konsumen bila sedikit saja cacat, “karena media sosial sudah menjadi ruang publik tanpa batas,” katanya. Lalu apa strategi umumnya yang biasa dijalankan oleh pemilik merek dalam menciptakan awareness mereknya?
“Biasanya dengan Above-the-Line, atau melalui acara/event yang menciptakan crowd, tapi kalau hanya sesaat rame juga percuma. Ada yang menggandeng selebriti dan menggunakan merek selebriti, juga tidak menjamin, apalagi bila selebritinya banyak terkait hal-hal yang menurunkan nilai jual atau kasus yang negative,” kata Jahja.
“Belum lama ini saya mendukung Rossa secara tak sengaja dalam launching parfumnya, dan presentasi Rossa selaku penyanyi yang ternyata cerdas dan berusaha menjelaskan dalam ‘bahasa bisnis’. Alhasil parfum berlabel Rossa ini diorder hingga satu kontainer dalam waktu 30 menit.
Peminat terhadap parfum pemilik merek karaoke Diva ini membanjir. Awareness terhadap personal brand Rossa sudah cukup kuat dan positif, makan lebih mudah ketika diaplikasikan ke dalam bisnis,” tuturnya.
