Tampilkan di aplikasi

Informal leader di sekolah, awalnya mengancam, lama-lama jadi

Majalah Hai - Edisi 33/2016
16 Agustus 2016

Majalah Hai - Edisi 33/2016

Sosok Dilan nggak cuma ada di novel bikinan Pidi Baiq saja. Tiap sekolah, atau bahkan tiap angkatan di sekolah, pasti senggaknya punya satu murid cowok yang walaupun agak nakal, tapi secara natural dia berani bersuara dan menyebarkan pengaruh ke teman-temannya.

Hai
Sosok Dilan nggak cuma ada di novel bikinan Pidi Baiq saja. Tiap sekolah, atau bahkan tiap angkatan di sekolah, pasti senggaknya punya satu murid cowok yang walaupun agak nakal, tapi secara natural dia berani bersuara dan menyebarkan pengaruh ke teman-temannya. Mirip kayak Dilan. Dia bukan ketua OSIS, tapi apa yang dikatakan selalu dicamkan. Dia nggak pinter-pinter amat di urusan pelajaran, tapi nggak pernah keabisan akal untuk bikin rame tongkrongan. Dia punya jiwa rebel, tapi selalu punya caranya tersendiri untuk bikin tementemenya selalu respek. Begitu ngomongin Dilan, teman-teman di SMAN 91 Jakarta pasti teringat seorang siswa di kelas XII. Jaru namanya. Di angkatannya sekarang, nama Jaru pertama mencuat karena ia dipaksa tinggal kelas oleh sekolah karena alasan yang sampai sekarang Jaru sendiri nggak bisa terima. Jaru juga nggak diizinkan untuk pindah bersyarat oleh pihak sekolah.

Nggak heran kalau Jaru disegani. Tapi bukannya jumawa, Jaru malah jadi membumi. Berada di satu angkatan dengan mereka yang tadinya adik kelas, Jaru menolak dianggap senior. Namun, karena dia udah punya idealisme yang cukup kuat dan jiwa leadership, secara alami Jaru jadi memberi pengaruh. Di pertemanan, Jaru dianggap sebagai pentolan sekolah. Jaru adalah “kepala” dari sebuah organisasi informal bernama Arpeninos yang diwariskan turun-temurun sejak tahun 2008 silam. “Gue ikutan Arpeninos dari kelas satu. Arpeninos itu kepanjangan sebenarnya adalah Anak Rusuh Penghuni Ninety One School.

Tapi, di depan guru, kami bilangnya Anak Rajin Penghuni Ninety One School, hehe.” ujar cowok yang doyan banget main futsal ini. Arpeninos sendiri terbentuk karena, dulu, di SMAN 91 terkenal banget akan senioritas. Sejak adanya Arpeninos pada tahun 2008 silam, senioritas benar-benar hilang. Jaru nggak beda kayak Breegas Bramantio, cowok kelas XII SMA Al Hikmah Surabaya yang mengajukan diri jadi ketua angkatan walaupun sebelumnya belum pernah ada tradisi pengangkatan ketua.
Majalah Hai di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI