Tampilkan di aplikasi

Buka 400 gerai kebab dari Aceh hingga Papua

Majalah Hidayatullah - Edisi 11/XXXIV
1 Maret 2023

Majalah Hidayatullah - Edisi 11/XXXIV

Muhammad Mustafa / Foto : FOTO : Redaksi Suara Hidayatullah

Hidayatullah
Dari berjualan di emperan Monas, kini punya 400 gerai kebab yang tersebar di 55 kota. Apa kunci suksesnya?

Saat menapakkan kaki di Jakarta pada 14 tahun silam, Muhammad Mustafa tak pernah berpikir akan menjadi juragan kebab. Kala itu ia justru ingin mengimpor kertas dari Indonesia ke negara asalnya, Turki.

Suatu hari, ada yang meminta pria kelahiran Izmir, Turki ini mencarikan kertas di China. Ia mendapati kertas-kertas di sana justru didatangkan dari Indonesia. Dari situ, ia tergerak untuk terbang ke Jakarta. Tetapi apa daya, para produsen kertas di Indonesia ternyata sudah memiliki kontrak dengan importir Turki.

Rencana mengimpor kertas ke Turki pun gagal. “Saya nggak punya uang untuk pulang ke Turki,” kata Mustafa (36 tahun), sapaan akrabnya.

Syukurlah, Mustafa sempat membeli 5.000 pasang antinganting mutiara dari China. Dalam satu tahun, antinganting itu baru habis ia jual ke toko perhiasan dengan harga 4.000-5.000 rupiah per pasang.

“Itu mutiara air tawar, harganya murah. Jadi hasilnya cukup untuk makan,” ujarnya.
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

INTERAKTIF
Selengkapnya
DARI EDISI INI