Tampilkan di aplikasi

Ziarah ke Baitul Maqdis terjajah

Majalah Hidayatullah - Edisi 07/XXXII
2 November 2020

Majalah Hidayatullah - Edisi 07/XXXII

Masjidil Aqsha

Hidayatullah
Peristiwa Isra’ Mi’raj menjadi dukungan besar bagi Nabi Muhammad SAW serta kaum Muslimin yang ketika itu tertindas di Makkah. Lahirlah arah dan agenda baru yang diikuti dengan rencana strategis selanjutnya. Perjalanan malam itu membawa elemen-elemen baru yang penting bagi perencanaan masa depan. Nabi mengaitkan Isra’ Mi’raj dengan pembebasan Baitul Maqdis serta mengubah sudut pandang teoritis itu menjadi kenyataan.

Sejak awal, telah muncul keinginan kuat dalam diri Nabi untuk membebaskan Baitul Maqdis. Namun ketika itu memang beliau tengah disibukkan oleh hal-hal urgen lain demi menegakkan dan menyebarkan risalah, seperti hijrah ke Madinah. Meski demikian, rencana strategis terus dipersiapkan dari waktu ke waktu.

Kabar Gembira Rasulullah mengawalinya dengan menyampaikan berita gembira tentang Baitul Maqdis merdeka. Nabi pun memberitahu Syaddad bin Aus, yang wafat dan dimakamkan di Baitul Maqdis pada 58 H, “Negeri Syam akan dibebaskan, dan Baitul Maqdis akan dibebaskan. Kau dan anakmu akan menjadi imam di sana, insya’Allah.”

Selama berkecamuk Perang Tabuk (9 H), Nabi terus menyampaikan pesan yang sama kepada para Sahabat. Misalnya kepada ‘Awf bin Malik, “Hitunglah enam hal, ‘Awf, antara sekarang hingga hari kiamat. Yang pertama adalah kematianku … dan yang kedua adalah pembebasan Baitul Maqdis.” (Riwayat Bukhari).
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI