Dia harus siap siaga, kalau tiba-tiba sistem mengalami masalah. Harus bisa juga, memberikan usulan terkait teknologi yang tepat, apabila perusahaan ingin melakukan perkembangan program. Selain itu, dia juga kudu tanggap mencarikan solusi, apabila muncul kendala serius dalam persoalan teknologi perusahaan. Pokoknya, semua hal yang berbau teknologi dan sistem, adalah dia yang harus tanggung jawab. Siapakah dia? Yes, he’s a Chief Technology Officer alias CTO. Jajaran level atas perusahaan, yang nggak beda jauh sama CEO (Chief Executive Officer), cuma lebih spesifik aja kerjaannya.
“CTO itu kalau di Qlue, posisinya di bawah CEO. Fungsinya memastikan layanan berjalan dengan baik. Karena saya bekerja di perusahaan teknologi berbasis IT, maka saya harus memastikan bahwa program, aplikasi tersebut nggak ada masalah.” buka Andre Hutagalung, pemegang posisi CTO di perusahaan aplikasi Qlue saat HAI wawancara Selasa (7/6) lalu. Bukan cuma mengontrol sistem atau teknologi yang digunakan, seorang CTO juga ternyata harus cakap dalam mengikuti tren bisnis. Misalnya nih, sebuah perusahaan sedang ingin mengembangkan moda bisnisnya, sehingga harus menambah fitur baru ini dan itu pada sistem. Maka, seorang CTO beserta timnya akan dituntut untuk bisa memberi informasi tentang teknologi apa yang tepat untuk digunakan, demi pengembangan bisnis yang bersangkutan.
“Iya, misalnya Qlue maunya begini, nah CTO itu harus bisa provide teknologi yang sesuai. Nah contoh lagi, Qlue ini kan aplikasi untuk pengaduan masyarakat. Ya jadi, kita juga harus atur teknisnya. Nanti pengaduan itu, lewat media sosial itu, notifikasinya akan masuk ke kawasan yang mana, lurah yang mana, jadi ada teknologi berbasis geografis, sehingga bisa diarahkan ke pihak yang tepat.” cerita pria berusia 35 tahun ini. Ada ‘Chief’ di CTO Namanya chief atau kepala, tentunya mengemban tanggung jawab yang cukup besar. Sama, kayak level tantangan yang harus dihadapi.
