Jauh sebelum kita berbicara tentang bagaimana mendidik anak, seharusnya yang pertama kali dibangun dalam diri kita adalah sikap dasar sebagai orangtua. Bukan tidak penting cara kita mendidik anak, tetapi jika sikap dasar yang harus ada pada orangtua justru asing bagi kita, maka akan mudah tergoda pada apa yang tampak mudah, sehingga lupa pada yang penting.
Tak adanya sikap dasar yang kuat dapat menggelincirkan orangtua sehingga abai pada yang pokok karena silau pada apa yang bersifat pelengkap.
Sesungguhnya istri, harta, maupun anak merupakan nikmat muqayyadah. Apa itu nikmat muqayyadah? Segala nikmat yang dapat membawa kebaikan, tetapi pada saat yang sama dapat menggelincirkan pada keburukan. Ia dapat membawa pada kemuliaan dan kebahagiaan, tapi bisa juga sebaliknya, membawa manusia kepada kerusakan, kesengsaraan, dan penderitaan di akhirat.
Maka setiap nikmat muqayyadah itu secara pasti merupakan ujian, sehingga kita harus berhati-hati terhadapnya. Siapa yang lulus dalam menjalani ujian itu, maka dia akan memperoleh kemuliaan serta kebahagiaan akhirat. Allah akan memberi ganjaran yang besar kepadanya. Dan sempurnalah kebahagiaan itu jika istri serta anak menjadi penyejuk mata (qurrata a’yun) di dunia dan terutama akhirat.
Lalu, apakah ada nikmat yang secara pasti membawa kita kepada kebaikan? Ada. Inilah nikmat muthlaqah, yakni nikmat yang berhubungan dengan kebaikan abadi, dalam hal ini al-Islam. Kita semua dilahirkan dalam keadaan di atas al-Islam, maka tugas kita menjaga anak-anak tetap lurus di atas al-Islam. Begitu pula dengan istri maupun diri kita sendiri.
Baca lengkap dalam Majalah Hidayatullah edisi Januari 2022
