Tampilkan di aplikasi

Buku Garudhawaca hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Maharani Shima

Jejak Tanah Leluhur

1 Pembaca
Rp 98.000 54%
Rp 45.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 135.000 13%
Rp 39.000 /orang
Rp 117.000

5 Pembaca
Rp 225.000 20%
Rp 36.000 /orang
Rp 180.000

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Buku ini mengisahkan masa ketika si Putri Kalingga, telah diangkat menjadi permaisuri. Shima berperan aktif membantu raja mengurus kerajaan. Pada akhirnya ia diserahi tahta kekuasaan sebagai ratu untuk menggantikan kedudukan Raja Kartikeyansingha yang memutuskan untuk menjadi petapa. Saat berkuasa, Shima tidak menyia-nyiakan kesempatan, kekuasaannya digunakan untuk mempertahankan kedudukan, menata kehidupan yang lebih baik; dan yang ketiga, digunakan untuk melampiaskan dendam lamanya.

Dua hal utama yang dilakukannya adalah membangun kekuatan dan membuat keteraturan. Baginya kehidupan yang lebih baik hanya bisa diciptakan dalam keadaan teratur dan keteraturan hanya dapat dibangun oleh aturan maka hukum harus ditegakkan dengan tegas, tanpa pandang bulu. Maharani Shima diberi berbagai julukan, Dewi Keadilan, Dewi Pelindung Padukuhan, Dewi Sumbi dan Ratu Perdamaian.

Ia seorang Maharani yang berkuasa lama, kedudukannya kuat, dikagumi, disegani, ditakuti, sekaligus dibenci dan dikutuk. Ia memperhatikan semua hal dari hal-hal kecil hingga hal-hal besar, ia mengagumi lukisan, ia melayani tantangan bertarung, ia menghancurkan raja lalim, ia menundukan raja-raja dengan cara damai, ia pun ikut merancang pembuatan kuil Buddha terbesar di dunia.

Maharani Shima adalah buku ketiga dari seri “Jejak Tanah Leluhur” yang merupakan kelanjutan dari buku 1 (Janabadra) dan buku 2 (Putri Kalingga).

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Wibowo Wibidharma

Penerbit: Garudhawaca
ISBN: 9786234220803
Terbit: September 2023 , 285 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Buku ini mengisahkan masa ketika si Putri Kalingga, telah diangkat menjadi permaisuri. Shima berperan aktif membantu raja mengurus kerajaan. Pada akhirnya ia diserahi tahta kekuasaan sebagai ratu untuk menggantikan kedudukan Raja Kartikeyansingha yang memutuskan untuk menjadi petapa. Saat berkuasa, Shima tidak menyia-nyiakan kesempatan, kekuasaannya digunakan untuk mempertahankan kedudukan, menata kehidupan yang lebih baik; dan yang ketiga, digunakan untuk melampiaskan dendam lamanya.

Dua hal utama yang dilakukannya adalah membangun kekuatan dan membuat keteraturan. Baginya kehidupan yang lebih baik hanya bisa diciptakan dalam keadaan teratur dan keteraturan hanya dapat dibangun oleh aturan maka hukum harus ditegakkan dengan tegas, tanpa pandang bulu. Maharani Shima diberi berbagai julukan, Dewi Keadilan, Dewi Pelindung Padukuhan, Dewi Sumbi dan Ratu Perdamaian.

Ia seorang Maharani yang berkuasa lama, kedudukannya kuat, dikagumi, disegani, ditakuti, sekaligus dibenci dan dikutuk. Ia memperhatikan semua hal dari hal-hal kecil hingga hal-hal besar, ia mengagumi lukisan, ia melayani tantangan bertarung, ia menghancurkan raja lalim, ia menundukan raja-raja dengan cara damai, ia pun ikut merancang pembuatan kuil Buddha terbesar di dunia.

Maharani Shima adalah buku ketiga dari seri “Jejak Tanah Leluhur” yang merupakan kelanjutan dari buku 1 (Janabadra) dan buku 2 (Putri Kalingga).

Pendahuluan / Prolog

Pembuka
Sebagai permaisuri, Shima berperan aktif membantu raja mengurus kerajaan. Pada akhirnya ia diserahi tahta kekuasaan sebagai ratu untuk menggantikan kedudukan Raja Kartikeyansingha yang memutuskan untuk menjadi petapa. Saat berkuasa, Shima tidak menyia-nyiakan kesempatan, kekuasaannya digunakan untuk mempertahankan kedudukan, menata kehidupan yang lebih baik; dan yang ketiga, digunakan untuk melampiaskan dendam lamanya.

Dua hal utama yang dilakukannya adalah membangun kekuatan dan membuat keteraturan. Baginya kehidupan yang lebih baik hanya bisa diciptakan dalam keadaan teratur dan keteraturan hanya dapat dibangun oleh aturan maka hukum harus ditegakkan dengan tegas, tanpa pandang bulu. Maharani Shima diberi berbagai julukan, Dewi Keadilan, Dewi Pelindung Padukuhan, Dewi Sumbi dan Ratu Perdamaian.

Ia seorang Maharani yang berkuasa lama, kedudukannya kuat, dikagumi, disegani, ditakuti, sekaligus dibenci dan dikutuk. Ia memperhatikan semua hal dari hal-hal kecil hingga hal-hal besar, ia mengagumi lukisan, ia melayani tantangan bertarung, ia menghancurkan raja lalim, ia menundukan raja-raja dengan cara damai, ia pun ikut merancang pembuatan kuil Buddha terbesar di dunia.


Penulis

Wibowo Wibidharma - Wibowo Wibidharma Lahir di Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia, 29 Januari 1962. Mengenyam pendidikan sarjana di Fakultas Hukum Universitas Parahyangan dan Magister Management (S2) - STMB/STT Telkom Bandung. Berminat pada Sejarah, Filsafat, Psikologi, Astronomi. Saat ini bekerja sebagai Leadership Consultant & Philosopical Terapist.

Daftar Isi

Verso
Daftar Isi
I. Gagrag Budaya Kerajaan
     Pakeliran
     Perang Kembang
     Naskah Denawa
     Titik Awal Peradaban Kerajaan
     Serat Kama
     Gagrag Sandang
     Gagrag Hukum
     Tata Pemerintahan Ratu Shima
II. Utang Pati Saur Pati
III. Wilayah Bhumi Shambara
     Prabu Bhurmantaka
     Naskah Gupa Gupi
IV. Rancangan Dua Candika
     Rakeyan Pradibadha dan Parwati
     Shivaloka
     Shambara Buddhara
     Lurah Badranaya
V. Dewi Keadilan
     Kepergian Orang-Orang Terkasih
     Hukuman Bagi Pradibadha
     Perjodohan Parwati