Tampilkan di aplikasi

Tak pernah lelah dampingi, kaum LGBT ingin sembuh

Majalah Hidayatullah - Edisi 11/XXXII
2 Maret 2021

Majalah Hidayatullah - Edisi 11/XXXII

Kak Sinyo Egie Mengisi Seminar

Hidayatullah
Akhir Desember 2020 lalu, publik di kejutkan dengan ka sus hubungan sesama jenis yang di lakukan oleh pasien Covid-19 dengan seorang Tenaga Kese hatan (Nakes) di Gedung Wisma Atlit, Jakarta.

Pendiri Yayasan Peduli Sahabat (PS) Agung Sugiarto mengatakan, perilaku menyimpang seperti itu (homoseksual) memang ada di semua lini kehidupan. Hanya dia heran, demi bisa melakukan hubungan badan dengan pasien, Nakes itu rela melepaskan Alat Pelindung Diri (APD) yang dipakai nya.

“Artinya jika sudah nafsu seperti itu betul-betul dapat menghilangkan akal nurani. As­tagh­fi­rullah…,” ungkap Kak Sinyo sapaan akrabnya. Polisi akhirnya menetapkan JN sebagai tersangka karena menyebarkan screenshot chatting terkait hubungan badan sesama jenis yang ia lakukan. Nah, yang menarik motifnya ingin mencari eksistensi.

Itulah salah satu dampak buruk nya media sosial. Seperti dahulu ada orang bunuh diri, direkam, lalu diposting di Facebook. Orang-orang seperti itu butuh eksistensi. “Kita tahu anak-anak muda, generasi Z, akan mu dah men duplikasi. Meniru apa yang dia lihat,” kata Kak Sinyo.

Keduanya bisa bertemu karena adanya sebuah aplikasi (penyuka sesama jenis), di mana dari jarak radius 500 meter, bisa terdeteksi para pengguna aplikasi itu yang online. Artinya pintu masuk untuk melakukan perilaku menyimpang; lesbian, gay, biseksual, transgender (LGBT); begitu mu dah dengan adanya aplikasi seperti itu?
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI